Kata - kata Ibu yang Menguatkan Ketika Dalam Kesusahan
Hubungan anak dan ibu selain diikat dengan hubungan darah juga diikat dengan hubungan emosi dan hubungan kasih. Hubungan ini sudah ada sejak pembuahan terjadi didalam rahim sang ibu. Kita yang awalnya adalah segumpal darah yang terus mengalami bertumbuhan dan berkembang didalam rahim ibu hingga menjadi manusia yang utuh dan sempurna hingga sekarang ini. Kita mendapatkan asupan yang sehat, gizi yang baik, bernafas dari nafas yang sama yaitu nafas dari ibu hanya satu tujuan supaya kita bisa hidup dan mendapat pertumbuhan yang baik.
Setelah lahir kita masih makan dan minum dari tubuhnya sampai kita layak di sapih, kita tidak lagi makan dari tubuhnya. Setelah kita lepas susu, saat itu kita dikenalkan pada dunia kita, mulai dikenalkan kemadirian bahwasanya kita tidak lagi bergantung pada tubuhnya yang tidak sempurna itu. Karena seiring waktu kita akan menjadi manusia dewasa yang tidak selalu bergantung pada orang tua. Mulailah dilatih berbicara, berkata kata, kata katanya dari yang sangat sederhana, papa.. mama... tetapi begitu kata itu terucap dari mulut bayi, alangkah bahagianya seorang ibu. Kita mulai dikenalkan lingkungan, sosial kita dan dimulai dari orang terdekat.
Ketika anak terus bertumbuh sang ibu tidak berhenti melakukan tanggungjawabnya sebagai seorang ibu, Ia akan mengajarkan bahasa kasih kepada anaknya baik melalui tindakan dan perkataan, Ibu ajarkan nilai nilai hidup, hukum hukum, hubungan, komunikasi yang baik, kebenaran, dan memberikan banyak solusi dan kemudahan. Ibu lebih dari seorang profesor, insinyur, dan ahli ahli lainnya. Seorang ibu lebih pandai dan lebih pintar dari itu semua, sekalipun ibu tidak memiliki gelar profesor, insinyur dan ahli ahli tersebut.
Ibu memerankan tugasnya dengan baik tanpa menunggu perintah dari siapapun, ia hanya diperintah oleh kasih sayangnya yang tulus murni yang ada dalam dirinya. Kasih sayang itu yang menjadi fondasi melakukan segala sesuatu sehingga dalam segala hal tidak pernah mengharapkan imbalan.
Sementara kita terus bertumbuh dalam kasih sayangnya, tak jarang kita menyakiti hatinya, memberontak, suka memaksakan kehendak kita, bahkan membuatnya menangis Dilain waktu ketika kita butuh pelukan, ia dengan terbuka ada untuk memeluk, kita butuh sesuatu, ia berusaha memenuhi meskipun itu hanya sebuah keinginan bagi kita.
Bagaimana setelah kita dewasa dan berumah tangga, apakah berubah kasih sayang ibu pada kita?
Ibu tidak pernah melupakan anak yang dikandung dan dilahirkan sampai maut menjemput mereka. Ibu tidak bisa menyangkal dan mengingkari kasih sayang mereka pada anak yang dilahirkannya, bagaimana mungkin ia melupakan darah dagingnya? Ditempat tersembunyi satu persatu nama nama anaknya disebut lalu diserahkan pada Tuhan untuk diberkati.
Terkadang anak dengan kesibukan dan gaya hidupnya membuat seolah orang tua melupakan anak, tetapi anak tidak menyadari apakah anak mengingat orang tua mereka ketika hidup mereka senang, bahagia, ketika mereka diberkati dengan banyak kekayaan dan kehormatan? Apakah sebagai seorang anak melibatkan orang tua saat melaksanakan suatu perayaan?
Seorang Ibu seringkali menelan pil pahit ditengah keberhasilan dan kesuksesan anak anaknya. Mereka seolah terabaikan tatkala orang asing dijadikan tersohor diantara keluarganya.
Tetapi bagi kita ibu bagaikan seorang malaikat Tuhan yang dikirim bagi kita. Kasihnya tidak berakhir sampai kita lulus sekolah dan sampai menikah. Mereka tidak pernah berpikir kasih sayangnya berhenti sebatas kita menikah. Ia adalah tetap ibu yang sama bagi kita ketika masih kanak- kanak, dewasa sampai tua.
