Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara dan Etika Berbicara yang baik yang harus diperhatikan

Cara memandang saat berbicara
Etika berbicara adalah seperti membunyikan klakson. Namun, KLakson dimaksud disini bukanlah benda yang biasa kita kenal dan orang pasang dalam kendaraan. Juga yang sering kita dengar di sepanjang jalan untuk memberi isyarat bagi kendaraan lain. Yang saya maksud klakson disini adalah kiasan yang mengandung makna sifat yang kita miliki atau yang disebut suara atau kata -kata yang terucap dari mulut kita.

Kata-kata yang keluar dari mulut mengisyaratkan siapakah kita sebenarnya. Kata-kata bisa berguna menjadi sebuah isyarat jika kita gunakan untuk memperingatkan orang lain akan sebuah bahaya atau sebuah teguran agar tidak jatuh pada masalah.


Jika kata-kata memang tujunnya untuk memperingatkan pasti tidak masalah. Yang sering terjadi membunyikan suara bukan tujuan yang membangun atau yang berguna bagi orang lain malah sebaliknya adalah meruntuhkan kepercayaan dan karakter orang  dan tentu merugikan dan membuat luka dalam hati orang tersebut.

Perkataan bisa menjadi senjata yang mematikan dan juga bisa menjadi obat yang manjur. Tergantung menggunakannya kepada tujuan yang mana. Membunuh atau membangun?

Membunuh disini bukan seperti menusukkan sebilah pisau kedalam hati lalu sesaat mati. Tetapi melalui perkataan bisa membunuh karakter,  lambat laun menjadi kerdil dan hilang harapan/ putus asa. Lama lama mati atau sebaliknya akan membangun harapan atau kepercayaannya yang hilang?.


Orang akan senang jika anda membunyikan klakson untuk meperingatkan supaya berhati-hati, menjauhkan diri dari hal-hal yang memang tidak dianjurkan. Dan orang yang anda peringatkan akan berpikir bahwa anda perhatian kepadanya. Selama peringatan masih dalam tahap yang normal tidak akan membuat orang yang anda peringatkan merasa kesal tetapi merasa terbantu. Yang penting dalam berbunyi jangan sampai berlebihan karena bisa memacu emosi orang yang anda ingatkan. Padahal niatnya baik malah bisa dianggap kepo dan terlalu ikut campur.


Mulut kita adalah klakson yang dapat bersuara kapanpun kita mau. Sebagai pemegang kendali otak harus melaksanakan fungsinya sebagai penimbang  kapan akan digunakan dan dalam kapasitas mana supaya mulut digunakan tidak disembarang tempat. Penyalahgunaan dan tanpa tujuan yang benar, maka mulut bisa dianggap sampah yang mencemari yang bukan wilayah teritorialnya.


Bersuara  memiliki norma-norma yang harus dijaga setiap saat. Jangan sampai menimbulkan  kebisingan (kekacauan, pertengkaran-red) yang dapat menggaggu kenyaman dan ketenteraman orang yang berada disekitar anda.

Suka bergosip

Perhatikan aturan membunyikan klakson (perkataan) berikut ini.
Peraturan ini berlaku bagi siapa saja yang punya mulut dan tangan:


1. Jangan membunyikan persoalan rumah tangga kehadapan publik. Itu bisa bertujuan untuk mengangkat aib keluarga kehadapan umum (publik).
Menceritakan kelemahan rumah tanggamu kepada orang lain sama saja membuka aib. Kelemahan dan kekurangan seisi rumahmu yang kamu ceritakan kepada orang lain adalah aibmu karena dirimu merupakan salah satu bagian dari keluarga itu.

Orang yang meludah keatas akan mengenai wajahnya sendiri. Kalau ada masalah dalam keluargamu selesaikan secara gentlemen dirumahmu bersama keluargamu atau simpan saja dalam hatimu itu lebih baik bagimu dan keluargamu. Berbicara sembarangan ada harga diri yang dipertaruhkan


2. Jangan angkat suaramu hanya demi kebohongan untuk pembelaan dirimu namun disisi lain mengorbankan kebenaran dan fakta. Kejahatan tidak akan pernah menang atas kebenaran meskipun seolah-olah menang namun kenyataannya tidak demikian.


Cara menjaga etika berbicara

3. Bersuaralah sesuai dengan fakta jangan menyembunyikan kebenaran demi kepuasan egomu. Bila suramu sumbang dan penuh kebohongan maka ingatlah disana ada orang yang tertusuk sedang menyimpan kebenaran, kebenaran tidak selamanya tersembunyi sekalipun engkau menyembunyikannya sampai kedasar laut.


4. Berbicaralah dengan kadar yang tepat karena jika semakin banyak orang berbicara maka kemungkinan
salah akan semkain besar. Dalam banyak bicara terdapat banyak kebodohan. Bicara banyak tidak bisa menutupi siapa kamu dan membenarkan petbuatanmu yang salah.


5. Berilah waktu untuk mendengar supaya orang lain mendapat kesempatan juga untuk berbicara. Bicara orang lain bisa saja lebih bermanfaat dan lebih membangun dari pada segudang kata-kata yang keluar dari mulutmu.


6. Berbicaralah penuh akal sehat supaya kata-katamu bisa jadi solusi dan dan obat yang menguatkan dan menyembuhkan. Banyak berdoa dan belajar Alkitab menjadi rujukan sumber akal sehat.


Para penggiat medsos menaruh klaksonnya di medsosnya. Medsos merupakan media yang sangat populer untuk menyampaikan sebuah berita atau kabar. Berlama lama dimedsos bukan hal yang baru dimasa sekarang ini. Kamu bisa beropini sesuka hati, mengutarakan isi hatimu, uneg-unegmu tidak ada yang melarang. Yang melarang apabila tidak berkenan adalah suara hatimu itupun jika kamu bisa mendengar itu, jika tidak, habislah kamu

Sebatas tidak mengganggu orang lain kamu dipersilahkan membunyikan klaksonmu.

Post a Comment for "Cara dan Etika Berbicara yang baik yang harus diperhatikan"