Pendidikan Terbaik Anak Usia Dini Berasal Dari 6 Landasan
Pandangan orang tua kebanyakan bahwa anak adalah harta terindah mereka membuat anak-anak mendapatkan perhatian lebih. Pendidikan terbaik anak sejak dari usia dini sangat diperhatikan karena pengaruhnya kepada perkembangan motorik dan psikis anak.
Untuk mendapatkan pendidikan terbaik pada anak terutama sejak masih usia dini, orang tua mencarikan mulai dari play grup terbaik, paud terbaik, TK terbaik sampai sekolah lanjutan terbaik seperti SD terbaik, SMP terbaik atau SMA terbaik dan unggulan untuk memenuhi kualitas pendidikan terbaik anak.
Untuk memenuhi pendidikan terbaik anak anak dari sejak usia dini tak luput dari beberapa landasan pendidikan sebagai pendukung masa depan anak nantinya. Landasan pendidikan anak yang dimaksud meliputi hal-hal sebagai berikut;
1. Pendidikan anak untuk membangun motorik anak.
Pendidikan terbaik anak usia dini adalah bermain. Permainan sangat membantu anak untuk membangun kecerdasan motoriknya. Permainan anak berkolaborasi membangun keseimbangan irama, kecerdasan otak, reaksi, orientasi ruang, koordinasi mata-tangan, kaki-mata.
Berikan dasar pelajaran bermain dengan memperkenalkan benda-benda yang ada disekitar atau membuat karya yang lucu seperti kupu-kupu, kelinci, burung-burung, gajah, kucing. Menyusun benda-benda permainannya untuk membentuk imajinasi dan konsentrasi anak. Ajak anak membuat atau menyusun sesuatu untuk menghasilkan kombinasi yang menarik seperti, menyambung sesuatu, membuat puzzle dll. Buat sesuatu yang menarik atau dengan bernyanyi.
2. Memperkenalkan angka-angka, huruf untuk mengasah kecerdasan intelektual anak.
Memegang pena atau pensil adalah sesuatu yang disenangi anak-anak. Terkadang ada ibu sangat keberatan dengan anak yang coba mengambil pena lalu di coret-coret kebagian tubuhnya, seketika ada ibu yang mendaratkan tangannya ke tangan anak untuk melarang. Atau mengambil krayon kakaknya lalu mencoret-coret dinding, ibu seketika ngomel.
Anak-anak suka mempelajari hal-hal baru. Melihat orang lain mengerjakan sesuatu, anak langsung tertarik untuk melakukannya juga. Lalu anak merengek minta itu pula.
Fasilitasi anak untuk melakukan kegiatan yang bisa mencerdaskan intelek anak jangan dilarang kecuali itu membahayakan dirinya. Kalau anak minta pena orang tua dapat memberikan opsi yang lebih lembut kalau takut membahayakan dirinya.
Perkenalkan huruf demi huruf dan angka-angka untuk mendorong kecerdasannya sambil memandu anak saat mulai muncul keinginannya untuk mencoret-coret dan mempelajari sesuatu yang ia lihat.
3. Memperkenalkan lingkungan sosialnya.
Anak akan lebih terbuka wawasannya dan keingintahuannya semakin tinggi jika anak sering dikenalkan pada lingkungan sosial ketimbang anak yang aktivitas mainnya dibatasi hanya didalam rumah.
Anak akan merasa stress dan jenuh kalau tempat mainnya rumah - sekolah. Ini akan membuat anak otaknya sulit berkembang. Sama seperti orang dewasa, anak-anak pun perlu rekreasi.
Anak-anak merasakan kebahagiaan saat meluapkan keceriaan bersama teman-temannya dan dapat mempengaruhi psikologi anak semakin baik.
Suasana dirumah kadang membosankan, otak kadang jadi tidak leluasa berkembang karena yang dilihat itu-itu saja. Anak-anak perlu suasana baru untuk menyusun puzzle-puzzle otaknya yang belum lengkap. Alam dan lingkungan sosialnya akan mengenalkan banyak hal yang belum pernah diketahui sebelumnya dan itu melengkapi bagian kecerdasannya.
4. Perkenalkan anak pada norma-norma masyarakat.
Anak-anak akan berakhlak saat sudah diperkenalkan dan ditekankan untuk memiliki akhlak. Contoh-contoh kecil dimasyarakat yang membangun akhlak anak yang sudah lazim diajarkan pada anak.
Ada 8 kebiasaan yang sering diajarkan orang tua untuk membangun akhlak anak. Semuanya itu jika rajin diterapkan dan diajarkan orang tua pada anak, niscaya, besarnya anak tidak akan membuat orang tua malu.
Tapi bagaimana membangun anak akhlak anak kalau orang tua tidak berakhlak? Anak tidak cukup diajarkan kepintaran intelektual. Semua aspek pembangunan anak harus berjalan dan diajarkan secara berimbang.