Kemurnian hati ibu yang paling bisa kita rasakan adalah saat kita ada diambang kebimbangan. Barangkali kita akan menempatkan nasihat ibu diurutan nomor sekian, kita mulai mencoba mencari pendapat orang terdekat yang " kita anggap" lebih bisa menjawab kebutuhan kita untuk suatu solusi dari masalah yang menimpa kita. Tidak ada yang salah apabila kita memintai pendapat kepada orang lain. Kita berpikir positif thinking saja, mungkin alasannya tidak mau merepotkan dan menyusahkan orang tua (ibu) masih masuk akal. Tetapi hal buruk apabila kita "menganggap" ibu kita tidak mengerti akan masalah yang kita hadapi karena orang tua bukanlah seorang ahli, atau pendidikan orang tua tidaklah lebih tinggi dari anak.
Seorang ibu mungkin tidak sepintar kita anak- anaknya, tetapi tidak ada yang melampui kebijaksanaan seorang ibu. Ibu akan berbicara kepada kita, menasihati, menghibur, menguatkan kita tidak memposisikan diri sebagai seorang ibu yang pintar, melainkan sebagai ibu yang bijaksana yang penuh kasih sayang dan kelembutan.
Sekalipun orang tua tidak memiliki pengalaman terhadap masalah yang anak alami jangan pernah meremehkan nasehat dan masukan orang tua (ibu) karena terbukti perkataan seorang ibu mampu meredam ketakutan dan kegelisahan anak.
Ketika saya dirawat dirumah sakit, yang pada waktu itu, kondisi kesehatan bayi dalam kandungan saya mengalami masalah membuat saya tertekan dan depresi. Sepanjang saya dirawat saya begitu galau, sepertinya saya terjebak dalam lobang yang gelap dan tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Saya mau menghubungi ibu saya, takut kalau ibu saya pusing mikirin saya jadi menimbulkan beban baginya, maklum ibu saya sudah lanjut usia. Saat itu saya mengurungkan niat saya untuk menghubunginya, tetapi ternyata tanpa sepengetahuan saya suami yang akhirnya yang hubungi.
Karena saat itu ibu saya tidak bicara sama saya karena kala itu suami beda lokasi dengan saya, maka malamnya ibu yang balik hubungi saya. Ibu tidak bicara panjang lebar, hanya seperlunya saja. Inti dari nasehat ibu adalah : Inang, Martangiang ho pasahat tu Tuhani, Molo ninna Tuhani dihoi, dihodoi. Nang pe digolom golom ho molo dang lao dihoi dang dihoi, unang sai pola dipikkiri ho da inang (Berdoalah, Kalau Tuhan kehendaki untukkmu, anak itu akan hidup, tetapi walaupun kau pertahankan kalau bukan untukmu ia akan diambil).
Unang tangis ho inang, hupangido tu Tuhani asa dilean rokkapmu, naso panagaman dilean do, onom taon ho asa margelleng, nungga dilean nangpe ittor dibuat, Nungga be nga ina -ina beho. Molo ina-ina ingkon tagamon do sude sitaonon dohot natilahaon. Mudar dopei, boha jolmai nga dibereng bohina alai dang boi di imana ido na humaccit, on sobinereng dope bohina, aek dope i. ( Jangan menangis nak, aku berdoa minta jodohmu, tiba-tiba Tuhan kasih, enam tahun menikah, lama dikasih meski lama tetapi sudah dikasih meskipun langsung diambil. sekarang kamu sudah jadi ibu, kalau sudah ibu harus siap menerima semua kemungkinan bahkan kehilangan anak. Ia masih berupa air belum terlihat wajahnya. Lebih sakit anak yang sudah lahir, sudah terlihat wajahnya tapi tidak bisa kita miliki.
Kata kata itu sangat sederhana, tetapi ketika seorang ibu mengucapkan kata kata itu kepada anaknya (saya), kata kata itu berubah menjadi sebuah kekuatan yang menghalau ketakutan dan kekhawatiran dan kesedihan saya. Itu karena ketika ibu mengucapkan, ia mengucapkan dengan penuh kasih sayang.
Ibu tidak pernah belajar merangkai kata-kata itu, ibu tidak seorang profesor atau insinyur atau ahli psikologi saat mengucapkan kalimat itu, ibu hanyalah ibu sederhana, yang penuh kasih sayang sehingga kata-katanya mengubah paradigma saya memandang sebuah masalah. Itu artinya kata kata ibu jauh lebih hebat dari banyak profesor, insinyur dan para ahli psikologi.
