Hindari Menikah Dengan Alasan ini, Jika Tidak Mau Terjadi Masalah Nantinya !
Credit: sotiris_tsakanikas |
Masih sering terjadi pernikahan tanpa didasari cinta kasih sayang 2 insan yang berbeda. Didalam konteks ini ada bebarapa hal penting yang harus dihindari berhubungan dengan pernikahan termasuk menikah dalam kebodohan. Apa yang dimaksud dengan menikah dalam kebodohan?. Menikah kebodohan adalah menikah tanpa komitmen karena tuntutan semata lalu mengabaikan hal-hal yang yang kongkrit dalam pernikahan. Maka dari itu sebelum memutuskan menikah, hindarilah menikah dengan alasan ini apabila tidak mau terjadi masalah. apabila kamu masih melakukan hal-hal dibawah ini, akan sangat rentan dalam pernikahanmu nantinya.
Hubungan yang benar selalu didasari kasih, pertama-tama perkenalan, berlanjut kepada pertemanan naik lagi ke persahabatan, terus meningkat kepacaran dan bermuara dalam pelaminan. Saya percaya orang atau pasangan yang melewati tahapan-tahapan diatas akan aman dalam pernikahannya. Sebab dibangun dari setiap fase dasar yang dibutuhkan dari sebuah hubungan.
Hubungan yang benar selalu didasari kasih; pertama-tama perkenalan, berlanjut kepada pertemanan, naik lagi kepada persahabatan, terus meningkat ke-pacaran dan bermuara dalam perkawinan
Sungguh indah pernikahan yang melewati fase-fase tersebut, dalam memutuskaan membangun sebuah keluarga tidak lagi ada keragu-raguan karena kedua pasangan memahami betul watak pasangannya. Dan pada akhirnya sangat mudah untuk menyatukan dua perbedaan, Pasangan sudah tahu dimana sela titik kelemahan dan kelebihan pasangannya dan secara otamatis mudah membangun komunikasi.
Tetapi malang yang menikah dalam.kebodohan, karena sering mendapat benturan dalam perjalanan kisah pernikahannya. Judulnya saja pernikahan dalam kebodohan, semua dilakukan dalam kebodohan.
1. Menikah karena merasa kebelet nikah.
Kebelet diartikan adalah tindakan atau perbuatan terburu-buru. Melihat orang atau sahabatnya menikah, ia pun terdorong untuk segera menyusul. Tidak ada yang salah jika peenikahan sahabat atau teman atau tetangga menjadi inspirasi bagi kamu. Barangkali dengan cara itu kamu mulai sadar dan terbuka untuk melihat diri kamu sudah semakin dewasa dan sudah waktunya untuk membangun hubungan rumah tangga.
Dan apabila jodoh kamu sudah ada dan kamu sudah mantap dengan pilihan hatimu, kamu sudah kenal secara baik luar - dalam jodoh kamu, pelan-tapi pasti bisa menusuri jalan baru bersamanya.
Nah bagaimana yang belum ada?
Jangankan dikata pacar, yang pede - kate pun tak ada. Pernikahan karena kebelet, bukan saja terjadi karena faktor "U" (usia), hal ini juga terjadi kepada gadis remaja. Padahal masih belia, tapi udah kebelet mau nikah! Secara kehidupan dan tanggungjawab pun belum memahami. Kalau istilah, orang sebut " kencing aja belum lurus" makan masih minta dari orang tua, apa-apa masih menggantungkan hidup dari orang tua, sudah minta dikawinin. Yah.... tapi daripada rusak, orang tuapun merelakan. Kawin dalam kebodohan.
2. Menikah karena merasa pernikahan itu gampang.
Eh... kamu-kamu? Jangan menganggap pernikahan itu gampang, enggak kawan. Sebelumnya kita harus mempelajari dulu bagaimana tabiat dan karakter jodoh kamu. Jangan kamu menganggap, pernikahan itu mudah dijalani. Kalau kamu menganggap demikian, kamu sudah salah besar. Akan sangat jarang perceraian terjadi bila pernikahan itu sesuatu yang mudah dijalani.
