Faktor Kegagalan Yang Membuat Hidup Kamu Ngenes, Saatnya Untuk Buru-buru Memperbaiki
Faktor Dan Pengaruh Terbesar Dari Kegagalan Hidup seseorang berakar dari diri sendiri. Itu kebanyakan dibanding yang berasal dari orang lain. Itu adalah fakta Dan Harus Buru-buru memperbaiki supaya jangan sampai ngenes...
Mengukur sebuah kegagalan bukan yang terlihat saat ketika seseorang tidak pernah menjadi orang yang kaya raya. Kekayaan materi hanya bagian luar walau bisa acuan mewakili bagian dalam. Kayak dodol, walau tidak dirasa, sudah didoktrin isinya manis 😊. Kekayaan ibarat hanya bungkusnya saja, walaupun rasanya tidak demikian adanya.
Orang yang tidak bergelimang harta akan berkata pada dirinya: aku adalah orang yang gagal. Karena orang memandang sukses sama dengan kaya materi. Itu doktrin manusia. Keberhasilan selalu di ukur dari banyaknya harta.
Kenapa tidak dikatakan gagal saat seseorang gagal membangun dirinya, pola pikirnya atau karakternya bahkan masa depannya? Itu karena doktrin dimasyarakat. Doktrin masyarakat menjerumuskan seseorang kepada pencapaian semu. Akhirnya lupa tujuan yang sesungguhnya.
Ada pengkategorian disini mengenai faktor yang memang gagal. Baik secara total ataupun sebagian. Jangan sampai kegagalan itu bersifat fatal akhirnya masuk dalam got. Kalau masih bisa diperbaiki ya silahkan diperbaiki. Jika sekiranya dikasih oleh Tuhan untuk mengulang memperbaiki kesalahan. Paling kalau skalanya kecil-kecil atau ecek-ecek anggap saja karena belum naik kelas.
Bisa diulang lagi ditahun berikutnya dengan berusaha sekeras mungkin. Namanya juga perjalanan hidup tidak ada yang mulus. Semua menemui kesulitannya masing-masing. Tetapi Kesulitan itu jangan diabaikan. Kualitas diri manusia diuji lewat masalah. Namun manusia yang berakal, berusaha menghadapi masalah tersebut untuk menemukan sesuatu yang berkualitas dalam dirinya.
Jika ingin mengetahui gambaran dari kegagalan yang sering dialami manusia, penyebabnya memang banyak dan sangat beragam. Namun ada kegagalan yang menimbulkan kehancuran dan juga nasib tragis. Oleh sebab itu perlu mengenali kegagalan dalam hal apa yang membuat manusia terpuruk sampai tidak bisa bangkit.
1. Tidak/ Kurang berdoa, melibatkan Tuhan dalam Perencanaan.
Credits: smilethrulife |
Fanatisme beragama tidak membuktikan bahwa seseorang ber-Tuhan
Suatu ketika dalam makan siang, terjadi sebuah perdebatan kecil, lebih tepatnya adu gagasan. Boleh dong berkeras bila menganggap pandangan itu benar setidaknya melenceng dari hati nurani. Untuk sebuah kebenaran.
Dalam pembahasan itu, banyak yang sudah dibahas salah satu tema tentang keputusan pemerintah dalam menjalankan tugas pemerintahannya. Kebetulan sangat gencar (seolah) diserang dari pemerintahannya adalah kinerjanya. Sama-sama tahu, orang yang membenci atau anggaplah tidak setuju dengan keputusan pemerintahnya, orang semacam ini akan rajin mencari-cari kesalahan. Sibuk urusan sana sini. Apa saja akan dipakai senjata untuk menyerang.
Biar bagaimanapun, dari cara berargumen saja, akan jelas terlihat seseorang itu ada di posisi mana. Pro dan kontra. Semua, bahkan yang merupakan prestasi pun akan dicari celah supaya bisa jadi amunisi. Licik memang.
Jadi pada waktu itu menyoal Tenaga kerja asing (TKA) di perusahaan PT. Preeport. Entah sebagai penyuka berita hoax atau apa, bukan hanya pesan, namun dengan jelas seolah menyalahkan/menyerang pemerintah.
Mengapa mengawali hal ini? Baiknya pembaca mengenali kepribadian seseorang, walaupun saat berbicara. Arahnya kemana. Jadi tidak mudah di tipu.
______________________
Pernahkah anda berpikir, mengapa anda tidak pernah mendapat jabatan tinggi. Atau setidaknya pernah tetapi waktunya tidak bertahan?
