Curahan Hati Seorang Karyawan ~ Selamat Hari Buruh sedunia
Hari Buruh Nasional - Sedunia yang jatuh pada tanggal 01 Mei,
mengisahkan pada kita bagaimana perjuangan para buruh menuntut haknya sebagai
pekerja. Demonstrasi di gelar dimana-mana setiap hari itu diperingati untuk memperjuangkan nasib sebagai
buruh. Alasan ini cukup mendasar mengingat nasib para buruh sangat bergantung
dari upah yang diterima sebagai pekerja dari perusahaan dimana ia bergantung. Sebagai pekerja, gaji yang diperoleh tidak selalu memuaskan. Bisa saja tidak sebanding
dengan harga-harga pokok yang terus merangkak naik.
Saya akan ganti kata buruh, dan saya gunakan kata karyawan. Bahasa "buruh" lebih kasar bagi saya dibanding karyawan walau pun kata buruh umum di gunakan. Hari buruh sedunia, tidak ada hari karyawan sedunia. Tetapi penggunaan kata karyawan lebih halus dari kata buruh.
Saya seorang karyawan saat menulis artikel ini, jadi saya turut merasakan apa yang dirasakan teman seperjuangan sebagai karyawan. Saya banyak menemukan, karyawan yang menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Tiap kali ditanya, apa motivasi mereka memakai uang perusahaan? Rata-rata jawaban hampir sama, butuh uang. Untuk apa? ada untuk biaya berobat, bantu orang tua, bayar uang sekolah. Salah enggak sih ambil uang perusahaan? iya tentu salah, itu pencurian dan melanggar hukum. Bagi yang melanggar hukum ya harus dihukum.
Kalau gaji mereka cukup untuk buat mereka sejahtera, mungkinkah masih melakukan itu? kalau itu tergantung orangnya. sebab banyak orang yang diatas sejahtera masih melakukan itu. Sebagian orang lagi, bila sudah sejahtera dengan upah sebagai karyawan, tidak perlu juga melakukan itu.
Saya seorang karyawan saat menulis artikel ini, jadi saya turut merasakan apa yang dirasakan teman seperjuangan sebagai karyawan. Saya banyak menemukan, karyawan yang menggunakan uang perusahaan untuk kepentingan pribadi. Tiap kali ditanya, apa motivasi mereka memakai uang perusahaan? Rata-rata jawaban hampir sama, butuh uang. Untuk apa? ada untuk biaya berobat, bantu orang tua, bayar uang sekolah. Salah enggak sih ambil uang perusahaan? iya tentu salah, itu pencurian dan melanggar hukum. Bagi yang melanggar hukum ya harus dihukum.
Kalau gaji mereka cukup untuk buat mereka sejahtera, mungkinkah masih melakukan itu? kalau itu tergantung orangnya. sebab banyak orang yang diatas sejahtera masih melakukan itu. Sebagian orang lagi, bila sudah sejahtera dengan upah sebagai karyawan, tidak perlu juga melakukan itu.
Terkadang miris melihat
kondisi para buruh di negeri, begitu banyak yang tidak bisa hidup layak dan sejahtera.
Setiap tahun kejadian ini terus berulang yang menunjukkan pada dunia bahwa
tidak adanya kepastiaan dan kepuasan yang jelas tentang pengupahan yang bisa
mensejahterakan para buruh. Belum lagi dengan diterapkannya sistem Outsourching
menambah daftar sulitnya hidup para buruh. Dan siapakah yang perduli? Ratusan ribu
orang turun kejalan menyuarakan Hak-hak mereka, tapi siapakah yang mendengarkan
suara mereka? Apakah pendengaran para penguasa tumpul ketika para buruh berteriak
minta keadilan?
Kesenjangan sosial semakin meningkat. Yang kaya semakin kaya
yang miskin semakin miskin dan tertindas. Para pengusaha selalu mencari-cari
celah bagaimana supaya upah yang di berikan kepada buruh sekecil mungkin. Gejolak
inilah yang selalu di rasakan para buruh setiap tahunnya dan moment hari
Buruh ini dimanfaatkan untuk menuntut
hak-hak yang terbelenggu. Kertidakadilan terjadi dimana-mana.