Lihat tuh... disekitarmu banyak rumah tangga yang berantakan tidak sanggup bertahan, itu yang kamu sebut pernikahan itu gampang? Banyak Suami dan istri yang nangis darah terluka karena hubungan yang tidak harmonis. Banyak anak jadi korban kekejian orang tua karena orang tua tidak memahami perannya sebagai orang tua, tahunya menikah, bikin anak!... Itulah yang mereka tahu karena menikah pun belum cukup pengetahuan. bukankah dengan kurangnya pengetahuan ujungnya timbul pernikahan yang bodoh?
Menyatukan dua prtibadi yang berbeda sangat sulit. Contoh simple saja, kita sama saudara kandung saja kita sering terlibat dengan pertengkaran, apalagi orang yang dari awalnya tidak kita kenal sama sekali.
Pernikahan itu sebuah perjuangan yang berat dan panjang dan boleh di bilang fase terpanjang dalam siklus kehidupan manusia. Dan selama itu pula semua harus dituntut untuk belajar. Dan untuk mempertahankan pernikahan sering terjadi uraian air mata karena disatu sisi kamu harus menjaga komitmen janji pernikahan dan disisi lain kamu harus menerima kesakitan.
3. Menikah karena merasa dapat tekanan orang tua bukan karena komitmen.
Pada umumnya anak-anak lebih banyak meniru perilaku orang tua terutama ibu. Nah... ibu ini biasanya banyak memberi pengaruh kepada anak. Entah itu pengaruh buruk dan juga pengaruh baik. Ada orang tua yang selalu ambisius terhadap kehidupan anaknya. Sebenarnya si ibu menurut dia, dia ingin memberikan hal-hal yang terbaik bagi anaknya. Tapi yang namanya manusia juga bisa toh salah memilih? Ibu pun bisa salah memilih.
Si anak harus tegas kepada ibu jika dirasa perjodohan itu tidak baik untuk dirinya. Bagi ibu, calon yang dipilih untuk anaknya, adalah pilihan yang cocok dan baik menurut dia. Kan yang menjalani, anak. Tapi kalau anak merasa itu cocok baginya, ya sama-sama baik.
Yang kamu harus hindari adalah kamu merasa pilihan ibumu tidak cocok dengannya tetapi kamu terpaksa melanjutkannya karena takut yang namanya "karma". Ada saja ibu yang yang berkata: "Kalau kamu tidak turuti maunya ibu, entar kamu kena karma loh". Ibu macam apa itu? Ibu kok nuntut karma sama anak? Biarkan anakmu memilih jalan hidupnya bu, toh anakmu sudah dewasa. Ibu hanya mengawasi anakmu dari jarak jauh, bukan dari jarak dekat ya bu!
Eits....jangan asal embat ya. Dunia ini semakin gila, sadar enggak sih kamu itu, bahwa dunia semakin pada kegilaannya. Saking gilanya pemerintah pun bingung di buatnya... Mereka akan bekerja lebih keras untuk membuat undang-undang baru untuk mengatur tatanan hidup rakyatnya karena begitu banyaknya kejadian yang aneh-aneh, termasuk mengenai perkawinan.
Istilah-istilah baru semakin banyak bermunculan dan begitu populer: ada pelakor-lah, ada pebinor-lah, sebentar lagi entah istilah apa lagi muncul.
Bila sudah tahu milik orang lain, kenapa mau kawin? Itu pertanyaannya? Apa tidak ada lajang atau duda sekalian?
"Enggak enaklah, orang selesai menikah, ingin bahagia menikmati bulan madunya, sedangkan kamu? Setelah menikah malah mendapat serangan dan hujatan bertubi-tubi, bukannya menikmati bulan madu (honeymoon) malah cacian dan hujatan dan mendapat gelar baru: pelakor - pebinor.
