Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Inspirasi: Ketika Pengumpul/Pengkoleksi Barang Tupperware Meninggal Di Usia Muda

Pengumpul harta benda - Kolektor plastik mahal.
Kisah nyata, kisah inspirasi

Mengawali cerita saya kali ini, berhubung ini adalah kisah nyata. Cukup sebagai inspirasi saja buat para ibu-ibu dan orang dewasa yang suka belanja. Kisah nyata tentang seorang ibu muda yang suka mengkoleksi barang plastik bermerek dan terkenal yang bernama Tupperware.

Produk ini berasal dari Orlando Amerika serikat merupakan perusahaan multinasional yang bergerak dalam produksi serta pemasaran barang plastik berkualitas. Penjualannya dilakukan secara langsung (direct selling) di lebih dari 100 negara.
________________________________________

Belilah barang sesuai dengan kebutuhan, bukan karena keinginan.


Suatu ketika seorang ibu muda meninggal setelah ia habis melahirkan. Semua temannya merasakan duka yang begitu mendalam saat kepergiannya. Hari itu berita kematiannya pun tersiar ke seluruh keluarga, teman dekatnya dan kerabatnya. Kami yang bukan siapa-siapa merasa tetap merasa kehilangan juga. Beberapa hari sebelum meninggal ia sempat koma saat dirawat di rumah sakit. Ia dinyatakan mengalami darah tinggi sehingga menyebabkan pembuluh darah pecah.

Tidak ada yang menduga bahwa peristiwa sedih itu akan menimpa dirinya dan keluarganya. Wanita ini masih sangat muda, belum sampai usia 30 tahun mungkin sekitar 26-27 tahun saat ia meninggal. Ia berjuang melawan kondisi yang menimpanya, tapi apa mau dikata takdir kematian sudah terlebih dahulu menjemputnya. Turut berduka cita sedalam-dalamnya untuk keluarga yang ditinggalkan.

Selepas hari itu, satu hal yang sangat melekat pada kepribadiannya, sejak lama sebelum ia meninggal ia senang sekali mengkoleksi barang-barang...
Saya suka melihat dia mengumpulkan barang-barang bukan hanya barang plastik yang harganya mahal itu, yang lain juga tidak luput dari perhatiannya. Maklum, masih tergolong keluarga baru. Bagi dia mungkin sebuah prestise apabila punya segudang peralatan dan perlengkapan rumah tangga. Entah dipakai atau tidak, dari prinsip itu saya membaca, beli dulu saja suatu saat pasti digunakan. Entah sampai kapan.

Setiap kali terbit buku katalog baru
 yang berisikan gambar-gambar barang-barang plastik tersebut, dia-lah orang pertama kali yang menjadi sasaran penjual. Dia salah satu langganan terbaik sang penjual barang plastik tersebut. Tidak bosan-bosannya dan tidak habis-habisnya pesan itu barang tupperware. Terkadang saya bertanya dalam hati : buat apa barang plastik sebanyak itu ia kumpulin? Sepenting itukah barang itu setiap kesempatan harus membeli dan menghabiskan uang?

Saya saja tidak se-antusias itu untuk mengumpul barang plastik apalagi harganya mahal, buat apa?(dalam hati). Di rumah memang punya, cuma seadanya saja. Hanya beberapa buah saja dan itupun jarang dipakai. Tujuannya pun saya beli berbatas sebagai tempat/wadah nasi dan tempat minum ditempat kerja. Bukan saat berada dirumah. Terbilang jarang sekali. Untuk sehari-hari lebih suka menggunakan peralatan rumah tangga berbahan stainless atau keramik dari berbagai merek. Mana senangnya dan tentunya sesuai isi kantong. Kalau untuk minum menggunakan gelas kaca atau berbahan keramik. Bagi saya barang plastik, walaupun harganya mahal, menangnya hanya di kualitas saja karena awet dan tahan lama, tidak seunik perabotan rumah tangga lain yang terbuat dari beling, keramik dan stainless.

Bagi saya barang berkelas bukan barang yang terbuat dari plastik meskipun harganya jutaan rupiah, memang bisa dibawa kemana-mana, tidak takut pecah karena bahannya kuat dan kualitas terjamin. Bagi sebagian orang Tupperware, juga sebagai tempat penyajian makanan dimeja tamu dan sajian kue-kue lebaran. Banyak yang memanfaatkan keberadaan barang plastik itu. Saya rasa ini salah satu daya tarik para ibu-ibu senang membeli barang merek ini. Meskipun mahal, selalu diburu. Mana lagi karena sistim penjualan langsung jadi mudah orang memilikinya.