Apabila di kaitkan dengan pola yang dibangun pemerintah untuk mengentaskan
kemiskinan terhadap pengupahan buruh yang terjadi saat ini, buruh tidak akan
sejahtera jika pemerintah tidak berperan untuk memajukan kesejahteraan
rakyatnya melalu pengupahan. Pemerintah dan pengusaha harus bersinergi bukan hanya berperan menyediakan lapangan
pekerjaan, tetapi juga penetapan upah yang bisa mensejahterakan para buruh.
Karena jika tugas pokok pemerintah menyediakan lapangan pekerjaan tidak
dibarengi dengan pengaturan upah yang standard, maka pengentasan kemiskinan tidaklah berjalan efektif.
Jika disuatu daerah upah yang di tetapkan sekitar 2 juta – 3
juta perbulan dengan tanggungan 2-3 anak, dengan gaji segitu apakah mungkin
bisa hidup sejahtera? Bisa bayangkan jika anda tepat berada di posisi itu, mampukah para pengusaha hidup dengan gaji segitu. Itulah sekilas gambaran yang nyata di negeri ini. Jadi untuk menjamin kesejahteaan rakyat,
antara lapangan pekerjaan dengan penetapan pengupahan harus berjalan
seimbang.
Suatu kali kami melakukan kunjungan kerja kesuatu propinsi di Indonesia bersama bigboss. CEO sebuah perusahaan besar. Saat itu kami diajak makan malam disebuah tempat makan, bukan restoran mewah. Setelah memesan makan, kami makan semeja, makan besarlah. Selesai makan, tiba mau bayar. Tau harganya sekali makan 700 Ribu untuk 5 orang. Saya tahu itu bukan harga yang mahal bagi seorang pengusaha. Bagi mereka makan dengan harga segitu sudah biasa.
Istri pengusaha tadi bilang, 700 ribu, murah ya?
Saya bisikin keteman saya, harga segitu murah katanya. Itu gaji kita seminggu lebih, Bayangin vroooh, nunggunya seminggu lebih! Bos buangnya cuma sekali makan doang, dan bilangnya murah lagi. Bagi buruh yang lain mungkin itu untuk makan 2 Minggu.
Masalah kenaikan gaji seringkali penerapannya tidak sesuai
seperti yang sudah di tetapkan pemerintah, UMP/UMR yang di tetapkan pemerintah disetiap daerah berbeda-beda, tetapi kenaikan yang di
targetkan hampir setiap daerah sama yaitu diangka 8 %. Tetapi tidak semua pengusaha yang memberikan kenaikan 8%
ini kepada buruhnya yang notabene
merupakan hak dari buruh tersebut. Pengusaha/perusahaan tidak sedikit yang mengangkangi
buruh dalam hal pengupahan, padahal buruh adalah tonggak kemajuan sebuah
perusahaan. Tanpa buruh, bagaimana perusahaan dapat menyelesaikan pekerjaannya
tepat waktu?
72 tahun silam tepatnya 17 agustus 1945 bangsa Indonesia
telah merdeka dari tangan penjajah. Perjuangan keras membuktikan kemerdekaan
dicapai oleh para pejuang bangsa ini. Akan tetapi apakah di era ini rakyat Indonesia
sudah benar-benar merdeka? Kemerdekaan hanya dinikmati para konglomerat dan
para cukong-cukong sedangkan para buruh dan orang yang berada dalam garis kemiskinan
masih dibelengggu dan di jajah di negeri sendiri. Hanya orang-orang dari
kalangan tertentu yang sampai di garis itu, sedangkan yang lainnya masih dalam
pra sejahtera.
Jika kesejahteraan tercover keseluruh penjuru pelosok negeri ini, suara-suara lantang dijalanan yang menyuarakan
hak-hak konstituen yang dilindungi UU itu tidak perlu terjadi.
Tidak heran jika anak negeri ini keluar mencari suaka dan penghidupan di negeri
orang berharap hidup lebih baik dan
sejahtera dengan mengabaikan keselamatan hidupnya. Memilih Berkarya di negeri orang karena di
bayar lebih mahal, tidak peduli meski cara itu ditempuh dengan cara legal
maupun cara Ilegal. Suara rakyat adalah suara yang mewakili suara bangsa ini. Suara
samar-samar maupun suara yang bergemuruh jika di tanggapi serius oleh pemerintah dan para cukong maka suara-suara itu tidak
tidak perlu turun ke jalan-jalan.
Selamat Hari Buruh Sedunia
Post a Comment for "Curahan Hati Seorang Karyawan ~ Selamat Hari Buruh sedunia"