Baca Juga:
Benih-benih kekerasan pasangan, biasanya diawal sebelum menikah sudah kelihatan. Tetapi kamu mengabaikan sinyal-sinyal itu pada hal sudah jelas sekali. Namun kamu tetap memaksa keputusanmu, entah apa yang ada didalam pikiranmu. Apakah faktor-faktor diatas juga turut mempengaruhi keputusanmu itu? Tanyalah dirimu.
Seharusnya saat kamu tahu bahwa calon pasanganmu orangnya kasar, ada baiknya lakukan tindakan cepat. Putusin aja. Pacaran saja kamu sudah dibuat menangis, bagaimana setelah menikah? Kelar dah hidup lho, disiksa terus. Jangan pikir dia berhenti menyakitimu jika nanti sudah menikah, jauhkan pikiran itu. Kamu bukan malaikat yang bisa mengubah hati seseorang menjadi lembut.
Berkenalan dengan baik sebelum menikah itu sangat penting dan sangat dianjurkan. Kamu tidak cukup mengenal jodohmu dari omongannya saja lalu percaya begitu saja. Mengenal lebih kritis identitas, asal muasal keluarga, kampung halamannya, sosialnya dimasyarakat, perlu kamu tahu. Pergi kerumahnya sebelum ia melamarmu itu perlu untuk menghindari pernikahan bodoh.
Jangan mudah percaya saja dengan orang. Kamu saja sebelum berteman, kamu perlu kenali dulu, cocok, lalu kamu mau berteman. Teman yang tidak saja selalu ada denganmu, kamu perlu tahu wataknya, bibit, bebet dan bobotnya apalagi untuk yang akan kamu jadikan pendamping seumur hidupmu, masa kamu tidak perduli?.
Jangan tertipu dengan penampilan luarnya, karena seringkali orang tertipu dengan apa yang terlihat dari luar, dalamnya kamu tidak tahu. Tahunya dia adalah seorang penjahat ulung, itupun setelah menikah...kena tipu lagi. Bagi kamu yang mendapat kenalan dari media sosial, waspadalah menikah dengan orang dari media sosial. Kamu percaya padanya karena kamu hanya melihat profile-nya, nyatanya dia milik sah orang lain, dia bukan orang baik. Atau yang mendapat perkenalan jarak jauh. Jangan terburu-buru meng-iyakan menikah sebelum kamu tahu dengan baik dengan siapa kamu harus menikah. Jangan termakan bujuk rayu dan kata-kata manis.
Itulah beberapa pernikahan yang dilakukan dalam kebodohan yang berhasil saya rangkum. Dengan membaca pemaparan diatas semoga orang yang akan melanjutkan hidupnya kepernikahan bisa terhindar dari pernikahan diatas. Semoga bermanfaat.
Si anak harus tegas kepada ibu jika dirasa perjodohan itu tidak baik untuk dirinya. Bagi ibu, calon yang dipilih untuk anaknya, adalah pilihan yang cocok dan baik menurut dia. Kan yang menjalani, anak. Tapi kalau anak merasa itu cocok baginya, ya sama-sama baik.
Yang kamu harus hindari adalah kamu merasa pilihan ibumu tidak cocok dengannya tetapi kamu terpaksa melanjutkannya karena takut yang namanya "karma". Ada saja ibu yang yang berkata: "Kalau kamu tidak turuti maunya ibu, entar kamu kena karma loh". Ibu macam apa itu? Ibu kok nuntut karma sama anak? Biarkan anakmu memilih jalan hidupnya bu, toh anakmu sudah dewasa. Ibu hanya mengawasi anakmu dari jarak jauh, bukan dari jarak dekat ya bu!
4. Menikah dengan suami atau istri yang sudah menikah karena lebih mapan dan menarik.
Eits....jangan asal embat ya. Dunia ini semakin gila, sadar enggak sih kamu itu, bahwa dunia semakin pada kegilaannya. Saking gilanya pemerintah pun bingung di buatnya... Mereka akan bekerja lebih keras untuk membuat undang-undang baru untuk mengatur tatanan hidup rakyatnya karena begitu banyaknya kejadian yang aneh-aneh, termasuk mengenai perkawinan.
