Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Resiko Tinggal Se-rumah Dengan Mertua

 

Menantu

Bukannya bermaksud menjelekkan mertua, tapi ini memang fakta di masyarakat. Akan banyak Resiko terjadi saat memilih tinggal se - rumah dengan mertua. Karena seberapa baik pun menantu tidak ada yang bisa menjamin hubungan tetap mesra apabila menantu dan mertua tinggal satu atap


Sudah banyak kejadian dimasyarakat, saat tinggal serumah dengan mertua, hubungan menantu dan mertua yang tadinya mesra disaat baru menikah ujungnya retak. Namanya juga baru menikah biasanya yang kelihatan baru yang manis-manisnya. Mertua sering puja puji menantinya didepan orang lain dan membanggakannya.


Itu biasanya tidak berlangsung lama. Akan tiba masanya menantu mengatai mertua juga sebaliknya. Akurnya pas baru menikah saja. Setelah enam bulan keatas, mulailah kelihatan benang kusutnya, jika ternyata kemesraan itu hanya diawal berumah tangga saja. Nanti kalau sudah kesandung urusan dapur atau yang lainnya, yang manis itu akan terasa hambar dan pahit.

Jarang yang tetap mesra.  Tidak ada jaminan tinggal se-rumah dengan mertua akan langgeng selamanya. Salah paham itu pasti ada.


Saya tahu ada banyak kejadian tidak mengenakkan saat tinggal serumah dengan mertua. Hal ini berkaitan dengan latar belakang dan prinsip yang berbeda. Tak jarang sering menimbulkan sakit hati terutama bagi menantu yang sebelumnya tidak begitu paham dengan sifat mertua.


Inilah yang terjadi bila menantu tinggal serumah dengan mertua.

1. Mertua Ingan tahu semua urusan menantu.

Mertua biasanya paling usil sama menantunya. Apa saja semua diperhatikan, semua ingin diurusi dari ujung rambut sampai ujung kaki. Pelan-pelan dengan mata yang mengawasi mertua memperhatikan gerak-gerik menantu loh. Nantinya semua sifat asli menantu tertangkap di matanya.Tidak ada yang luput dari perhatian mereka. Nanti setelah itu, ketemu dengan kawan-kawannya lalu dijadikan bahan cerita. Digosipin dan diceritakan semua kekakuan anda, tindak tanduk menantunya ke tetangga. Yang tidak ada menjadi ada. Itulah hebatnya dan maha benarnya mertua. Jadi mikir klean yang mau tinggal dirumah mertua.


2. Disaat menantu memutuskan tinggal serumah dengan mertua, maka siap-siap menanggung biaya hidup semua anggota keluarga yang tinggal serumah.


Disaat pasangan baru menikah memutuskan tinggal serumah dengan mertua, maka siap-siap untuk membiayai keluarga mertua. Hukumnya memang begitu bagi yang berstatus menantu. Siapkan kantong anda dalam-dalam. Walaupun mertua kaya, mau belanja bulanan atau belanja dapur tidak elok kalau harus meminta dari mertua.


Tidak mau kan dicap menantu pelit, menantu tidak mau keluarin duit?. Menantu yang hanya makan saja dirumah tapi tidak pernah mau mengeluarkan uang buat belanja. Maka sebelum di cap menantu pelit atau menantu yang hanya mau makan gratis saja, maka sebelum memutuskan tinggal serumah pikirkan apa yang bisa diberikan selama tinggal serumah dengan mertua. Jangan pilih tinggal dirumah mertua karena niat mau makan gratis.


3. Tidak ada kebebasan

Tidak bisa bebas disini bukan bebas melakukan sesuka hati seperti yang biasa dilakukan saat masih belum menikah, sebelum ada keterikatan dengan suami.


Sebagai pendatang baru dirumah mertua, jelas banyak aturan baru yang menantu sendiri pun kadang susah untuk menyesuaikan. Jadi perasaan terasa dikekang oleh berbagai aturan tersebut akan muncul dibenak menantu. Di samping menantu tidak bisa sembarangan berbuat sesuatu, karena harus menjaga perasaan mertua. Akibatnya menantu merasa canggung takut apa dilakukan menantu bertentangan dengan keinginan mertua. Akhirnya menantu hanya bisa menahan diri untuk melakukan apa yang mau menantu lakukan. 


4. Susah buat menabung.

Tinggal serumah dengan mertua tidak selalu membuat hidup menantu menjadi lebih enak. Memang seolah semua terlihat lebih enak lebih gampang, lebih menyenangkan. Itu berlaku bagi penonton saja.


Orang yang diluar akan berkata kepada menantu "kamu mah enak, tidak perlu belanja, tidak perlu mengontrak rumah, tidak perlu mikirin buat beli rumah." Gaji kamu bisa utuh, uang kamu bisa disimpan buat tabungan".