Disamping, cara mendapatkan jabatan yang tidak elegan, ada faktor lain yang membuat tidak bertahan lama memangku sebuah jabatan. Cara-cara kotor dan jahat seringkali digunakan untuk ambil alih sebuah jabatan atau materi. Cara ini bisa dikategorikan sebagai ambil paksa. Jangankan Dimata Tuhan, Dimata hukum pun sudah melanggar aturan. Kalau sekiranya tidak bertahan, hal wajar saja. Istilahnya "duit setan dimakan hantu."
Segala sesuatu harus dikerjakan dengan senantiasa melibatkan Tuhan (itupun kalau percaya Tuhan, dan ada Tuhan dihatimu). Barulah hasilnya mantap dan pasti awet dan langgeng. Tetapi jika mendapatkannya dengan cara perebutan kekuasaan dan segala invasinya, percayalah tidak akan awet, jikalau pun awet pasti ada hal lain yang tidak baik sebagai penyertanya.
Kayak main dukun. Minta pesugihan biar kaya mendadak, oke memang hasilnya kaya, namun penyertanya banyak; salah satunya si setan memiskinkan keturunannya. Kalau setan mau kasih apapun gak gratis. Imbalannya salah satunya musti ada yang ditumbalkan. Rela?
Yang baik-baik saja biar mujur. Kaya itu tidak berbicara di materi saja. Paling penting, memperkaya hati. Minta kekayaan tidak akan puas-puasnya. Selalu saja kurang. Minta Tuhan dalam menyertai, segala kurang dan lebihnya, selalu ada ucapan syukur. Tidak rakus dan tidak angkuh.
Lanjut...
Teman yang tadi bilang, kondisi seseorang (entah itu pencuri, tukang korup, tukang tipu, pemalas, atau pencari tempat basah) dipengaruhi oleh kultur (budaya disuatu wilayah)
Apabila karena faktor budaya seseorang melakukan perbuatan jahat, lalu dimana slogan manusia yang jutaan bahkan milyaran umat yang menggabungkan negara beragama?
Kayak omong kosong gitu?🤔
Berarti selama ini agama hanya sebagai kalung yang menggantung dileher bukan di hati dan dipikiran. Terlalu serius membahas dan menggembar-gemborkan agama jika memang tidak ada gunanya.
Memang secara pemerintahan tidak selalu baik menggadang-gadang agama apalagi dinegara dengan kemajemukan. Sebab agama adalah pribadi. Tapi perilaku itu dasarnya kalau dia beragama, yang buatlah patokannya agama rujukan perilaku. Bukan begitu pak Dadang?
Pantas saja banyak yang hidup seenak udel dinegeri ini, jika orang berpikir bahwa kejahatan (korupsi, maling uang rakyat, hidup ongkang-ongkang dapat gaji besar, tipu sana tipu sini) adalah budaya oleh karenanya sulit untuk dihilangkan. Apa masih berpikir dampak dosa?
Jika gagal melakukan kebaikan walaupun sudah sungguh-sungguh untuk berusaha melakukannya, namun dari niat memang ada, itu manusiawi. Beda dengan yang menetapkan standar hidup karena budaya. Yah bisa bilang apa? Gunanya beragama adalah untuk mengalahkan kesalahan/ kejahatan yang terdapat dalam budaya. Bila dalam melakukan segala sesuatu tidak melibatkan Tuhan, yah budaya jadi acuan buat melakukan apapun.
Yang benar dalam penerapannya harus agama lebih tinggi dari budaya. Tetapi tidak heran memang, filosofi yang salah dan filsafat yang ngaur dapat merusak peradaban manusia. Dari jawaban teman tersebut membuka mata saya. Fanatisme beragama tidak membuktikan seseorang ber-Tuhan. Yang kelihatan berwawasan luas, rupaya hanya sepanjang tali kelambu.
2. Menyia-nyiakan waktu dan kesempatan.
Pernah muda?
Pastinya iya, bagi yang masih muda dan yang sudah tua.
Selagi masih muda, selalu perhatikanlah waktumu, carelah bagi waktumu meskipun hanya sedikit saja yang tersisa dari yang sudah anda gunakan dibanding yang sama sekali tidak perduli.
Kalimat ini cocok buat pembaca:
Perhatikanlah dengan seksama bagiamana kamu hidup.
Biasanya akan terlihat jelas seseorang yang mempergunakan waktunya dengan baik dari segala pencapaiannya. Walau masih muda karena giat bekerja akhirnya kaya dan banyak aset, pintar mendisiplinkan dirinya.
