Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Ibu-ibu, Please Jangan suka Mengumbar aib Keluarga, Malu donk

Ilustrasi||Gosip

 Sebagai wanita bijaksana baiknya selalu menjaga setiap sikap dan perkataan yang keluar dari mulutnya jangan asal bicara. Mulut bukan saja alat untuk menyampaikan doa-doa tetapi juga kebusukan dan aib-aib. Bila tidak bisa mengendalikannya mulut lebih baik dikunci saja itu lebih baik daripada dipakai buat menyebar aib yang melukai orang lain. Kepada siapa kapan dan dimana pun mulut seringkali jadi senjata penghancur. Sebab banyak ibu-ibu yang tidak tahu menempatkan dirinya berbicara apa dan untuk apa. Ia berbicara ceplas-ceplos sesuai apa yang ada dipikirannya tanpa perduli siapa lawan bicaranya. Ibu-ibu Please jangan suka suka hati mengumbar aib didepan orang lain apalagi tidak kenal betul siapa orang yang sedang kamu ajak bicara.


Beberapa artis Korea sering dikabarkan bunuh diri karena kicauan para netizen yang menyakitkan. Netizen tidak tahu seberapa kuat orang yang di bully tahan terhadap bullyian mereka. Bahwa kicauan itu sangat pedas dibaca dan didengarkan. Yang dibully tidak bisa membendung serangan bertubi-tubi yang dialamatkan kepadanya akhirnya memilih mengakhiri hidupnya. Lebih baik baginya memilih menutup diri dari semua masalahnya dengan cara yang salah. Jika sudah demikian adakah netizen merasa bersalah dan menyesal? Aku rasa tidak. Jarang yang terlanjur menyakiti orang lain akan meminta maaf. Seringkali akan terus bertahan dalam kepongahannya.


Pagi itu aku sedang berada di bengkel untuk ganti oli. Baru saja aku masuk bengkel itu, tiba-tiba ada ibu-ibu umurnya sudah cukup tua datang ke bengkel dan segera memarkir motornya. Sebut saja ibu itu bernama Erni.  Ibu Erni ini salah satu pelanggan tetap bengkel tersebut. Jadi kalau ibu Erni bercerita tentang kehidupannya dan suaminya kepada pemilik bengkel itu sudah hal yang lumrah walaupun mungkin, mungkin ya mereka tidak kenal begitu dekat. Tapi,,, Ibu Erni ini dengan ringan mau membuka diri untuk menceritakan kehidupan keluarganya kepada orang lain. Sekali diajak langsung kebuka...


Nah, aku ada disana dan aku tidak kenal bahkan belum pernah ketemu sama sekali dengan ibu Erni ataupun pemilik bengkel. Tapi ibu Erni bisa bercerita dengan leluasa dengan siapa saja soal keadaan keluarganya dan soal kehidupan suaminya. Kalau soal pamer kemesraan atau kekayaan aku rasa tidak masalah palingan aku menilai sebagai orang sombong dan sok romantis. Lagi pula aku punya telinga, kalau sreg dengan ceritanya aku dengarin, kalau tidak, pura-pura tidak dengar saja.  Aku sih mau-mau aja jadi pendengar. Mendengar kan tidak capek dan tidak terbeban. Mungkin hanya sebagai pendengar bisa belajar dari mereka bagaimana memperlakukan suami atau keluarga ketika sesuatu masalah terjadi.


Akhir-akhir ini banyak sekali ragam kejadian yang menimpa keluarga. Jadi anggap saja sebagai sharing pengetahuan dan pengalaman siapa tahu ilmunya bermanfaat. Apa yang ibu Erni alami dengan suaminya. Mungkin bisa sebuah pertimbangan jika terbentur masalah yang sama (jangan sampai).


Masalah, komplik dalam keluarga sangat sering terjadi. Tidak hanya masalah keuangan. Seks, perselingkuhan atau apa saja bisa pemicu terjadinya masalah. Terkadang kita berusaha menyembunyikannya sedalam-dalamnya jangan sampai masalah kita sampai diketahui orang lain. Cukup kita yang tahu dan merasakannya. Rasanya malu kalau sampai orang lain tahu bahwa keluarga sedang bermasalah. Suami sedang berselingkuh diluar sana, anak-anak moralnya sedang diacak-acak diluar sana. Biarlah cukup kita yang tahu jangan sampai bocor. Kalau sampai bocor pasti kita yang pertama kali dihakimi tidak becus mengurus keluarga. Tidak becus mengurus suami, tidak becus mengurus anak. Enteng saja ibu-ibu buat gosipin tanpa ampun seolah ibu yang lain paling benar, paling hebat urus keluarga.


Diluar sana akan lebih banyak yang bersorak-sorai bila masalah menimpa. Ibu-ibu yang sering jadi bahan bullyian yang membuatnya bertambah stress. Kalau orang lain tahu, biarlah tahu sendirinya entar dari angin yang berhembus, terserah atau dari rumput yang bergoyang. Jangan dari kita. Dari kitanya cukup klarifikasi bila diperlukan.


Aku berharap ibu Erni ini bukan salah satu tukang gosip dilingkungan tempat tinggalnya. Orang yang terbiasa menggosip untuk menceritakan aibnya atau orang lain menjadi sesuatu  hal yang lumrah untuk mengembar-gemborkan masalah dalam rumah tangganya.



PERSELINGKUHAN SUAMI

Berselimgkuh

Di blog ini saya pernah menulis tentang perselingkuhan. Perselingkuhan salah satu masalah dalam keluarga. Kendati demikian bukan berarti ibu yang mengalaminya harus mendemonstrasikan bahwa suaminya pernah selingkuh atau sedang selingkuh apalagi kepada orang yang tidak pernah di kenal. Itu adalah aib. Orang diluar sana yang tidak kenal belum tentu membenarkan ibu-ibu yang menjadi korban selingkuh. 


Tidak ada yang membenarkan Perselingkuhan dengan alasan apapun. Pernikahan itu harusnya terkunci dengan janji nikah sekalipun ada benturan ditengah jalan. Itu adalah resiko setelah memutuskan untuk menikah. Siap dengan segala konsekuensi. Jangan mentang-mentang sudah punya anak dan anaknya sudah bekerja semua, dengan gampang ibu-ibu membiarkan suaminya diambil sama selingkuhan atau pelakor.


Ibu Erni ini dengan tegas dan mantap berkata didepan kami: "silahkan saja nikah." Apa iya harus membiarkan suami menikah dengan orang lain? Emang segitunya ibu-ibu yang sudah tidak punya tanggungan karena anak-anaknya sudah kerja membiarkan suaminya menikah dengan wanita lain. Serasa konyol sekali! Setahu aku semua wanita itu sama, tidak ada yang mau dimadu sekalipun atas dasar perselingkuhan. Walaupun dalam kondisi emosi, cukup dalam hati saja. Tutupi lah aib keluargamu supaya orang lain tidak menuduhmu ibu-ibu yang tidak peduli dengan suami, yang tidak becus urus keluaegamu.


Perselingkuhan itu memang salah, tapi alangkah baiknya jika saling instrospeksi diri. Jangan hanya salahkan pria tapi cari kekurangan sebagai seorang istri apakah sudah becus dalam mengurus keluarga? Jangan terlalu sering keluar rumah bila hanya untuk bergosip, bila tidak ada keperluan. Perbanyak waktu dirumah walaupun hanya mengorek-ngerek kotoran dikamar mandi.

Post a Comment for "Ibu-ibu, Please Jangan suka Mengumbar aib Keluarga, Malu donk"