Namun bagaimanapun orang berusaha keras mendapat barang ini, selain bisa dibeli kontan dan juga kredit (ngutang), tidak ada keunikan dari produk ini (menurut pribadi saya loh ya) tempatnya hanya di dapur yang tempatnya tersembunyi. Itu menurut saya, Prinsip orang tentu beda-beda sesuai selera. Demikian juga saya memilih jenis peralatan bagi rumah tangga saya. Saya suka produk Tupperware dan saya pun punya, tapi saya beli sesuai kebutuhan dan selera saya. Tidak jadi mendominasi peralatan makan dan masak saya. Saya punya kategori termasuk untuk perlengkapan rumah tangga.

Lanjut ya!..
Pernah saya tanyakan padanya: kenapa tidak beli di e-commerce (shopee or lazada) aja kan harganya lebih murah?
Lalu dia jawab: Enggaklah, disini kan bisa "ngutang?".
Oo. Gitu... Sahut ku
Maklum, hitungan saya agak tajam dan sedikit berbeda dari teman yang suka ngutang. Walau kadang-kadang juga bluuurrr...
Makanya saya sarankan untuk membeli cash/tunai/kontan saja.
Kalau dihitung kan lumayan tuh kalau harga cash potong 30% dari katalog. Nah kalau di e-commerce kan bisa lebih miring lagi, itu maksud saya. Tapi tetap mau utang itulah.....
Dari sisi ekonomi memang rugi karena untuk konsumtif saja. Beda kalau utang untuk bisnis, setidaknya masih ada persentase hitungan rugi laba walaupun tipis.


Label Pengumpul barang plastik bermerek dan terkenal

Saat dia meninggal, tidak ada yang melekat di pikiran saya tentang dia selain "Pengumpul Tupperware." Bayangan saya tentang dia hanya Tupperware. Ingat wajah dia, iya ingat Tupperware. Jadi, pada saat dia meninggal, saya berpikir dan ingat satu kalimat " dia yang bekerja, mengumpulkan barang tetapi tidak bisa menikmatinya." Bisa bayangkan jerih payahnya dengan gajinya ia rutin beli barang itu. Berlelah-lelah namun setelah ia meninggal siapa yang menikmatinya? Tentu barang itu menjadi warisan bagi orang lain" entah siapa yang menjadi penggantinya yang menjadi istri suaminya. Penggantinya inilah yang menikmati....


Renungan untuk dipikirkan dan dihidupi

Camkanlah perkataan ini!
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Lukas 12:19-20
Kena banget ini perkataan Yesus...


Seketika saat jiwa (nyawa) sudah meninggalkan tubuh fana ini dan mati, untuk siapa kah itu nanti. Yang telah dengan susah payah berjuang mendapatkannya. Harta dan semua yang dikumpulkan di dunia tidak ada yang dibawa mati. Orang lain yang akan menikmati.

Hidup manusia tidak ada yang tahu, hari ini menabung, apakah besok akan bisa menikmati? Kalau engkau mati, untuk siapa itu harta benda yang engkau kumpulkan dengan susah payah?. Makanya Alkitab itu sumber segala hikmat dan pengetahuan, belajarlah dari padaNya supaya menjadi bijak.

Tidak salah menabung, tidak salah juga mengumpulkan uang, karena Tuhan juga mengajarkan untuk berhemat dan bijak mengelola keuangan supaya kemiskinan dan kemalangan tidak menimpa.

Sebab banyak orang tahunya hanya mengumpulkan, lupa menikmati apalagi berbagi dan memberi. Sebab kekayaan tidak menjamin akan panjang umur bersama harta kekayaan dan dapat menikmati anugerah berkat Tuhan tersebut...
Apalagi kekayaan dapatnya dari hasil maling, rampok, tipu-tipu, korupsi, ilegal. Sudah buruk di dunia tidak bawa apa-apa pula saat mati.

Saya tahu sifat wanita pada umumnya, ingin beli ini, beli itu. Kalau bisa semua yang di jual di pasar bisa dibeli. Pengen lemari yang gede sampai 8 pintu, kulkas yang 4 pintu (ada gak ya kira-kira?) Sofa yang 700 Jt ,rumah mewah seharga 100m, bla...bla...
Semuanya itu keinginan. Itu bukan tujuan. Itu nafsu duniawi, dan bisa jadi nafsu setan supaya dari keinginan itu timbul keinginan untuk mencuri, merampok, tipu-tipu, dll.


