Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Mau Tahu Permainan Anak Jaman Dulu yang Paling Membahagiakan?

Permainan Anak-anak jaman dulu


Tiba-tiba teringat jaman dulu pas masih kecil ketika masih dikampung. Sangat indah, bahagia dan menyenangkan. Sekarang masa indah  itu sudah menjadi kenangan setelah beranjak dewasa dan meninggalkan desa itu untuk merantau. Kenangan itu hadir kembali seolah  bernostalgia didalam benak. Kenangan itu datang ketika sudah berlalu dan digantikan dengan baru. Sama seperti; kerinduan kepada seseorang itu datang ketika yang kita rindukan itu tidak ada lagi bersama kita. Permainan itu kita rindukan karena sudah hampir punah digantikan oleh gadget. Untuk mengingat kembali permainan  anak-anak jaman dulu yang paling menyenangkan, saya akan bongkar disini.



Masa-masa indah sewaktu anak-anak itu masih melekat dimemory anda tentunya, karena penuh kebahagiaan, senang, jatuh-bangun, bangkit dan berlari lagi. Jatuh lagi...dan melompat lagi. menangis...dan tertawa lagi. Bertengkar... dan berdamai lagi. Tidak ada yang melarang tetapi tidak juga merugikan orang lain.

Setelah sekian lama bayangan itu hilang dari benakku, tiba-tiba saja ada yang mengusiknya kembali. Bukan ingin kembali ke masa kanak-kanak, bukan!... jangan salah sangka. Ini terjadi saat kami duduk bersama dengan teman-teman didepan rumah. Saat itu saya berceloteh tentang kejadian masa kecil dikampung. Mungkin kalian yang lahir tahun 80-an kebawah, ingat kejadian-kejadian yang membuat kita merasa ketakutan. Tetapi begitu di kenang kembali, menjadi bahan candaan dan tertawaan karena rasanya menggelitik.


Pada waktu kita masih kanak-kanak, pasti pernah dengar berita tentang tukang culik manusia, atau tukang potong kepala manusia, bukan? Berita ini penyebab ketakutan anak-anak kala itu. Saya mengira bahwa cerita ini hanya ada ditempat kelahiran saya. Rupanya setelah aku ceritakan tentang penculikan itu, baru aku tahu, ternyata mereka yang jauh di provinsi sana, juga mengalami ketakukan yang sama. Oalah...ternyata berita itu merebak kemana-mana. Kami pun saling sahut-sahutan bersemangat menceritakan pengalaman kami masing-masing. Ternyata dijaman yang sama, pengalaman pun dibilang hampir sama dan sama-sama menyenangkan.


Berbeda dengan jaman sekarang. Mulai yang lahir tahun 90-an, pengalaman itu mulai tersingkir. Sedangkan yang lahirnya tahun 2000 keatas, pengalaman itu sudah tergerus oleh arus gadget dan teknologi. Jadi, kemungkinan besar,  anak jaman now  tidak tahu bahkan tidak pernah mendengar cerita ini. Mereka tidak lagi bermain disawah, dikebun dan dihutan-hutan seperti saya dulu. Jaman sudah berubah dan mengubah pula gaya hidup mereka. Jadi harap maklum.

Anak-anak sebelum jaman Gadget dan teknologi, tanah dan lumpur menjadi sahabat bermain.  Air hujan menjadi kegirangan mereka, dan pematang sawah menjadi kegembiraan mereka. Tidak ada rasa jijik, dan tidak takut dengan yang namanya tidak "higienis". Hidup mereka tidak kaku, melainkan penuh keceriaan.


Hampir setiap orang yang lahir didesa merasakan pengalaman indah ini. Mungkin ini menjadi pengulang memory anda saat kanak-kanak dulu. Dan anda pun tertawa senang saat membayangkan diri anda dijaman itu, dan ini terjadi:


1. Bermain sambil menggembalakan kerbau dipadang dan di sawah


Gembala Kerbau sambil bermain

Sebelum berangkat kesekolah, masih pagi-pagi buta, orang tua sudah pesan terlebih dahulu kepada anak: nanti siang setelah pulang dari sekolah, jangan lupa kerbau ada disana (dipadang atau disawah).  Sampai dirumah, lepas sepatu, ganti baju, ambil makan didapur - makan. Tanpa manja minta lauk-pauk yang enak. Anak-anak terlatih bak prajurit perang yang siap melanjutkan perangnya di medan penggembalaan.

