Fakta tentang Tempat Wisata Danau Toba dan Tragedi Tenggelamnya KMP Sinar Bangun
Provinsi Sumatera Utara dikenal dengan pesona Danau Toba-nya yang indah. Sayangnya, tidak semua negara tahu tentang panorama keindahan tersebut karena kurangnya perhatian pemerintah terhadap objek wisata ini. Sejak era pemerintahan presiden Joko Widodo, Danau toba mulai diperkenalkan dan diresmikan pada 24 November 2017 kepada dunia sebagai salah satu dari 10 destinasi tujuan wisat asekaligus salah satu keajaiban dunia.
Apakah itu cukup memperkenalkan Danau Toba di mata dunia?.... Tidak!.
Pemerintah Pusat sudah memberi perhatian terhadap Sumatera Utara, dan bertujuan supaya Sumatera Utara khususnya kawasan Toba Samosir dan Tapanuli yang bersinggungan dengan Danau Toba bisa diangkat ekonominya. Setelah pemerintah pusat menetapkan Danau Toba sebagai destinasi tujuan wisata, pemerintah kota dan daerah harus bersinergi melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh pemerintah pusat. Pemerintah berkeinginan mensejajarkan Sumatera dengan Kota-kota besar lain di Indonesia, seperti Surabaya, Bali, Nusa tengara dan kota-kota besar lainnya.
Patutlah memberi Apresiasi atas perhatian Presiden Joko Widodo untuk mengangkat Sumatera Utara khususnya Danau Toba dan daerah sekitarnya, yang selama berabad-abad selalu luput dari perhatian. Harusnya kabar baik ini disambut baik oleh masyarakat dan pemerintah setempat dengan menjaga dan melestarikan danau Toba dan sekitarnya.
Kehidupan dan budaya yang ada disana harus sebisa mungkin diangkat kepermukaan supaya benar-benar menjadi destinasi yang diidamkan oleh wisatawan lokal maupun mancanegara. Kita tahu masyarakat yang ada di sana sebnarnya adalah orang-orang yang berbudaya, yang bisa menjadi daya tarik, karena untuk menjadi wisata yang didambakan, masyarakat juga harus menunjukkan keramahtamahan dan memberikan rasa aman. Selain dari Keindahan danau toba, pengunjung harus diberi pelayanan yang lebih mumpuni, karena selain keindahan alam, para wisatawan bisa disuguhkan dengan berbagai budaya dan seni yang menjadi nilai tambah dari sebuah destinasi tujuan wisata.
Seiring dengan perjalanannya, semenjak ditetapkan sebagai destinasi wisata, tempat ini mulai dikenal orang. Tetapi tidak banyak tempat ini dikunjungi jika dibandingkan dengan tempat-tempat wisata lainnya di Indonesia, padahal tempat ini tidak kalah indahnya jika dibanding dengan tempat wisata lainnya. Orang lebih senang melancong keluar Sumatera. Mengapa? Itulah yang menjadi PR sebagai putra dan pemerintah daerah yang selalu bangga dengan alam dan budayanya tetapi tidak banyak di minati orang dan tidak banyak pula yang menikmatinya.
Baca juga:
Belajar dari kejadian tenggelamnya KMP Sinar Bangun di perrairan Danau Toba.
Memang saat terjadinya kecelakaan kita semua tidak ada di tempat kejadian perkara (TKP). Dari photo-photo, video-video dan juga informasi dari TKP yang beredar setelah kejadian tersebut, tampak bahwa, sebagai tujuan wisata bahkan masuk keajaiban dunia, dengan kurangnya dukungan pemerintah terhadap fasilitas yang ada disana. Padahal keselamatan pengunjung menjadi rujukan pertama (First Safety) yang harus diperhatikan. Selanjutnya menjalankan SOP (Standard Operating Procedure) atau adanya prosedur yang jelas, baru berlanjut ke hal-hal yang umum. Kita tidak bisa berharap sesuatu akan datang berkunjung jika tidak siap menerima suatu kedatangan dan sebagai tuan rumah.
Tidak ada yang tahu kapan dan dimana musibah akan terjadi. Tetapi paling tidak jika standard operasi transportasi diperhatikan tidak akan terjadi pihak-pihak yang saling menyalahkan. Satu hal yang harus disadari dan diterima, kejadian itu sangat merusak citra Danau Toba dimata wisatawan. Jika tidak ada perhatian setelah kejadian ini untuk membenahi diri dan membenahi fasilitas dan standard operasi, maka bisa dipastikan danau Toba hilang pamor dimata dunia sebagai destinasi wisata.
Danau Toba merupakan suatu kebanggaan bagi penduduk Sumatera utara, karena lokasi wisata ini sangat mudah dijangkau dari arah mana saja. Hanya berjarak 1-2 jam saja dari ibu kota - Medan. Dari lokasi sangat strategis dan sangat cocok dijadikan sebagai tempat berlibur. Untuk pengunjung dari manapun tidak ada kendala untuk mengakses lokasi ini. sebut saja dari bandara Kualanamu - sebagai terminal bandara internasional yang bisa membawa dari mana saja, baik wisatawan lokal maupun mancanegara dan satu lagi bandara Silangit di Silangit - Siborong-borong - Tapanuli Utara. Pengunjung bebas dari mana saja menikmati wisata danaunya. Ada banyak penduduk lokal yang mendiami daerah tersebut dan kampung kampung yang tersebar luas, Samosir, Tuk-tuk, Dairi, Muara, Pangururan, Parapat, Balige, Tomok, Pangururan, Ajibata dan lain-lainnya.
