Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

10 Penyebab Warganet Sering Marah-marah dan Merendahkan Orang di Media Sosial



Pernahkan kalian sengaja mencari berita / postingan yang berhubungan dengan jati diri seseorang? Lalu apa yang kamu pikirkan setelah membaca isi dari postingan tersebut?. Biasanya beragam tanggapan warganet bermunculan, mulai dari yang simpatik sampai yang benci sekali. Netizen itu terdiri dari berbagai type dan karakteristik. Ada yang sukanya mengeluh, mencela, ada juga yang hanya mengkritik, dari  A sampai Z semua dikritik. Ada yang suka pamer,  ada yang hanya penyimak dan pembaca setia saja dan ada juga yang sukanya berbagi, setiap ketemu postingan dari akun lain dengan lincah jarinya membagikan. Ada juga yang sukanya ngegas marah-marah. Nah,  dalam artikel kali ini, 10 penyebab warganet Sering marah-marah dan Merendahkan Orang di Media Sosial.


Media sosial seringkali dijadikan sebagai tempat peluapan emosi, tempat mengutarakan uneg-uneg meskipun sebenarnya tidak berbobot, yah..setidaknya sambil duduk menghabiskan waktu menunggu teman yang terlambat datang menemui kamu. Atau pekerjaan rumah sudah beres semua, jadi tidak ada salahnya kan saya online membaca timeline teman yang kelewatan. Sayang kalau saya tidak update kegiatan hari ini nanti teman nongkrong pada nanyain.

Buat warganet yang suka meluapkan perasaan termasuk yang suka mengeluh dan marah-marah dimedia sosial, Inilah 10 penyebab mengapa warganet sering melakukan itu di media sosial:


1. Rasa iri hati yang berlebihan kepada teman yang lebih sukses


Media sosial menjadi tempat yang relevan untuk melampiaskan ketidaksenangan dan ketidakpuasan akan keadaan yang menimpa dirinya. Ya, karena media sosial selalu siap menampung caption-caption yang menggoda untuk dikomentari warganet. Walaupun sebenarnya media sosial bukan tempat yang pas untuk berkeluh kesah meski bukan dengan bahasa yang lugas, tetapi wargnet mudah tergiring dengan opini yang abu-abu. Mereka dengan mudah terbawa suasana dan memberi penilaian sesuai suasana hati. Tidak ada gunanya untuk mengeluhkan sesuatu apalagi karena tidak tahan melihat sesuatu pada orang lain.

Lebih baik berusaha keras untuk mengejar pencapaian atau memulai bisnis online juga bisa, daripada kamu sibuk mencari-cari masalah orang lain, iya kan? apa gunanya bagi kamu?. Lebih baik cari uang yang banyak, supaya kamu memiliki pengalaman yang lebih baik demi meningkatkan kualitas hidup. Jangan marah melihat teman atau tetangga yang maju. Belajarlah dari padanya kunci-kunci suksesnya, jangan memulai obrolan yang merugikan orang lain.



2. Tidak mampu bersyukur karena pikiran lebih banyak dijejali oleh berita kriminal


Masa Iya sih tidak tahu bersyukur?
Apabila media sosial menjadi konsumsi sehari-hari, jangan heran jika kamu menjadi orang yang suka mengeluh dan menggerutu. Terkadang situasi di media sosial sangat berbeda jauh dengan dunia dihadapanmu. Media sosial itu kejam, jadi jangan menghabiskan waktumu hanya untuk tongkrongi updetan. Disana banyak berita bohongan yang dapat membuat hati warganet menjadi panas dan tak terkendali. Netizen membuat seolah dunia maya sama seramnya dengan dunia nyata. Visualisasi media sosial sangat mempengaruhi warganet pada umumnya. Padahal kenyataannya, keadaan didunia nyatamu atau lingkunganmu tidak seperti yang ada didunia maya.

Di media sosial, para netizen bisa dengan mudah membalikkan fakta jadi kebohongan. Ini membuat kebanyakan warganet yang tidak bisa membedakan mana fakta dan bohong, sering terjebak dengan permainanan para penjahat medsos ini. Semakin banyak kamu bergaul dengan warganet, maka semakin sulit kamu melihat dunia yang begitu hangat denganmu. Apapun ceritanya, bila kamu hanya memandangi status dan postingan orang lain, kamu menjadi orang yang sering lupa bersyukur padahal banyak rahasia ketika kamu selalu bersyukur karena Tuhan telah memberikan orang-orang baik disekitarmu.