Anak-anak didesa sudah terbiasa dengan kondisi ini, apalagi yang harus digerutu? Mereka senang-senang saja menikmati hidup mereka bersama dengan kerbau. Bau??...„Ah...itu sudah soal biasa nempel dihidung mereka, bahkan barangkali aroma itu tidak tercium bau lagi karena udah terbiasa.


Mereka menggembala tidak juga diupah dengan jajanan atau disediakan gadget supaya lupa waktu. Cukup makan kenyang dari rumah, selebihnya cari makanan dihutan. Hutan Indonesia kan kaya raya loh, lalu untuk apa cari jajanan?  Jadi orang desa itu sangat mengerti dan menikmati apa itu kekayaan Indonesia ini. Kalian yang lahir dikota, apakah kalian menikmati? Saya yakin tidak. Kok bisa? Iya....fakta karena kalian tidak menikmati kekayaan Indonesia sehingga kalian tidak pernah menghargai Indonesia.  Simpel kan?


2. Berkejar-kejaran di batang kopi sambil memetik kopi.


Kebun Kopi

Ini pengalaman kanak-kanak saya yang paling seru dan menyenangkan. Ini bukan sejenis permainan tapi ini "kreativitas".

Saya punya nenek, saya baru menyadari saat saya menulis artikel ini, bahwa nenekku ini orangnya sangat visioner (hehehe).

Nenekku ini punya sebidang tanaman kopi tidak terlalu luas. Bapakku anak tengah kebenaran pula dapat warisan tanaman kopi ini. Rimbun sekali dan ranting-rantingnya merambat sambil sambut menyambut dengan ranting yang lain keseluruh penjuru mata angin (tidak seperti gambar ya teman jauh daripada gambar itu soal keindahannya). Pokoknya kalau dilihat dari atas, misalnya panjat jeruk, tidak ada kelihatan celah/tanah. Diantara tanaman kopi tersebut ada juga pohon jeruk.

Beliau tahu bahwa kopi ini menjadi salah satu sumber keceriaan kami. Lagi pula setelah nenekku meninggal, Kopi ini menjadi tempat favorit saya, kenapa? Pasti ada alasannya.

Selain tempat bermain untuk mengekspresikan diri saya, Kopi ini juga memberikan saya penghasilan. Jadi, sewaktu kanak-kanak saya bisa dapat uang dari hasil jual kopi ini. Saya tinggal petik, lalu saya jual ke pengepul. Nenekku menyediakan keceriaan yang plus-plus. Bermain, kreatif (bayangin, bermain aja pake kreatif) dan juga dapat uang. Orang tua kami tidak menghiraukan hasil dari kopi ini untuk biaya hidup kami. Orang tua kami punya usaha lain untuk kebutuhan kami. Jadi kami pun bebas memperjual belikan hasil kopi ini. Tapi itu setelah nenekku meninggal. Semasa hidupnya kami dimarah bermain disitu. Oh...nenekku sayang...!!


3. Mencari kayu bakar sambil berburu dan mengumpulkan buah Harimonting (sejenis blueberry)


kayu bakar versus bluberry - harimonting

Coba tanya, anak-anak dikota, apa mereka kenal dengan harimonting? Jangankan Harimonting, batang bunga kol saja tidak tahu, dipikir itu berasal dari pohon (mungkin sejenis pohon Pinus). Lucunya anak kota bilang; ngapain bangun infrastruktur emangnya masyarkat Indonesia makan aspal? Itulah goblok orang kota. Jadi apa yang saya bilang: orang desalah yang tahu sesungguhnya Indonesia itu apa dan bagaimana. Meski dianggap kere dan kampungan, tidak ada sebaik orang desa mengenal negerinya sendiri.

Oke kembali ke inti.