Hehehe...itu hanya ilusi. Nyatanya hampir semua pengeluaran akan dibebankan kepada menantu terutama bila mertua tidak kerja atau kerja serabutan ditambah lagi banyak adek beradek bisa bolong dompet tiap bulan.


Ada banyak mertua tidak tahu atau tidak tahu menahu kondisi keuangan anak - menantunya. Yang penting dirumah bisa beres dari biaya listrik, belanja dapur, belanja bulanan sampai kreditan. Tidak tahunya menantu berkeluh kesah untuk memenuhi kehidupan keluarga. 


Ada banyak menantu yang ingin segera keluar dari rumah mertuanya karena sadar merasa tidak sempat memikirkan buat nabung, tapi kadang tidak berani bicara. Di samping tidak enak sama mertua, suami juga terlalu sayang pada ibunya. 


5. Selisih paham sampai dengan bertengkar.

Bukan cerita baru kalau mendengar mertua dan menantu bertengkar. Itu sudah biasa terdengar dan sering menjadi konsumsi di telinga masyarakat kita.


Kata-kata pujian yang dulu pernah dinyanyikan didepan tetangga, teman, sahabat, menantu yang baik, menantu yang rajin, menantu yang perhatian dan segala macamnya bisa berubah jadi bulshit. 


Itu dulu sewaktu menantu harum wangi semerbak. Waktu menantu tutur katanya semanis madu, waktu menantu rajin kasih uang, kan masih cari perhatian mertua. Setelah punya anak, semua bisa berubah. Apalagi jatah bulanan yang tadinya sanggup menjamin semua biaya hidup, oww mertua manis manis kalau sama menantu. 


Menantu yang tadinya kalem, sontak membuat mertua kaget karena sudah mulai bisa bersuara lantang dan nyaring. 


6. Harus kuat hadapi banyak keluhan dan banyak pertanyaan.


Jangan dikira selama tinggal serumah dengan mertua semua akan baik-baik saja. Harus siap mental mengahadapi segala jenis tipe mertua. Tipe jenis mertua apapun jika ada hal yang mengganjal di hatinya atau tidak sesuai dengan harapannya bila diutarakan kepada menantu, bisa buat tidak betah tinggal dirumah.


Keluhan mertua biasanya beragam. Keluhan dan pertanyaan mertua bisa bikin menantu tidak kuat dan akhirnya memilih keluar dari rumah mertua. Biasalah mertua, kalau ingin sesuatu akan diucapkan berulang-ulang sampai bikin gerah dan jengkel. Ini kadang membuat menantu tidak nyaman lalu bersikap uring-uringan sama mertua.


7. Hak privasi berkurang.

Hal paling tidak enak tinggal dirumah mertua adalah hak privasi sebagai suami istri berkurang. Kalau sampai privasi berkurang dimata mertua, mertua bisa kesal sama menantu loh. 


Adakalanya sebagai keluarga harus bisa menyimpan dan menyediakan tempat rahasia yang tidak baik bila diketahui orang tua. Ini menyangkut juga soal harga diri. Sebut saja saat terjadi pertengkaran. Pertengkaran kecil pun kalau bisa dijaga jangan sampai bocor. Penyebab pertengkaran pun beragam. Ada pertengkaran namun sangat sensitif bagi mertua apalagi ada kaitan dengan mertua. Bisa pecah kapal anda.


Sebenarnya ada banyak hal yang harus disembunyikan dari mertua. Tapi resikonya kadang yang menjadi rahasia bisa berkurang kerahasiaannya karena menantu kurang pintar menyimpan rahasianya seperti kata ini bilang "dinding pun bisa bicara"


8. Tidak bisa hidup santai dirumah.


Walaupun ada mertua yang tidak cerewet, yang tidak terlalu usil dengan menantu, tetap saja kalau tinggal dirumah mertua rasa tidak enakan itu ada. Saat menantu sejenak ingin tiduran di kamar, pasti tidak enak sama mertua. Entah alasan sakit atau apalah. Beda dengan ibu kandung.


Kalau tidak anaknya yang ribut yah ipar-ipar juga. Disangka pemalas atau apalah padahal karena tidak enak badan. Lagi enak tidur dikamar, ada bunyi perabotan di dapur sebagai isyarat biar menantu cepat bangun dan keluar tuh dari kamar. Beresin rumah, masak, nyuci piring, gosok, ngepel, nyapu dll. Kadang menantu dibuat seolah pembantu dirumah. Mertua jadi nyonya besar.

 

Sudah tahu kan bahwa tinggal serumah mertua itu beresiko. Tapi jangan salah ada juga keuntungan jika kamu tinggal dirumah mertua 


.

Post a Comment for "Resiko Tinggal Se-rumah Dengan Mertua"