Waktu adalah uang. Artinya sangat berharga sama seperti uang bahkan bisa lebih dari uang.
Usia masih muda, tenaga masih baru bertumbuh, toh waktunya masih panjang untuk pengejaran sesuatu. Tidak heran, itu sebabnya yang menempati tongkrongan adalah anak mauda. Mulai dari anak sekolah sampai para pekerja.
Selagi masih muda, disinilah mereka sering menghabiskan waktu bersenang-senang sebab masih tanpa beban. Orang tua cari penghasilan sendiri. Istri belum ada. Adik masih dibawah tanggung jawab orang tua. Paling kalau sedikit care, sesekali bisa kasih uang untuk bantu orang tua. Kenyataan.
Kapan orang peduli waktunya?
Ketika menjelang usia dewasa sampai menjelang usia pensiun. Rata-rata seperti itu. Di samping mereka mengalami stress juga bekerja lebih keras lagi mengejar usia yang tersisa.
Mengapa di usia seperti itu?
Sebelum mempersiapkan masa tuanya, sebelum pensiun harus dikejar apa yang mendatangkan banyak simpanan (bukan istri/suami simpanan)
Sebelum menjadi sakit-sakitan, sadar usia sudah tua. Maka waktu sangat berharga. Kalau merasa tidak cukup waktu dikira untuk mencapai itu, barulah disitu merenungkan mengapa dulu tidak melakukan ini, itu? Gagal mengelola waktu, dampaknya bisa sampai tua.
3. Tidak memiliki prinsip/ Fokus yang matang.
Kadang akan terlihat bahkan sia-sia rasanya melakukan ini, itu. Karena tidak memegang prinsip, kalau melakukan sesuatu, sudah fokus kesitu saja. Mengubah fokus akan membuat apa yang ada menjadi kehilangannya. Itu kayak sedang melamar kerja. Kalau memang mau pindah kerja dan sudah melamar, sudah tekuni saja. Jangan plin-plan. Sebab orang yang mendua hatinya tidak akan mendapatkan apa-apa. Dari kerjaan ini dibuang, yang dilamar tidak diambil. Hilang fokus
Suatu saat teman, usianya masih lumayan muda sekitar 30-an tahun. Orangnya rajin banget. Tapi bikin lamaran. Pas dipanggil, interview iya datang. Tapi Pas diterima di tolak. Saat terjadi pengurangan, akhirnya ikut tereliminasi. Yang dilamar sudah pada lewat, tidak ada yang tersisa lagi. Fokus apa yang sedang dikerjakan saat itu. Jika sekiranya tidak betah lagi, silahkan buat lamaran, di terima sesuai gaji, capcuss dah.
Kenapa harus punya prinsip?
Jika hal itu ada (prinsip) sebenarnya anda bisa melakukan apa yang kamu pilih untuk mematangkan rencanamu. Kalau dalam prinsip pun, anda merasa tidak ada yang bisa membuat untuk mempertahankan, prinsip akan menentukan sikap. Prinsip itu tidak mudah berubah-ubah, tidak mudah di dikte.
4. Tidak belajar menjadi diri sendiri sehingga tidak bisa maksimal dalam menggali potensi diri kamu.
Penghargaan terbaik untuk seseorang adalah berasal dari pada diri orang tersebut. Anda memberikan penghargaan kepada diri anda, karena merasa melihat ada yang berharga. Dari penghargaan inilah berawal munculnya percaya diri. Tapi kalau seandainya tidak ada yang bisa dilihat sesuatu bahwa ternyata ada yang berharga, maka jelas sekali bahwa sebenarnya sulit untuk menghargai diri sendiri.
Lalu bagaimana kamu melihat potensi pada diri kamu sendiri, sedangkan untuk menghargai/memberikan penghargaan tidak bisa pada dirimu sendiri? Seperti kalimat ini: Puji diri.
Kalau kamu tidak bisa melihat yang berharga untuk kamu puji (tingkatkan potensi) bukankah akan ada kemungkinan akan mencontek potensi orang lain dalam dirimu?
Mulailah timbul rasa ingin menjadi orang lain. Ini awal kegagalan yang seringkali muncul, karena tidak percaya diri sehingga gagal melihat potensi didalamnya yang bisa dikembangkan.
Menjadi orang lain, ada batasnya. Tidak selamanya bisa merasa nyaman saat terus berusaha jadi orang lain. Ada kalanya dan saatnya bosan dan merasa jijik dengan posisi yang sudah anda tentukan sebelumnya. Banyak alasan, Misalnya:
- Mulai berasa kecewa dengan apa yang disodorkan orang lain.