Dihari berikutnya ketika kami harus mengambil keputusan, kami memintai pendapat kepada keluarga terdekat yang kami tahu keluarga kami ini pernah mengalami hal yang sama namun kasusnya sedikit berbeda. Saran dan pendapat dari ipar saya ini sebenarnya sama dengan saran ibu saya, tetapi ada yang berbeda ketika ibu yang menyampaikannya, beginilah kalimat ibu saya: Iya, memang lebih baik dibuang pake obat dari pada dikuret, tetapi tergantung dokterlah, dokter sudah lebih tahu yang terbaik karena dokter sudah sekolah tinggi tinggi, mereka sudah belajar tentang itu. Buktinya disini (dikampung) ada yang dikuret, beberapa bulan langsung berisi (hamil).
Kata kata seorang ibu bukan hanya semamgat tetapi juga motivasi yang tinggi, membangun optimisme didalam diri anak. Kasih, iman dan pengharapan yang terbesar dari semua itu adalah kasih. Kasih melampaui segala akal dan ilmu pengetahuan.
Ibu memerankan tugasnya dengan baik tanpa menunggu perintah dari siapapun, ia hanya diperintah oleh kasih sayangnya yang tulus murni yang ada dalam dirinya. Kasih sayang itu yang menjadi fondasi melakukan segala sesuatu sehingga dalam segala hal tidak pernah mengharapkan imbalan.
Sementara kita terus bertumbuh dalam kasih sayangnya, tak jarang kita menyakiti hatinya, memberontak, suka memaksakan kehendak kita, bahkan membuatnya menangis Dilain waktu ketika kita butuh pelukan, ia dengan terbuka ada untuk memeluk, kita butuh sesuatu, ia berusaha memenuhi meskipun itu hanya sebuah keinginan bagi kita.
Bagaimana setelah kita dewasa dan berumah tangga, apakah berubah kasih sayang ibu pada kita?
Ibu tidak pernah melupakan anak yang dikandung dan dilahirkan sampai maut menjemput mereka. Ibu tidak bisa menyangkal dan mengingkari kasih sayang mereka pada anak yang dilahirkannya, bagaimana mungkin ia melupakan darah dagingnya? Ditempat tersembunyi satu persatu nama nama anaknya disebut lalu diserahkan pada Tuhan untuk diberkati.
Terkadang anak dengan kesibukan dan gaya hidupnya membuat seolah orang tua melupakan anak, tetapi anak tidak menyadari apakah anak mengingat orang tua mereka ketika hidup mereka senang, bahagia, ketika mereka diberkati dengan banyak kekayaan dan kehormatan? Apakah sebagai seorang anak melibatkan orang tua saat melaksanakan suatu perayaan?
Seorang Ibu seringkali menelan pil pahit ditengah keberhasilan dan kesuksesan anak anaknya. Mereka seolah terabaikan tatkala orang asing dijadikan tersohor diantara keluarganya.
Tetapi bagi kita ibu bagaikan seorang malaikat Tuhan yang dikirim bagi kita. Kasihnya tidak berakhir sampai kita lulus sekolah dan sampai menikah. Mereka tidak pernah berpikir kasih sayangnya berhenti sebatas kita menikah. Ia adalah tetap ibu yang sama bagi kita ketika masih kanak- kanak, dewasa sampai tua.
Kemurnian hati ibu yang paling bisa kita rasakan adalah saat kita ada diambang kebimbangan. Barangkali kita akan menempatkan nasihat ibu diurutan nomor sekian, kita mulai mencoba mencari pendapat orang terdekat yang " kita anggap" lebih bisa menjawab kebutuhan kita untuk suatu solusi dari masalah yang menimpa kita. Tidak ada yang salah apabila kita memintai pendapat kepada orang lain. Kita berpikir positif thinking saja, mungkin alasannya tidak mau merepotkan dan menyusahkan orang tua (ibu) masih masuk akal. Tetapi hal buruk apabila kita "menganggap" ibu kita tidak mengerti akan masalah yang kita hadapi karena orang tua bukanlah seorang ahli, atau pendidikan orang tua tidaklah lebih tinggi dari anak.
Seorang ibu mungkin tidak sepintar kita anak- anaknya, tetapi tidak ada yang melampui kebijaksanaan seorang ibu. Ibu akan berbicara kepada kita, menasihati, menghibur, menguatkan kita tidak memposisikan diri sebagai seorang ibu yang pintar, melainkan sebagai ibu yang bijaksana yang penuh kasih sayang dan kelembutan.