3. Ketidakmampuan menjadikan dirinya lebih baik dari temannya.


Perang media sosial bisa saja terjadi karena beda pandangan. Tetapi jika kamu tidak cukup pintar untuk memayungi diri kamu dengan pengetahuan-pengetahuan yang baik, maka biasanya akan terjadi pertengkaran dan untungnya hal itu terjadi di media sosial saja. Coba kalau terjadi dihadapanmu, bisa-bisa bogem mendarat diwajahmu. Tapi jangan pernah remehkan kondisi ini, pertengkaran di media sosial bisa juga berlanjut kedunia nyata, mengejar kamu dan mendatangi alamatmu.


Cara warganet menyikapi ketidakmampuannya berbeda-beda, sesuai dengan apa yang dia miliki sebagai senjata pembelaan untuk menutupi ketidakmampuan tersebut. Ada yang bersikap biasa-biasa saja menganggap tidak terjadi apa-apa, ada yang hanya mengeluh, dan parahnya ada yang mengamuk. Nah, kebanyakan netizen mengamuk ketika dicela, direndahkan, karena tidak mampu menang menangkis lawannya dalam argumen. Kalau tidak pintar menghadapi warganet jangan coba-coba masuk dalam komplotan mereka. Media sosial itu kejam, apalagi tidak ada yang bisa diandalkan dan hanya modal emosi saja.



4. Tidak fokus pada tujuan hidup, maunya hidup seenaknya


Pernahkah ketika kamu lagi sendirian, lalu kamu membayangkan dirimu disuatu masa bersama dengan masa depanmu? Lalu apa yang sudah dan sedang kamu persiapakan untuk masa depan itu. Impian-impianmu saat ini sangat membantu untuk meraih masa depanmu. Betapa sedihnya hidup tanpa tujuan yang pasti. Saat semua orang sibuk mempersiapkan masa depannya, kamu malah asik scroll down timeline teman dimedia sosial. Jangan habiskan waktumu dengan membalas semua komentar netizen di akun sosialmu. Benahi diri dan fokus kepada tujuan hidupmu untuk mencapai kesuksesan. Memang sepertinya kamu perlu buat skedul aktivitasmu supaya sedikit kegiatan yang tidak menguntungkan dimedia sosial berkurang. Mulai bangun dan pelajari deh apa yang menjadi kemampuanmu, supaya kamu bisa fokus mengerjakannya.


Fokus kepada sesuatu hal itu penting untuk menggali sesuatu yang akan menjadi tombak untuk memperbesar kapasitas kamu. Kalau kamu tidak bisa mengenali apa kelebihanmu, kamu juga tidak bisa fokus  melakukan sesuatu secara intens untuk terus mengasah dan menjadikannya sebuah nilai jual.  Kamu pasti tak mau kan comot sana comot sini karena kamu tidak tahu apa yang menjadi talenta kamu?



5. Mengalami kerugian atau penipuan saat menggunakan media sosial.


Media sosial bukanlah media komunikasi face to face. Media sosial itu media yang kejam bila tidak hati-hati menggunakannya. Dalam hitungan sekejap bisa saja memperdaya dan mendatangkan kerugian bagi Penggunanya. Media sosial bukanlah media coba-coba, sekali kamu mencoba kamu akan menerima konsekuensinya, entah itu kebaikan ataupun keburukan.

Banyak pengguna media sosial yang dengan sengaja melancarkan modus penipuan. Berpura-pura menjadi penjual produk atau jasa supaya dengan cara itu mendapat kesempatan menggaet mangsa masuk dalam perangkapnya. Sebaiknya jangan terlalu lugu dan polos menghadapi penjual dengan berbagai iming-iming. Kan penjual yang belum tahu kapabilitasnya bisa saja benar-benar memang penjual yang tidak bertanggungjawab dan tidak dapat dipercaya. Sebaiknya pelajari dulu tips dan trik aman belanja online sehingga kamu terhindar dari penipuan berkedok bisnis online.



6. Tidak siap menerima keadaan dan menyambut keadaan.


Seingkali dibalik keadaan yang rumit yang dipersalahkan adalah oknum tertentu. Netizen beranggapan baik buruknya keadaan itu bergantung pada ruang kendali orang lain. Jelas salah dan sebuah kebodohan jika buruknya keadaan kamu karena dipengaruhi oleh oknum tertentu. Seringkali orang lupa, kerumitan hidup yang dijalani merupakan kegagalan menata hidup. 


Sebelum semuanya terjadi lebih baik kamu tata hidup kamu supaya ketika keadaan buruk sekalipun datang, kamu siap menghadapinya. Jadi apapun kondisi yang ada dihadapanmu,  kamu tidak menjadi orang yang pesimis, yang gampang mengeluh apalagi mempersalahkan orang lain. Keadaan selalu berubah-ubah secara dinamis, sedangkan jika orang tetap dari dulu, sekarang dan nanti, perubahan akan menjadi masalah bagi kamu. Sedangkan jika seandainya kamu selalu siap menerima perubahan, kamu tidak akan mengeluhkan keadaan.



