Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta Kematian korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182

 

Sriwijaya Air SJ182


Kematian itu sesuatu yang pasti tak terkecuali yang dialami oleh korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya air bernomor penerbangan SJY182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu tepatnya diantara pulai Laki dan pulau lancang pada Sabtu 09 Januari 2021 pada pukul 14.40 wib. Pesawat yang dijadwalkan terbang dari bandara Soekarno Hatta, Cengkareng menuju Supadio - Pontianak.


Namun naas, pesawat Sriwijaya Air SJ182 tersebut tiba-tiba hilang kontak setelah beberapa menit tinggal landas. Kejadian itu sontak membuat dunia penerbangan kalang kabut. Peristiwa itu meninggalkan duka yang dalam bagi kita semua terutama bagi keluarga yang ditinggalkan. 


Tiada yang bisa menduga takdir akan berakhir tragis. Semua orang berdoa untuk terhindar dari kejadian seperti yang dialami oleh pesawat Sriwijaya Air SJ182. Tapi jika Tuhan berkehendak lain bagi umatNya manusia hanya bisa menerima. Walaupun ada orang yang beranggapan itu adalah kematian tragis dan kengerian yang menimbulkan banyak persepsi dan spekulan dimasyarakat, tapi kalau itu kehendak Tuhan, tidak ada yang bisa menolak. Bahkan untuk bermimpi mengalami saja manusia tidak mau apalagi mengalami kejadian. Namun, apa yang dikerjakan Tuhan, tidak seperti yang dipikirkan manusia.  


Justru dengan adanya kejadian jatuhnya pesawat Sriwijaya air dengan nomor registrasi SJ182 ini, mengingatkan kita akan kematian yang sebenarnya ada didepan mata. Harusnya setiap orang berpikir bahwa kematian itu sangat dekat dan tidak terduga sama sekali. Hanya caranya saja yang mungkin berbeda-beda. Ada yang di awali dengan sakit, ada dengan cara kecelakaan ada yang dengan terbunuh. Dan semua itu hanyalah sebagai perantara untuk menghadap Sang pencipta Pemilik kehidupan. 


Karena caranya yang berbeda, maka apapun yang dipakai sebagai cara perantaranya untuk memanggil manusia kembali kepada Penciptanya tidak perlu jadi picisan, tidak patut dihakimi sebagai orang yang tidak dikasihi Tuhan. Dianggap sebagai orang yang dianggap orang paling berdosa, dianggap cidera dihadapan Tuhan atau menilai karena dia orangnya seperti ini maka matinya pun demikian.


Semua yang terjadi menimpa manusia itulah kehendak Tuhan untuknya. Baik itu kematian, kecelakaan, penderitaan, itu adalah kehendak Tuhan. Mengucap syukurlah karena diberikan satu kali lagi kesempatan untuk menikmati hidup. Kendati tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi dan dirasakan setelahnya.


Entah masih sehat, entah banyak masalah atau malah diperhadapkan dengan banyak penderitaan karena tidak ada seorang pun yang tahu yang terjadi setelah luput dari kematian dan kecelakaan.


Entah meninggal karena kecelakaan di pesawat Sriwijaya Air SJ182, entah mati terbunuh, mati kecelakaan, mati karena mengidap penyakit, itulah cara Tuhan bagi mereka yang mengalaminya.


Dengan berpikir positif, siapa tahu dibalik masalah yang sudah menimpa orang yang terkena musibah korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini, jiwa mereka terselamatkan dari dunia yang sungguh tidak tahu seluk beluknya. Bisa saja dengan kematian seperti itu, korban terhindar dari kesusahan besar.


Malah saya bilang, meski kematian korban mengerikan dan tragis, tapi menurut saya mereka adalah orang-orang yang beruntung. Bagaimana pun juga, kematian akan menghampiri semua yang hidup, lagi-lagi hanya cara saja yang berbeda.


Apa keuntungan orang meninggal kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini?

Keuntungan orang yang sudah meninggal

Kejadian musibah yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang jatuh di perairan kepulauan seribu yang menimbulkan korban jiwa, mereka adalah orang yang beruntung, karena sesungguhnya kematian didalam Tuhan adalah keuntungan bagaimana pun cara matinya.


Yang pertama, kematian korban berlaku prosesnya hanya sekejap. Saya menduga mereka hanya mengalami ketakutan sesaat saat trubulance terjadi didalam pesawat. Begitu kejadian tragis berlangsung, maka dalam sekejap juga jiwa mereka dibawa kepada keabadian. Tidak sempat merasakan kesakitan. Ketakutan akan kematian tidak mereka alami lagi.