Tentu ada banyak yang punya obsesi untuk mendapatkan itu. Ya...kalau ada uang beli iya kan? Tapi kalau tidak ada ada tidak usah dipaksakan sampai mau gila akhirnya strees karena tidak sanggup mencapainya, atau jadi maling Kundanglah,. Ehh maling uang. Tidak perlu segitunya. Belilah sesuai ukuran dompetmu kalau menurutmu baik. Tapi kalau saya, sudah melampaui batas kalau sampai kepikiran sampai segitunya. Saya menjaga pikiran saya untuk hanya memikirkan perkara sederhana saja. Saya tidak mau pusing memikirkan itu semua. Suatu saat bisa-bisa jadi akar kejahatan.  Intinya apapun yang dapat anda beli, ya beli asal itu cara anda menikmati hidup anda dan membuat anda bahagia dunia - AKHIRAT.



Pengetahuan Membuat Keinginan seperti mobil Yang Melaju cepat tiba-tiba Injak rem.


Camkanlah perkataan ini!
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kau sediakan, untuk siapakah itu nanti? Lukas 12:19-20 

Waktu saya dapat pengetahuan itu, paradigma saya langsung berputar haluan seperti sinyal yang sangat kencang karena pakai 10G dengan fasilitas tol langit. Saya pun merasa enjoy dan bersemangat. Itupun karena jiwa Miss queen ku terlindungi. Kalau ATM ku gendut pasti ceritanya akan lain...hahahahayyy....
Enak hidup tanpa beban moral...
Saya sadar sodara lewat pengetahuan itu...keinginan saya yang bunyakkk itu, seperti "keinjak rem". Kalau saya bisa mencapainya terimakasih, kalaupun tidak bisa saya capai  saya tetap nikmati hidup apa adanya. Bagian kita adalah berusaha soal hasil Tuhan yang tentukan.

Buibu...
Tas mewah di lemari/etalase yang sudah seperti toko penjual tas, sepatu yang berderet sampai ada yang tidak tersentuh sama sekali saking banyaknya atau pakaian yang sudah seperti perusahaan garmen, sampai lemari tidak sanggup menampung....
Ingat Bu,,,
Untuk apa menumpuk, untuk siapa itu kalau sudah mati...
Daripada cuma mengumpul, mendingan kasih sebagian kepada orang yang sangat butuh. Jual dan uangnya bisa dikasih sama anak-anak yatim piatu supaya ada bekal anda nanti dipersidangan Tuhan.

Jangan sampai mengalami kejadian seperti pengumpul barang-barang Tupperware diatas, pas matinya untuk siapa nanti? Tak satupun dibawa mati. Semua ditinggalkan untuk orang lain yang entah siapa dia. Padahal sudah bersusah-susah mengais rezeki untuk membelinya.


Jika seandainya" uang di bank tidak bisa diambil..


Sudah lama kejadian itu, tapi begitu saya baca timeline dibawah ini dengan judul: negeri krisis, rakyat Sudan tak bisa tarik uang di ATM, saya ingat lagi kejadian pengumpul harta benda itu dan itu yang  mengajak jari saya coret-moret lagi untuk berbagi, jadi ada sinkronisasinya.

Uang tidak bisa diambil


Dunia menyimpan teka-teki, hanya Tuhan yang tahu apa yang akan terjadi setelah ini, Jadi ingat ayat ini:
Buatlah bagimu pundi-pundi yang tidak dapat menjadi tua, suatu harta di sorga yang tidak akan habis, yang tidak dapat didekati pencuri dan yang tidak dirusakkan ngengat. Lukas 12:33b (TB)

Menerima dan memberi dua tindakan yang berbeda dan saling bersinergi. Sama seperti menabur dan menuai tidak dapat dipisahkan. Jika keduanya berjalan selaras maka menghasilkan keseimbangan. Hidup manusia harus juga seimbang. Jangan hanya menyimpan dan jangan pula hanya memberi.

Harta yang tidak binasa adalah perilakunya yang suka memberi dan menolong orang lain, orang-orang susah. Kebaikan hatimu kepada orang. Itu yang akan dikumpulkan. Tidak cukup harta dan barang-barang mewah.

Kalau sampai mereka Yang punya uang banyak di rekening bank tidak bisa cairkan uang, yang paling besar amarahnya dan yang paling kencang hujatannya adalah orang yang mengumpulkan banyak uangnya dibank tersebut.




TAMAT

Post a Comment for "Kisah Inspirasi: Ketika Pengumpul/Pengkoleksi Barang Tupperware Meninggal Di Usia Muda"