Tenggelamnya Kapal Motor penumpang meninggalkan duka yang mendalam bagi keluarga dan orang-orang terdekat korban. Sebuah kapal penumpang Sinar Bangun tenggelam setelah diterjang ombak besar diperairan Danau Toba pada Senin, 18 Juni 2018 sekitar pukul 17.20 Wib. Berangkat dari penyeberangan Simanindo menuju Tigaras.
Kita semua berharap, kejadian ini, menjadi yang terakhir, jangan ada lagi kejadian serupa. Ini pelajaran penting supaya siapa saja pun yang bersinggungan dengan wisata danau Toba memberi kontribusi meski dalam hal sekecil apapun.
Jika Batak (khususnya) menganggap dirinya orang berbudaya, tunjukkanlah itu kepada dunia, bahwa kita benar-benar berbudaya. Budaya tidak hanya melibatkan adat istiadat, tradisi melainkan tata krama dan tutur kata yang baik dan bermoral. Hilangkan budaya maki-memaki, bahasa kotor dan sembrono yang tidak mengandung faedah. Bila itu masih dipelihara, sedangkan kita (menganggap) berbudaya, para wisata pun juga akan sungkan untuk berkunjung. Bangun jati diri kita sebagai salah satu suku besar di Indonesia yang memang pada dasarnya bermartabat dan berbudaya.
Nama-nama penumpang KMP Sinar Bangun
Kita semua berharap, kejadian ini, menjadi yang terakhir, jangan ada lagi kejadian serupa. Ini pelajaran penting supaya siapa saja pun yang bersinggungan dengan wisata danau Toba memberi kontribusi meski dalam hal sekecil apapun.
Jika Batak (khususnya) menganggap dirinya orang berbudaya, tunjukkanlah itu kepada dunia, bahwa kita benar-benar berbudaya. Budaya tidak hanya melibatkan adat istiadat, tradisi melainkan tata krama dan tutur kata yang baik dan bermoral. Hilangkan budaya maki-memaki, bahasa kotor dan sembrono yang tidak mengandung faedah. Bila itu masih dipelihara, sedangkan kita (menganggap) berbudaya, para wisata pun juga akan sungkan untuk berkunjung. Bangun jati diri kita sebagai salah satu suku besar di Indonesia yang memang pada dasarnya bermartabat dan berbudaya.
Saya mencoba meng-copas berita dibawah ini sebagai referensi saya untuk para pembaca. Saya tidak bermaksud menyudutkan siapa dan pihak manapun dalam hal ini. Berita semacam ini sangat banyak menghiasi akun-akun medsos. Tujuannya adalah agar semua pihak saling bersinergi memperbaiki system operasi transportasi dan navigasi agar supaya pengunjung dapat menikmati liburan dengan aman dan nyaman dan kembali kepada keluarga dengan selamat (harapan semua orang).
Berikut Ulasannya:
PADA UMUMNYA TRANSPORTASI KAPAL PENUMPANG DI DANAU TOBA TIDAK MEMILIKI ALAT KESELAMATAN PENUMPANG ATAU PELAMPUNG.
Untuk kesekian kalinya terjadi peristiwa tenggelamnya Kapal Penumpang di perairan Danau Toba hanya karena diakibatkan Human Eror kelebihan muatan disamping kondisi cuaca.
Perlu diketahui bahwa sistim transportasi Danau Toba selama ini tidak melalui tertib Bandar bahkan banyak yang tidak melakukan tahapan Cek Dokumen yang benar.
Hingga saat ini sebahagian besar Kapal penumpang yang ada di Danau Toba tidak memiliki Antara lain :
1. Alat komunikasi jarak jauh atau Radio yang memadai
2. Daftar data Manifest penumpang.
3. Bahkan tanpa Ticket dimana pembayaran ongkos dilakukan di atas kapal dengan cara hitung kepala.
Hal ini adalah merupakan kelalaian dari dinas terkait bahkan bisa jadi merupakan kesengajaan yang menjadi kebiasaan buruk dalam sistim transportasi di perairan Danau Toba.
SISTIM TRANSPORTASI AIR DI DANAU TOBASA YANG AKAN MENJADI OBJEK WISATA DESTINASI DUNIA HARUS DI BENAHI.
Sumber :
https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=1873269332695270&id=100000366646550
Note: Sedikit tanda merah atas kejadian tenggelamnya KMP Sinar Bangun. Saya sedikit geram dengan orang-orang yang mengkait-kaitkan kejadian tersebut dengan hal yang berbau mistis, mitos-mitos, dan cerita takhayul yang tidak masuk akal. Sudah jelas standard transportasi , navigasi dan cuaca buruk menjadi penyebabnya. Sudah itu saja!!....
Post a Comment for "Fakta tentang Tempat Wisata Danau Toba dan Tragedi Tenggelamnya KMP Sinar Bangun"