Ini salah satu pekerjaan anak-anak didesa. Mereka terbiasa pikul beban, mencari kayu bakar dihutan (makanya orang desa setrooong) gak kayak orang kota yang suka berdemo. Tapi anehnya, sebagian besar orang desa tidak menganggap ini bagian dari pekerjaan. Bayangkan tanpa diperintah orang tua, mereka pergi saja cari kayu. Hanya dengan ajakan teman mereka dengan sukarela bantu orang tua.(two tumbs)


Walaupun cari kayu bakar merupakan bagian dari pekerjaan, tapi tidak dengan kanak-kanak, malah sebaliknya dianggap bagian dari permainan. Mereka tidak cuma bermain dihalaman, tetapi bermain dihutan sambil bersenang-senang. Mencari kayu bakar sambil mengumpulkan harimonting dan hail-hail (buahnya bulat melonjong warna merah kalau sudah matang dan rasanya manis). Atau ada yang hobi cari burung (termasuk saya, melirik dan memanjat dahan-dahan jika terlihat ada sarang burung). Apalagi yang diharapkan anak-anak selain berkumpul bersama teman-temannya sambil bernyanyi riang? Mereka sangat bersahabat dan menikmati alam mereka.



4. Mengambil air diladang yang berasal dari mata air sambil mencuri Kacang tanah karena milik tetangga serasa milik bersama


tanaman kacang


Sayapun waktu kecil melakukan ini sobat. Orang tua tidak mengajari kita mencuri ya teman, tolong di catat. Ini murni kenakalan anak-anak. Orang yang punya tanaman juga tidak akan marah., dan alasannya:

Yang pertama: karena yang melakukan anak-anak. Mereka para orang tua ini bijaksana. Sadar mereka punya anak, pasti anaknya pun melakukan hal yang sama.

Yang kedua: anak-anak mengambil bukan untuk dijual atau dibawa kerumah. Anak-anak ini mencuri untuk dimakan saat itulah.

Yang ketiga: karena saling menyadari kenakalan anak-anak, orang tua tidak datang menyerang anak, lalu memarahi dan memukul anak yang mencuri. Tidak juga meneror keluarga anak yang mencuri. So, impas-impasanlah

Yang keempat: Setelah mencuri, nanti bisa kok dikasih tau sama pemilik tanaman bahwa kita sudah masuk keladangnya dan mengambil hasilnya. Pasti tidak kena marah apalagi dapat hukuman.

Tapi, sekarang jangan kamu lakukan itu, kalau tidak kalian akan dihajar massa dan berurusan dengan hukum. Sudah lain generasinya dan lain pula jamannya. Karena sekarang generasi gadget, dikit-dikit cekrek, dikit-dikit viral. Hukumanmu bisa lebih berat dari yang sudah kamu perbuat. Harap bijaksana menyikapi jaman. Karena generasi kalian sudah ditindas oleh gadget. Jadi kalian tidak akan pernah bisa menikmati seindah masa kanak-kanak dulu...(serasa sudah tua sangat..hehehehe..)


5. Mandi dikali bersama  anak kampung (anak lelaki dan anak perempuan karena belum tahu malu)



mandi di kali


Tidak peduli apakah air tempat mereka bermain itu bersih atau kotor. Itu bukan ukuran yang pertama bagi anak-anak-anak didesa. Yang penting hasrat mereka terpenuhi. 

Maklum didesa saat itu tidak ada wahana bermain anak-anak. Tidak anda Ancol, Amanzi, tidak ada Timezone, tidak ada kolam renang dan permainan seru lainnya. Tempat rekreasi mereka yaitu sungai, kali, sawah dan gunung. Apakah mereka iri dengan mereka yang tinggal dikota, lalu merengek-rengek ingin kekota? Itu tidak terlintas dipikiran mereka. Mereka lebih bahagia dengan apa yang sudah mereka nikmati.

Hidup mereka alami, tanpa gadget tanpa teknologi, dan mereka tanpa kekurangan kebahagiaan 
Mereka hidup dalam kesederhanaan dan tanpa banyak menuntut.