Saya pernah berada dalam ruang tindakan operasi. Sebelum dioperasi saya dikasih kesempatan untuk menenangkan diri sebagai persiapan dimeja operasi. Tapi begitu selesai operasi, saat itu saya sadar bahwa ternyata semua terjadi begitu cepat. Malah saya berpikir saya tidak dikasih kesempatan untuk berpikir karena semuanya begitu cepat. Tiba-tiba saja bayi yang aku kandung sudah tiada😭😭😭


Para korban pun demikian. Kalau kita analisa kejadian itu sangatlah cepat bak kilat menyambar. Mereka tidak sempat berpikir panjang kematian itu akan seperti itu. Tiba-tiba sudah berada dalam keabadian. Siap tidak siap, saat trubulance itu datang menghampiri penumpang, saat itu pula mereka harus siap. 


Tidak akan bisa sempat berkata: "tunggu!, Saya berdoa dulu supaya roh saya diterima oleh Tuhan. Kesempatan itu benar-benar tidak akan pernah terjadi saat kondisi itu dialami dalam ketinggian.


Saya pernah naik pesawat. Saat itu pertama kali dalam hidup merasa sangat ketakutan dalam penerbangan. Saya sudah berpikir, mungkin inilah akhir hidup saya. Di atas ketinggian jelajah saya memandang kebawah, yang tampak adalah deretan rumah penduduk dan lautan luas. Kebayang kalau ada apa-apa dengan pesawat langsung terjun bebas. Kalau masih diatas daratan maka pesawat ambruk kerumah penduduk, kalau di atas laut, maka kejadiannya sama seperti penerbangan pesawat Sriwijaya Air SJ182 ini. Tidak mungkin selamat.


Tapi Tuhan berkehendak lain. Selama penerbangan tak hentinya saya berserah kepada Tuhan sambil menutup mata. Dan pada akhirnya selamat sampai tujuan.


Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182

Yang kedua, Penderitaan dalam dunia tidak mereka alami lagi. kematian yang terbilang sekejap membuat para korban tidak sempat menderita lama selama menunggu proses kematian. Tidak seperti kematian kebanyakan orang yang harus berada di kamar pesakitan sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Ada yang tidak sadarkan diri, mengalami koma, menderita, berada dalam ruang ICU dengan sederet selang oksigen. 


Bukankah para korban adalah sebenarnya orang yang beruntung karena tidak menderita sebelum ajal menjemputnya?


Pada dasarnya, manusia sangat menghindari yang namanya penderitaan. Orang yang sudah meninggal dalam kecelakaan jatuh pesawat Sriwijaya Air SJ182 tidak perlu menunggu lama sampai jantung berhenti berdetak.


Sebelum mereka meninggal, mereka sebelumnya bahagia. Ada yang bahagia karena ingin bertemu keluarga yang dicintai, ada yang bahagia karena berhasil menyelesaikan liburannya. Ada yang bahagia bisa kumpul kembali bersama keluarga. 


Gambaran kebahagiaan para korban terlihat tatkala mereka memposting aktivitas mereka di story media sosialnya. Tidak lama berselang mereka akhirnya meninggalkan dunia yang penuh penderitaan ini. Dunia yang penuh tangis dan air mata ini.


Mereka tidak berlama-lama dalam gemelut ini. Disisi yang berbeda, ada lagi orang yang menginginkan seperti mereka, tapi tidak bisa. Akhirnya ada yang coba bunuh diri untuk menghindar dari dunia fana ini karena tidak tahan, tidak kuat, namun Tuhan berkehendak lain, tetap membiarkan umurnya panjang sambil menikmati pesona yang ditawarkan dunia. 


 Jika kematian menghampiri, yakinilah satu hal, bahwa ketika kematian itu tiba, artinya Tuhan sudah melihat tugasmu selesai di dunia ini. Kalau Tuhan belum memanggil padahal sudah sangat kepengen, artinya masih ada tugas dan tanggung jawab yang masih belum selesai. Selesaikanlah dulu, baru bisa pulang. Jangan lupa memformat ulang hidup anda kalau sekiranya perilakunya sudah kadaluarsa biar Tuhan berkenan segera menjemput.


Jangan kuatirkan kematian para korban pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang menurut anda ngeri, menakutkan dan membuat merinding dan menangis, sesungguhnya bahwa mereka tidak lagi melihat dunia yang fana ini. Mereka sudah berada dalam keabadian dan mungkin ada yang sudah melihat keindahan bersama dengan Tuhan. Bahwa pada kenyataan semua orang ingin kesana.

  

Kerinduan ingin bersama Tuhan, Tuhan sudah kabulkan. Tidak lagi samar-samar. Tenang dan bahagialah dalam keabadian sambil menunggu giliran yang masih ada didunia yang masih hidup. Turut berduka cita sedalam-dalamnya bagi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182, semoga keluarga yang ditinggalkan sabar dan diberikan kekuatan oleh Tuhan.

Post a Comment for "Fakta Kematian korban Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182"