Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Persiapan Melawan Virus Corona, Ketika Diperhadapkan Kepada Dunia Orang Mati Melalui Penugasan Keluar Rumah


Persiapan Melawan Virus Corona, bahkan Ketika Seolah Diserahkan Ke Dunia Orang Mati dimana Virus Corona sedang bekerja giat berusaha membunuh milyaran umat manusia - Disaat sebagian besar negara -negara besar memberlakukan lockdown untuk negaranya untuk mengurangi aktivitas diluar rumah agar tidak bertambah jiwa yang terinfeksi Virus corona dan menekan angka kematian agar tidak terus bertambah. Di negara berfollower +62 dimana sebagian daerah telah menetapkan dan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menghindari penyebaran virus Corona terus meluas. Dan sebagian ada yang dengan terpaksa harus keluar rumah bahkan kota untuk tugas negara (perusahaan).


Kita semua sudah tahu tentang Covid-19 dan bagaimana dampaknya bagi manusia yang terinfeksi olehnya. Ada yang masih bisa bertahan hidup dan pada akhirnya mengalami kesembuhan dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga dan para sahabatnya dan juga melanjutkan aktivitasnya. Tetapi ada begitu banyak yang akhirnya meninggal dipukul habis oleh virus ini dengan tanpa ampun.


Kita harus akui, tidak ada satu negara yang berdiri kuat saat negaranya dihampiri oleh virus ini. Semua gelagapan karena tidak siap bak tertimpa bencana tsunami. Dibeberapa negara bagian harus menyaksikan rakyat dalam kematian dengan cara menyedihkan. Mayat bergelimpangan dimana-mana. Rumah sakit tidak sanggup menampung pasien dan obat penyembuh virus juga belum ditemukan. Hanya bisa bertahan dengan kondisinya tubuh yang sehat untuk melawan virus ini supaya tidak sampai membunuh tubuhnya.


Disamping telah membunuh sebagian warga dinegaranya juga membunuh ekonomi bangsanya. Tidak juga luput dengan negara-negara yang selama ini terkenal super dalam mengendalikan bangsanya dan juga ekonomi. Tanpa ampun mereka juga tunduk kepada makhluk kecil yang tidak kasat mata itu. Porak poranda.


Negara kacau walau hanya berskala ringan dan kecil. Pun demikian ada yang tetap berusaha untuk tetap berdiri walaupun harus mengorbankan banyak hal. Dengan tertatih-tatih mencoba tetap berusaha eksis dengan kehidupan yang sungguh-sungguh sulit bagi sebagian besar masyarakat terutama bagi mereka kelas bawah sampai kelas menengah.


Tidak ada pilihan lain, walaupun didepan nyata dan sungguh nyata ada penyakit mematikan yang mengancam nyawa manusia. Memang urusan perut tidak bisa ditoleransi. Hukum bisa berubah, perilaku juga bisa berubah, bahkan prinsip pun bisa berubah. Mati kelaparan akan menunjukkan sebuah kelemahan, baik negaranya maupun bagi warganya.


Di tengah adanya pemberlakuan sistem pembatasan sosial berskala besar, dengan sedih nan pilu kalangan menengah kebawah ini dengan ikhlas - tidak ikhlas harus bersiap menembus kegelapan dunia ditengah pandemi Covid-19 dimana kematian sedang menunggu diambang pintu. Dengan hanya berharap kepada Pemilik bumi dan Pemilik kehidupan supaya kiranya terlindungi dari terinfeksi bahkan terlindungi dari kematian virus Corona.


Boleh jadi dengan tangisan tersembunyi karena terpaksa harus masuk zona merah dimana malaikat maut sedang menunggu. Demi kelanjutan hidup antara hidup dan mati menjadi taruhannya yang tidak bisa ditawar. Kalau Tuhan masih memberikan kesempatan untuk berjuang hidup maka Tuhan akan jauhkan dari penyakit itu. Tapi kalau percaya Tuhan menghendaki dengan jalan itu harus menerima ajal, manusia hanya bisa berserah. Kita bisa melihat dengan jelas, roh yang dibawa oleh virus corona adalah kematian. Meskipun dari sisa lain ada dampak yang mungkin baik bagi sebagian orang, nyatanya virus Corona membawa kesusahan kepada hampir semua negara yang di serangnya.


Para masyarakat yang harus dengan berat hati bertarung diluar sana, tidak ada kemauan di dalam diri mereka untuk ingin menembus bahaya virus Corona. Sama seperti saya waktu itu harus dengan terpaksa keluar rumah untuk tetap bekerja demi kehidupan hari esok. "Lebih baik mati karena berbuat sesuatu demi kebaikan dari pada mati karena tidak melakukan sesuatu." Tetapi kala itu sangat sulit dicerna oleh akal. Kadang seolah Tuhan membiarkan ciptaanNya masuk dalam zona krisis. Menempuh dan melawan musuh mematikan yang tidak kelihatan.