Sekalipun orang tua tidak memiliki pengalaman terhadap masalah yang anak alami jangan pernah meremehkan nasehat dan masukan orang tua (ibu) karena terbukti perkataan seorang ibu mampu meredam ketakutan dan kegelisahan anak.
Ketika saya dirawat dirumah sakit, yang pada waktu itu, kondisi kesehatan bayi dalam kandungan saya mengalami masalah membuat saya tertekan dan depresi. Sepanjang saya dirawat saya begitu galau, sepertinya saya terjebak dalam lobang yang gelap dan tidak tahu apa yang harus kuperbuat. Saya mau menghubungi ibu saya, takut kalau ibu saya pusing mikirin saya jadi menimbulkan beban baginya, maklum ibu saya sudah lanjut usia. Saat itu saya mengurungkan niat saya untuk menghubunginya, tetapi ternyata tanpa sepengetahuan saya suami yang akhirnya yang hubungi.
Karena saat itu ibu saya tidak bicara sama saya karena kala itu suami beda lokasi dengan saya, maka malamnya ibu yang balik hubungi saya. Ibu tidak bicara panjang lebar, hanya seperlunya saja. Inti dari nasehat ibu adalah : Inang, Martangiang ho pasahat tu Tuhani, Molo ninna Tuhani dihoi, dihodoi. Nang pe digolom golom ho molo dang lao dihoi dang dihoi, unang sai pola dipikkiri ho da inang (Berdoalah, Kalau Tuhan kehendaki untukkmu, anak itu akan hidup, tetapi walaupun kau pertahankan kalau bukan untukmu ia akan diambil).
Unang tangis ho inang, hupangido tu Tuhani asa dilean rokkapmu, naso panagaman dilean do, onom taon ho asa margelleng, nungga dilean nangpe ittor dibuat, Nungga be nga ina -ina beho. Molo ina-ina ingkon tagamon do sude sitaonon dohot natilahaon. Mudar dopei, boha jolmai nga dibereng bohina alai dang boi di imana ido na humaccit, on sobinereng dope bohina, aek dope i. ( Jangan menangis nak, aku berdoa minta jodohmu, tiba-tiba Tuhan kasih, enam tahun menikah, lama dikasih meski lama tetapi sudah dikasih meskipun langsung diambil. sekarang kamu sudah jadi ibu, kalau sudah ibu harus siap menerima semua kemungkinan bahkan kehilangan anak. Ia masih berupa air belum terlihat wajahnya. Lebih sakit anak yang sudah lahir, sudah terlihat wajahnya tapi tidak bisa kita miliki.
Kata kata itu sangat sederhana, tetapi ketika seorang ibu mengucapkan kata kata itu kepada anaknya (saya), kata kata itu berubah menjadi sebuah kekuatan yang menghalau ketakutan dan kekhawatiran dan kesedihan saya. Itu karena ketika ibu mengucapkan, ia mengucapkan dengan penuh kasih sayang.
Ibu tidak pernah belajar merangkai kata-kata itu, ibu tidak seorang profesor atau insinyur atau ahli psikologi saat mengucapkan kalimat itu, ibu hanyalah ibu sederhana, yang penuh kasih sayang sehingga kata-katanya mengubah paradigma saya memandang sebuah masalah. Itu artinya kata kata ibu jauh lebih hebat dari banyak profesor, insinyur dan para ahli psikologi.
Dihari berikutnya ketika kami harus mengambil keputusan, kami memintai pendapat kepada keluarga terdekat yang kami tahu keluarga kami ini pernah mengalami hal yang sama namun kasusnya sedikit berbeda. Saran dan pendapat dari ipar saya ini sebenarnya sama dengan saran ibu saya, tetapi ada yang berbeda ketika ibu yang menyampaikannya, beginilah kalimat ibu saya: Iya, memang lebih baik dibuang pake obat dari pada dikuret, tetapi tergantung dokterlah, dokter sudah lebih tahu yang terbaik karena dokter sudah sekolah tinggi tinggi, mereka sudah belajar tentang itu. Buktinya disini (dikampung) ada yang dikuret, beberapa bulan langsung berisi (hamil).
Kata kata seorang ibu bukan hanya semamgat tetapi juga motivasi yang tinggi, membangun optimisme didalam diri anak. Kasih, iman dan pengharapan yang terbesar dari semua itu adalah kasih. Kasih melampaui segala akal dan ilmu pengetahuan.
Post a Comment for "Kata - kata Ibu yang Menguatkan Ketika Dalam Kesusahan"