6. Bermain-main dihalaman sepuas hati


permainan seru ank-anak


Emang sih ya, tidak bisa dipungkiri dan tidak bisa dipersalahkan, gadget dan teknologi sudah menjadi bagian dari perkembangan jaman. Setiap jaman mengambil  perannya masing-masing. Sekarang tergantung saringannnya dikita. Zaman tetap memaksa kita untuk mengikutinya dan nyaris meninggalkan apapun yang dianggap "dulu dan menjadi kuno" dan apa yang dulu dipandang sebagai kebahagiaan sekarang mulai tersisihkan dan dianggap sebagai bagian dari masa lalu.

Gadget banyak menggeser budaya baik manusia. Persaudaraan yang begitu hangat mulai dingin. Sahabat menjadi lawan. Dari kebersamaan menjadi individual. Semua tergeser.

Dulu, bila sore sudah tiba, halaman kampung ramai dengan hiruk-pikuk. Saat itu adalah kesempatan buat anak-anak bermain. Ibu-ibu berkumpul dengan riangnya. Ada yang ngerumpi sampai cari kutu hingga berderet-deret. Kini, hal itu sudah menjadi pemandangan langka. Ibu-ibu jaman sekarang (mak jaman now) lebih suka nge-gosip di media sosial.. Mata mereka terbelalak memelototi gadget, bisa habis berlalu sehari dengan gadget mereka, bahkan yang lebih miris - anak diabaikan. Gadget lebih penting dari anak...Sereeeemmm. Sebaliknya anak pun dijejali gadget yang penting bisa diam, dan ibu bisa aman dan nyaman ber-gosip tanpa rengekan sang bocah.

Oke... tahu kan kalian apa-apa saja permainan yang kamu pernah lakukan dihalaman rumah. Tahukan kalian, ada banyak manfaat loh anak yang bermain diluar ruangan?

  • Mengasah system motorik anak sehingga anak lebih kreatif.
  • Membantu anak mengenali lingkungannya.
  • mengembangkan hubungan anak secara terpadu
  • dll

Nah, berikut ini beberapa jenis permainan yang banyak dimainkan oleh anak-anak. Nih saya sebutkan ya, entar kalau kurang kalian bisa tambah dikomen.

  1. Main kelereng. 
  2. Main lompat galah
  3. Main kasti
  4. Main petak umpet
  5. Main iye-iye
  6. Main layang-layang
  7. Main angkling
  8. Banyak yang tidak saya tahu.


7. Memburu penjual burukan (sega-sega - bhs Batak) untuk membeli es.


Tahukan kalau didesa itu jarang ada warung atau penjual jajanan. Orang desa belanjanya sekali seminggu kepasar - biasa disebut pasar kalangan. Maklumlah mau jajan tidak ada uang. Bagaimana berjualan kalau barang tidak laku? Siapa yang beli?

Sesekali adalah tukang es datang kekampung-kampung menjajakan es -nya. Tujuan sebenarnya bapak tukang es ini bukan jualan es atau bukan profesi sebagai penjual es. Tapi bapak ini sebenarnya pengumpul barang bekas.

Bapak ini membayar barang bekas yang diterima dari anak-anak dengan es. Setiap kali dengar suara pupek-pupek (bunyi ciri khas penjual es), anak-anak langsung keluar cari sibapak penjual es tadi. Karena si bapak pupek-pupek tadi jarang datang, biasanya anak-anak sudah mengumpulkan barang bekas untuk dijual. Begitu dari kejauhan terdengar suara pupek-pupek maka anak-anak bergegas mendekati sibapak untuk menukarkan barang bekas tadi dengan uang maupun es.


Jadi, sebenarnya sebelum jaman gadget anak-anak desa ini sudah bisa mandiri. Oke, berhubung sudah panjang lebar saya bercerita, saya cukupkan sampai disini. Intinya apapun dan digenerasi apapun kamu hidup sekarang ini, tetaplah bisa menikmati masa hidupnya. Jaman itu ada untuk kemudahan dan untuk dinikmati bukan untuk menindas. Be smart...be happy..

Post a Comment for "Mau Tahu Permainan Anak Jaman Dulu yang Paling Membahagiakan?"