7. Kepergok melakuan kesalahan. Malu pasti. Taruh dimana muka kamu? 


Di era internet, arus informasi rasanya tidak bisa dibendung lagi. Mengalir begitu cepat dan tanpa menunggu lama bisa sampai keseluruh belahan dunia. Menguntungkan sih, apalagi dengan cepat bisa menyampaikan informasi kejadian dibelahan dunia lainnya. Namun, sejalan dengan itu, informasi keburukan dan kesalahanpun dengan cepat sampai ke seluruh dunia

Kamu juga tahu kan, yang namanya berita negatif begitu cepat direspon warganet.  Tidak usah pun disuruh dengan getolnya akan membagikan berita yang berisikan tentang kelakuan negatif netizen. Netizen berusaha memoles berita itu supaya semakin asyik dan menonjol dimata para Netizen. Lalu siapa yang duntungkan? Ya pembuat berita dan yang bersalahlah yang dirugikan, karena akan membuat kamu bermuram durja menahan rasa malu.



8. Utang belum dibayar, ditagih malah marah dan suka mengancam


Ada-ada saja yang membuat masalah.  Termasuk dengan uang. Masalah ini sebenarnya bisa diselesaikan dengan kepala dingin apabila ada niat baik dari orang yang dipinjamkan uang. Tetapi sayangnya tidak semua orang memiliki niat itu. Saat meminjam, memohon-mohon. Setelah uangnya cair,  pura-pura pikun akan tanggungjawabnya. Kadang kamu yang dibuat bingung, ditagih kadang suka ngancam, tidak ditagih malah merajalela.

Terus aku piye? orang ini memang kurang ajar tidak tahu diri. Utang tidak bayar. Akhirnya yang terjadi saling ribut adu argumen. Oke bro, sis, tenang tahan emosi. Entar kamu darah tinggi lagi.
Nih, saya ingatin kamu yang suka pinjam uang tidak mau balikin.  Kalau tidak mampu bayar sebaiknya jangan pinjam. 



9. Mendapat kritikan/ komentar pedas dari warganet media sosial.


Ada timbal balik dari semua tindakan  yang kamu lakukan.  Beruntung sekali kalau  kamu dalam waktu dekat tidak menuai kritik pedas atas kelakuanmu dimedia sosial.  Meski saya tidak yakin itu kebaikan Tuhan atau bukan kepadamu. Tetapi apapun yang kamu taruh di postingan akun media sosialmu, kamu harus menerima dengan lapang dada komentar yang masuk.

Media sosial itu milik semua orang. Jadi siapapun bebas berlalu lalang disana termasuk meninggalkan komentar dikolom komentarmu. Kalau kamu memposting sesuatu disana, kamu tidak bisa menghentikan orang berkomentar. Dan bila kamu tidak menginginkan itu sebaiknya tidak usah unggah sesuatu disana yang bisa mengundang kementar. Atau bisa kamu atur privasinya untuk mengamankan akun media sosialmu. Kalau kamu berani memposting atau mengunggah sesuatu, kamu juga harus siapkan mentalmu untuk menerima komentar meski komentar pedas yang memilukan dari Netizen. 



10. Tulisan atau video yang menyinggung perasaan orang pribadi, kelompok, ras dan agama tertentu.


Berhati-hatilah sebelum memuat sesuatu untuk dibagikan kepada publik, gambar, tulisan dan video apapun sebaiknya pelajari kebijakan dan aturan yang dibuat oleh pemerintah untuk mengamankan statusmu dari status yang menyinggung perasaan orang pribadi, kelompok, ras tertentu dan agama. Dalam dunia internet ada postingan yang bisa menjerat karena dianggap melanggar undang-undang termasuk postingan yang menyinggung. Kalau belum bisa menahan emosi, lebih baik jangan pernah melontarkan postingan yang mengandung salah satu kriteria pelanggaran tersebut, karena itu bisa membahayakan dirimu dan keluargamu. Lebih baik menjadi penyimak yang baik saja.


Terkadang kamu pun tidak tahu postingan seperti apa yang bisa dikategorikan mengandung dugaan penghinaan, penodaan yang bisa menyinggung perasaan warganet. terutama bagi kamu yang tidak tahu soal-menyoal hukum pelanggaran menyampaikan pendapat atau menyuarakan sesuatu kepublik terutama yang awam terhadap aturan ini. Tanpa disangka, bisa saja postingan yang di unggah di media sosial menurut kamu adalah postingan biasa, tapi itu menurut kamu, tetapi menurut orang kan berbeda. Jadi sebaiknya hindari tulisan yang mengandung agama orang lain atau ras atau kelompok tertentu. Itu lebih aman tentunya.

Post a Comment for "10 Penyebab Warganet Sering Marah-marah dan Merendahkan Orang di Media Sosial"