Malam itu harus mengadu kepada Tuhan sambil menangis ketika terdesak untk berani ambil resiko bahkan kematian yang mengancam didepan mata. Saat itu pula sempat berpikir, dengan memberikan tugas berangkat keluar kota dalam kondisi pandemi yang sedang mengancam nyawa manusia, seolah bahwa saya sedang diserahkan ke  dunia orang mati untuk dibunuh secara tidak langsung.



Dimana-mana manusia sedang mengalami roh ketakutan yang disusupi roh kematian. Bahkan untuk keluar rumah buat kebutuhan membeli sehari-hari sangat khawatir dan penuh kewaspadaan. Takut kalau-kalau Corona Menyentuh dan jatuh cinta. Lebih memilih apa adanya saja dirumah. Selain untuk mematuhi anjuran pemerintah untuk #tetapdirumah, disisi lain harus disuruh bertarung diluaran sana dengan melanggar aturan pemerintah tentang larangan mudik dan pulang kampung.


Apakah saat itu saya sedang menyerahkan nyawa kepada virus Corona dengan cuma-cuma? Jujur, saya tidak mau mati konyol dan mati sia-sia. Saya sangat menghargai hidupku demikian juga anda. Tetapi kadang sulit untuk menolak apalagi masih bergantung dengan orang lain (digaji). Kayak makan buah simalakama. Dimakan mati emak, tidak di makan mati bapak.


Tampaknya pilihan yang sulit. Tidak dituruti apa nasib pekerjaan. Di turuti, ini resiko yang mengintai:
1. Resiko terkena virus Corona.
2. Resiko tertangkap petugas penanggulangan Covid-19 dan bisa-bisa di karantina atau isolasi. Jadi makin runyam urusannya.
3. Yang pasti telah melanggar aturan pemerintah larangan mudik dan keluar rumah.


Untung saja, ada Tuhan diatas semua itu yang mengatur hidup manusia. Apabila tidak ada niat manusia yang jahat yang dengan sengaja dengan gagah-gagahan melanggar aturan pemerintah, Tuhan juga respon buat ciptaanNya yang dengan ketulusan berusaha dalam kebaikan. Percaya Tuhan akan hindari dari terinfeksi virus Corona. Segala niat baik akan Tuhan support dan Tuhan tolong untuk mengatasinya.



PERSIAPAN MENGHADAPI VIRUS CORONA YANG MEMATIKAN


Hanya, sebagai manusia, aturan yang mutlak harus dijalankan sebagaimana sikap ketaatan kepada pemerintah dan aturan yang diberlakukan. Untuk menghindari kematian dan tertularnya virus Corona kepada setiap orang, maka persiapan menghadapi virus Corona harus tetap diperhatikan. Jika tidak bisa mengikuti semua protokol pemerintah dengan baik, ikuti protokol dan petunjuk keluar rumah dengan baik. Paling tidak menjaga supaya kitanya jangan sampai tertular dan menularkan virus ini kepada orang lain. Pemerintah pun tidak membatasi semua pergerakan rakyatnya demi urusan ekonomi keluarga. Oleh karena itu pemerintah tidak pernah menerapkan lockdown bagi warganya, Indonesia.


Sebagai masyarakat kita diminta untuk tetap bisa memperhatikan daya upaya yang telah pemerintah anjurkan untuk melindungi warganya dan untuk menghindari diri dari penularan, diantaranya:


1. Saat keluar rumah gunakan masker.

Penularan terjadi melalui mulut dan hidung melalui percikan (droplets). Virus ini menyerang bagian organ penting manusia yaitu pernapasan dan paru-paru. Maka lindungi diri anda dengan selalu menggunakan masker.


2. Sering-seringlah cuci tangan.

Tangan kita dapat bergerak bebas menyentuh permukaan apa saja yang memungkinkan merupakan bekas tangan orang yang terpapar oleh virus corona. Dan tangan yang sama dapat menyentuh dan menjangkau bagian-bagian tubuh kita yang lainnya terutama bagian wajah dimana area ini merupakan tempat yang paling ideal dan rentan untuk menerima arus tertularnya virus Corona.
Sesering mungkin mencuci tangan sesering itu juga kamu protect terhadap diri anda dari terhindarnya virus Corona.