- Mulai sadar, bahwa ternyata tidak enak menjadi orang lain.
- Orang lain bukan idola yang layak dikagumi.
- Setelah berusaha menjadi orang lain, ternyata mengalami tingkat stres yang tinggi.
Sebagai manusia yang cerdas Anda harus fokus mengembangkan diri anda sebagai mana layaknya manusia mulia dengan tujuan yang mulia juga. Ada 7 Ciri-ciri orang yang tidak bisa percaya pada dirinya sendiri sehingga selalu berusaha menjadikan pribadinya menjadi orang lain. Jangan ditiru
Kenapa kata fokus seringkali menjadi gambaran untuk menentukan sikap dalam masa depan seseorang? Fokus adalah gambaran dari keseriusan dalam mengembangkan sesuatu didalam diri seseorang dengan potensi yang besar.
Yakinkah, bahwa manusia dikasih modal gratis. Tinggal bagaimana mengembangkan hidup seseorang demi masa depannya yang besar dan bermakna?
Jangan asal besar, harus bermakna. Sampah ada bobotnya yang besar, tapi tidak bermakna. Ujungnya tetap saja jadi sampah.
Fokus adalah kemutlakan dalam pengejaran sesuatunya baik fana maupun akhirat. Anggap saja, fokus adalah peluru kendali yang harus Anda lepaskanlah untuk melumpuhkan musuh yang ada dihadapan anda untuk mencapai kemenangan.
Tapi pertanyaannya:
Bagaimana anda fokus jika sekiranya anda gagal melihat diri anda sendiri yang memiliki potensi khusus? Belajarlah terlebih dahulu menjadi diri sendiri supaya bisa mencapai apa yang seharusnya anda capai. Jika anda saja gagal menjadikan diri anda menjadi diri sendiri, andapun sebenarnya adalah orang gagal secara garis besar. Bagaimanapun Anda berpikir untuk mempertahankan sesuatu untuk memperoleh sesuatu, jika anda gagal dalam hal ini. Oke sudah gagal.
5. Terlalu anggap remeh dalam hidup kamu.
Ahaaaaaaa...
Kegagalan bisa terjadi saat sering anggap remeh terhadap sesuatu. Baik itu perkara receh atau remeh. Menyepelekan sesuatu karena terkesan hanya persoalan kecil belaka, itu kayak virus kecil yang menggerogoti tubuh anda. Berpikir bahwa itu bisa diatasi dengan cara yang semua serba digampangkan. Ujungnya, anda sendiri yang rugi dan mati konyol.
Kita sudah melihat hal ini dengan adanya kejadian Covid-19. Dari sini pun kita di ajar bahwa tidak bisa anggap remeh semua masalah sekecil apapun. Jika sudah bertumpuk dan berlangsung lama bisa menjadi kebiasaan buruk bagi anda dan orang di sekitarnya. Virus itupun bisa membunuhmu..
Padahal sebenarnya Tuhan sangat #detail menuntun manusia ciptaanNya. Hanya saja, beberapa manusia suka ngeyel. Dan ada beberapa hal karena keseringan mengabaikan hal-hal yang menurut pemikirannya tidak terlalu penting dan tidak terlalu serius harus ditanggapi. Tuhan pun harus undur dari anda atau kalau Tuhan masih peduli, Tuhan akan meletakkan sesuatu untuk menyelematkan itu dari kegagalan. Tapi banyak yang tidak sadar akan hal itu, sehingga Tuhan pun enggan melakukan itu terus menerus karena tidak juga menyadari akan kegagalan ini.
6. Mengabaikan Nasihat-nasihat orang bijak dan berpengalaman.
Tulisan ini bisa jadi inspirasi bagi pembaca, untuk selalu memperhatikan nasihat-nasihat orang bijak. Seperti ungkapan ini mengatakan" hikmat itu berseru dijalan-jalan". Maksudnya apa?
Banyak pengetahuan dan nasihat yang bisa orang jumpai dimana-mana. Bahkan dari seorang mulut anak kecil yang sebenarnya tidak /belum mengerti apa-apa dan belum mengenal kata-kata bijak sampai kepada pengetahuan. Tetapi nyatanya, dari anak kecil bisa mendapatkan pelajaran.
Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya,
Apalagi itu berasal dari orang yang kita anggap layak dan berkompeten memberikan nasihat. Belajar sesuatu tidak hanya dari orang pintar. Sekelas doktoral atau pun ahli dalam pengajaran dan nasehat tetap bisa mendapatkan nasihat dari muridnya. Nasihat itu ada dimana-mana. Bisa dari pengalaman orang lain bahkan ditembok rumahmu. Asalkan mau mencari tahu dan mau membuka hati pasti sesuatu makna ada disana.