Istilah-istilah baru semakin banyak bermunculan dan begitu populer: ada pelakor-lah, ada pebinor-lah, sebentar lagi entah istilah apa lagi muncul.
Bila sudah tahu milik orang lain, kenapa mau kawin? Itu pertanyaannya? Apa tidak ada lajang atau duda sekalian?
"Enggak enaklah, orang selesai menikah, ingin bahagia menikmati bulan madunya, sedangkan kamu? Setelah menikah malah mendapat serangan dan hujatan bertubi-tubi, bukannya menikmati bulan madu (honeymoon) malah cacian dan hujatan dan mendapat gelar baru: pelakor - pebinor.
Baca Juga:
- Rambu-rambu Berpacaran Yang Wajib kamu Ketahui dan Pahami
- 9 Cara Mengenali Jodoh Yang Seimbang
- Cara Mencari pasangan yang Ideal
- Salahkah Berpacaran?
5. Menikah dengan orang suka main kasar Karena terlanjur cinta
Benih-benih kekerasan pasangan, biasanya diawal sebelum menikah sudah kelihatan. Tetapi kamu mengabaikan sinyal-sinyal itu pada hal sudah jelas sekali. Namun kamu tetap memaksa keputusanmu, entah apa yang ada didalam pikiranmu. Apakah faktor-faktor diatas juga turut mempengaruhi keputusanmu itu? Tanyalah dirimu.
Seharusnya saat kamu tahu bahwa calon pasanganmu orangnya kasar, ada baiknya lakukan tindakan cepat. Putusin aja. Pacaran saja kamu sudah dibuat menangis, bagaimana setelah menikah? Kelar dah hidup lho, disiksa terus. Jangan pikir dia berhenti menyakitimu jika nanti sudah menikah, jauhkan pikiran itu. Kamu bukan malaikat yang bisa mengubah hati seseorang menjadi lembut.
6. Menikah dengan orang yang tidak tahu bobot, bibit dan bebet pasangan karena mengejar target.
Berkenalan dengan baik sebelum menikah itu sangat penting dan sangat dianjurkan. Kamu tidak cukup mengenal jodohmu dari omongannya saja lalu percaya begitu saja. Mengenal lebih kritis identitas, asal muasal keluarga, kampung halamannya, sosialnya dimasyarakat, perlu kamu tahu. Pergi kerumahnya sebelum ia melamarmu itu perlu untuk menghindari pernikahan bodoh.
Jangan mudah percaya saja dengan orang. Kamu saja sebelum berteman, kamu perlu kenali dulu, cocok, lalu kamu mau berteman. Teman yang tidak saja selalu ada denganmu, kamu perlu tahu wataknya, bibit, bebet dan bobotnya apalagi untuk yang akan kamu jadikan pendamping seumur hidupmu, masa kamu tidak perduli?.
Jangan tertipu dengan penampilan luarnya, karena seringkali orang tertipu dengan apa yang terlihat dari luar, dalamnya kamu tidak tahu. Tahunya dia adalah seorang penjahat ulung, itupun setelah menikah...kena tipu lagi. Bagi kamu yang mendapat kenalan dari media sosial, waspadalah menikah dengan orang dari media sosial. Kamu percaya padanya karena kamu hanya melihat profile-nya, nyatanya dia milik sah orang lain, dia bukan orang baik. Atau yang mendapat perkenalan jarak jauh. Jangan terburu-buru meng-iyakan menikah sebelum kamu tahu dengan baik dengan siapa kamu harus menikah. Jangan termakan bujuk rayu dan kata-kata manis.
Itulah beberapa pernikahan yang dilakukan dalam kebodohan yang berhasil saya rangkum. Dengan membaca pemaparan diatas semoga orang yang akan melanjutkan hidupnya kepernikahan bisa terhindar dari pernikahan diatas. Semoga bermanfaat.
Post a Comment for "Hindari Menikah Dengan Alasan ini, Jika Tidak Mau Terjadi Masalah Nantinya !"