3. Gunakan hand sanitizer.

Mengapa ini penting?
Tidak semua tempat-tempat umum tersedia atau difasilitasi dengan sabun dan air pencuci tangan. Sedangkan tangan kita sangat sulit dibatasi untuk tidak bergerak dan untuk tidak bersinggungan dengan benda-benda disekitarnya. Dari semua bagian tubuh manusia, tangan anda anggota tubuh yang paling banyak berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya termasuk bagian tubuh anda.


4. Selalu perhatikan kondisi tubuh anda.

Tubuh kita sangat reaktif terhadap lingkungannya. Selalu perhatikan interaktif tubuh anda dengan semua kebutuhannya:

☑️ Disaat tubuh butuh air, tubuh mulai merasakan haus. Segeralah minum air putih yang cukup.

☑️Disaat tubuh merasakan gejala-gejala apapun yang menurut tubuhmu perlu perhatian khusus dari biasanya, segera penuhi kebutuhannya. Misalnya: butuh energi lebih banyak, berikan.

☑️ Saat butuh vitamin-vitamin tambahan, konsumsilah sumber vitamin yang dibutuhkan. Kamu harus selalu fokus melihat kebutuhan tubuhmu untuk menunjang kesehatan tetap terjaga dan terpelihara. Jangan tunggu sakit dulu baru diperhatikan.


5. Perhatikan pola makan dan tidurmu.

Jangan coba-coba anggap remeh dan anggap enteng dengan keadaan saat Pandemi ini. Mungkin karena merasa tubuhmu selama ini baik-baik saja tanpa ada gejala apa-apa dalam tubuhmu. Adakalanya saat kondisi imun sedang naik turun, bisa saja saat imun turun, saat itu penyakit sedang mengintai. Harus siaga mengkondisikan tubuh dan stamina tetap baik. Makan asupan yang bergizi dan tetap memperhatikan tidur yang berkualitas.


6. Apabila dalam perjalanan atau bepergian dengan menggunakan kendaraan umum, hindari makan dan minum di dalamnya.


Udara dan AC dalam kendaraan dapat saja membawakan virus masuk kedalam tubuh anda. Atau percikan saat ada orang bersin dan batuk  dengan tidak memperhatikan aturan batuk dan bersin. Bisa saja anda sudah patuh tetap pakai masker.

1️⃣ Hal pertama: Saat anda haus atau lapar atau pengen ngemil, anda berusaha untuk tetap makan dan minum. Saat Anda membuka mulut, disaat bersamaan, tidak tahu bahwa ternyata disekitar itu ada virus Corona yang sedang melayang-layang. Sesuai informasi, virus Corona dapat bertahan di udara selama 3 jam.


2️⃣Lalu hal kedua: Anda tidak bisa pastikan tangan anda selalu dalam kondisi steril dari virus ini saat anda memasukkan sesuatu kedalam mulut. Virusnya bukan dari makanan, melainkan dari tangan anda yang serta ikut menempel pada makanan saat menyentuh dan masuk kedalam mulut. Kecuali anda makan setelah cuci tangan sebelumnya lalu anda pegang makanan. Maka tangan anda bersih dan terbebas dari virus Corona.  Sulitnya menghadapi virus Corona dan beratnya hidup ditengah pandemi ini.


7. Selepas keluar dari rumah, segera bersihkan diri secara total.


Pembersihan harus secara total, mulai dari tubuh sampai pakaian yang Anda kenakan saat berada luar. Ini untuk memastikan bahwa saat dirumah dan saat bersama anggota keluarga, tidak ada virus yang masih tersisa menempel di tubuh dan pakaian yang Anda pakai.

Ini bukan lagi upaya, tapi keharusan : mandi serta keramaslah setelah keluar rumah. Rendam dan cuci pakai sabun semua pakaian yang anda kenakan dari luar.


8. Bersihkan ponsel anda dengan material pembunuh Virus.


Ini yang sering dilupakan, padahal kemungkinan virus menempel pada ponsel anda sangat besar. Sehari-hari dan paling sering dipegang adalah ponsel. Setelah semua diri dan pakaian yang anda gunakan dibersihkan, lap ponsel anda dengan menggunakan materi pembersih. Jangan bawa ponsel anda ke dalam kasur sebelum dibersihkan.

Ingat: Virus mengintai dimana-mana kecuali rumah anda yang sudah disterilkan dari virus ini, maka kalau tidak ada yang penting dan urgent tetaplah dirumah. Jikalau terpaksa harus keluar rumah, ikuti petunjuk kesehatan dari pemerintah dan siagakan semua persiapan diatas dan jangan lupa, LIBATKAN Tuhan dalam menjalani aktivitas anda, supaya tetap ada dalam Perlindungan-Nya.


Post a Comment for "Persiapan Melawan Virus Corona, Ketika Diperhadapkan Kepada Dunia Orang Mati Melalui Penugasan Keluar Rumah"