Kalau anak hanya memiliki kepintaran otak tanpa cukup dibarengi dengan akhlak akan keluar menjadi orang sombong / angkuh. Kalau anak hanya dijejali pelajaran akhlak tanpa belajar ilmu pengetahuan, anak akan menjadi anak yang bodoh. Kalau anak belajarnya rumah - sekolah, sekolah - rumah, maka akan menjadi sok pintar (seperti katak dibawa tempurung). Kalau anak sudah diajari semua pengetahuan di dunia tapi tidak diajarkan tentang Tuhan, anak akan menjadi orang angkuh dan hidup bagai diatas awan. Akan kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Semua harus dibangun pada anak anak untuk mendapatkan fondasi yang kuat.
5. Perkenalkan anak pada Tuhannya.
Disaat anak sudah mulai bisa berpikir bahwa ternyata yang terpenting itu bukan seberapa kuat usaha mencapai sesuatu. Ukuran manusia mencapai sesuatu sangat kecil sehingga dapat menyadari segala keberhasilan bukan hanya bergantung pada semua upaya dan kerja keras saja. Ada Tuhan yang membantu mencapai itu semua. Kesadaran ini nantinya yang harus dimiliki oleh anak
Mengenal Tuhan akan menjadi cermin bagi dirinya bahwa manusia sebenarnya tidak ada apa-apanya menurut dari apa yang dikerjakan. Semua bergantung kepada kehendak Pemilik alam semesta.
Mau anak cerdas, mau anak sudah menjadi seseorang, manusia harusnya cukup sampai disitu saja. Mengenal Tuhan menjadikan manusia hanya sebatas manusia, tidak berusaha menjadi Tuhan.
Sebelum anak menjadi dewasa, ajarilah anak sungguh-sungguh tahu siapa itu Tuhan untuk menjauhi penyimpangan-penyimpangan di dunia.
Warisan terbaik orang tua pada anak sesungguhnya bukan kekayaan yang dimiliki. Warisan sesungguhnya orang tua saat melihat anaknya berhasil mengenalkan anaknya pada Tuhan.
Warisan berupa harta seketika bisa menjadi malapetaka. Warisan kekayaan bisa habis. Warisan yang orang tua tinggalkan suatu saat tidak akan bisa membantu, tidak akan bisa menyelamatkan. Tetapi ketika ada Tuhan di hati anak, semiskin apapun orang tua, Tuhan sanggup membantu anak keluar dari kesulitan. Sejauh apapun orang tua berpisah dengan anak, percayalah anak akan tentram jiwanya karena ada Tuhan.
Warisan pokok orang tua pada anak adalah memperkenalkan dirinya pada Sang Pemiliknya, soal warisan harta, tahta, nama baik taruhlah itu di urutan ke sekian.
6. Perkenalkan anak pada Tujuannya
Jolly |
Tidak ada salahnya jika anak diperkenalkan tentang tujuannya. Anak-anak pun suka berimajinasi tentang cita-citanya. Anak seringkali mencoba menempatkan dirinya menjadi seseorang yang populer lewat cita-cita yang dia dengar dari orang tuanya atau bahkan dari orang lain.
Kalau ditanya, nak, besarnya mau jadi apa? Anak akan menjawab apa yang mereka lihat dan dengar sekalipun belum diketahui.
Apa cita-citamu nak, mau jadi apa nanti?, ada anak yang spontan menjawab: mau jadi polisi, ada yang punya cita-cita jadi dokter, ada yang jadi pilot.
Padahal sebenarnya anak belum tahu apa profesi itu, hanya karena familiar di mata dan ditelinga mereka. Dari sini anak bisa dituntun lebih giat dalam belajar saat itu. Cita cita yang terbersit dalam otak anak memberikan gairah untuk belajar sehingga akan lebih mudah diajar.
Sangat penting anak-anak diajarkan akan tujuannya sejak dini meskipun persentase pencapaiannya tidak banyak dibanding disaat mereka menentukan cita-cita setelah dewasa. Bertambahnya usia dan pengetahuan anak, akan merubah paradigmanya akan sebuah profesi namun tujuan hidupnya jelas. Mereka akan memilih cita-citanya setelah melewati seleksi kecerdasan dan passionnya.
Doa kebanyakan orang tua pada anaknya, entah ia masih anak-anak ataupun dewasa, menjadi anak yang berguna bagi orang lain, bagi Nusa dan bangsa, jadi kebanggaan keluarga, jadi anak yang takut akan Tuhan.
Itulah gunanya pendidikan terbaik bagi anak-anak usia dini supaya fondasi terbangun sehingga melahirkan anak-anak generasi yang kuat, teguh, berpendirian dan kebanggaan.
Post a Comment for "Pendidikan Terbaik Anak Usia Dini Berasal Dari 6 Landasan"