Orang bodoh pun bisa jadi sumber hikmat asal anda tidak pernah merendahkan orang-orang tersebut. Di dalam hidup orang bodoh pun tersembunyi sesuatu, hanya saja hal tersembunyi tersebut tidak pernah digali. Manusia dianugerahi akan nasihat termasuk hikmat, paling tidak untuk menasihati dirinya sendiri. Hanya saja kecongkakan dan keangkuhan membuat seseorang gagal dari yang kecil untuk melihat yang berharga itu.
7. Terlalu angkuh dan sombong terhadap hal-hal yang tidak sesuai dengan pandangan kamu.
Karena orang yang merasa pintar dan angkuh tidak akan pernah mau belajar dari orang yang dianggap lebih bodoh darinya. Orang kaya tidak akan mau belajar dari orang miskin. Terang saja. Kira-kira pelajaran apa yang bisa dia dapatkan dari orang yang dianggap dibawah standar hidupnya. Kalaupun misalnya melihat ada sesuatu yang lebih darinya pada orang yang dianggap dibawahnya, Pasti akan malu mengakuinya.
Wajar, karena orang kaya sama orang pintar tidak akan rela harga dirinya diturunkan. Gengsi donk. Masak minta tips dari orang yang lebih rendah darinya?
Jaman ini bukan jaman Firaun. Walaupun dalam kesombongannya masih minta petunjuk kepada Yusuf perihal mimpi yang menggelisahkan hatinya. Yusuf yang dipandang sebagai budak. Namanya untuk belajar dan mengerti sesuatu bisa dari mana saja termasuk hewan-hewan ini, bisa jadi rujukan manusia untuk belajar beberapa hal terutama belajar sifat dan kepribadian.
Orang kaya mah punya segalanya. Mending sewa orang pintar top markotop untuk menasihati dan menggali sesuatu dari pada minta masukan dari orang miskin dan yang ada dibawahnya. Harga diri taruh dimana? Atau pergi ke dukun minta wangsit minta petunjuk.
Orang kaya itu kadang ya hanya seukuran gengsi. Tidak lebih dari itu. Percayalah. Menerapkan gengsi lebih penting dari sejuta nasihat dari oarang-orang biasa. Masak nasehat selevel anak buah, hahahaha....
Banyak orang gagal karena kesombongan dan keangkuhan, makanya tidak salah orang bijak menulis ini dalam kitabnya: kesombongan/keangkuhan awal dari kehancuran.
8. Tindakan/ perbuatan emosi dan arogan.
Diam itu emas, sebab dalam diam terletak sebuah kekuatan
Tidak perlu menunggu 2x24 jam, dalam satu hari saja cukup waktu untuk menghancurkan karir serta masa depan. Bukan hanya intonasi yang memerlukan kontrol. Emosi dan tindakan sangat penting.
Sikap terburu-buru menunjukkan kualitas karakter seseorang yang belum mapan. Memang semua orang masih terus belajar untuk mengembangkan emosi yang baik. Supaya ketika berhadapan dengan suasana yang membuat panas, masalah, emosi tidak mudah meledak.
Menahan emosi bukan pelajaran yang mudah. Kayak matematika yang ilmunya sudah pasti. Untuk mendapatkan lulus sertifikasi perlu penguasaan dan pengendalian diri. Kalau mau lulus, sering-seringlah hidup dengan masalah (itupun kalau mau) 😂😂😂. Praktek lebih sulit dari teori. Teori hanya bisa berucap, namun nihil pengalaman. Harus terjun langsung dengan masalah lalu bisa menguasai lawan itupun kalau anda sudah jago. Lalu bisa belajar dari situ untuk memastikan apakah saat berhadapan dengan masalah emosi terkontrol? Reaksi di lapangan akan menunjukkan apa anda bisa menahan kemarahan atuu bahkan semakin kelihatan bahwa sebenarnya masih memiliki sifat yang kental dengan sifat arogan.
Emosi dan arogan adalah 2 hal yang sering menciptakan masalah baru dalam kehidupan manusia. Siapapun anda, jika sifat ini masih kuat melekat di hidup kamu, tidak menutup kemungkinan bisa jatuh dalam hal ini. Ujungnya menjadi salah satu sumber kegagalan yang menjegal langkah anda.
Post a Comment for "Faktor Kegagalan Yang Membuat Hidup Kamu Ngenes, Saatnya Untuk Buru-buru Memperbaiki"