Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN DALAM PERKAWINAN

Credits: memedaddy_official

Pengertian perceraian adalah berakhirnya suatu hubungan pernikahan
Di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh sejak tahun 2009-2016, terlihat kenaikan angka perceraian yang mencapai 16 hingga 20 persen. Dari tahun ke tahun terus meningkat. Peningkatan terjadi disebabkan oleh karena hilangnya kesadaran tentang prinsip pernikahan.

Bagi yang tidak mengenal prinsip pernikahan,  perceraian  sudah menjadi hal yang tidak perlu dipergunjingkan. Peningkatan jumlah perceraian menjadikan perceraian seolah hal biasa dan lumrah. Tidak lagi dianggap sebagai aib kegagalan membina biduk rumah tangga.  Kawin cerai dibudidayakan. Padahal dampaknya sangat besar bagi psikologis anak-anak mereka,. Anak-anak sedikit banyak akan meniru perilaku itu kelak mereka menjadi dewasa. Semoga tidak.


Karena hakekat pernikahan adalah mengikat dua pribadi menjadi satu. satu tubuh, Satu visi , satu misi, satu pemikiran untuk mencapai tujuan keluarga harmonis dan bahagia

Pernikahan bukanlah tempat ajang mencari sensasi, tetapi bagaimana membangun sebuah hubungan relasi atau rekanan yang sepadan dan seimbang. Pernikahan bukan  sebagai pemenuhan, jikapun dianggap seperti itu maka pada dasarnya hubungan itu hanyalah hubungan yang rapuh. Jangan heran, bila ujungnya pernikahan yang hanya baru seumur jagung  pun kandas.
Karena hakekat pernikahan adalah mengikat dua pribadi menjadi satu. satu tubuh, Satu visi , satu misi, satu pemikiran untuk mencapai tujuan keluarga harmonis dan bahagia.


Jangan mengira perceraian hanyalah merupakan tanggungjawab suami atau istri, tidak! Perceraian melibatkan beberapa oknum. Ketika memutuskan untuk menikah, pernikahan pun akan melibatkan kehadiran Tuhan sebagai saksi dimana diberkati dan nama Tuhan diserukan. Selain bertanggung jawab terhadap diri sendiri sebagai suami atau istri, juga bertanggung jawab terhadap anak-anak, keluarga besar, terlebih kepada Tuhan.  Sebab dari awal  Tuhan yang punya inisiatif menciptakan pernikahan. Jadi, jangan main-main dengan pernikahan.

Apa saja yang menjadi pemicu terjadinya perceraian? Blog ini mencatat 8 pemicu perceraian, diantaranya :


1. Kurangnya/ rusaknya komunikasi antara pasangan

Tidak ada yang lebih parah dari putusnya komunikasi, seolah sudah tidak ada kehidupan, miris... Kebayabg kan dalam satu rumah tidak saling bertegur sapa. Ego dan sakit hati mengatubkan mulut. Gengsi minta maaf, karena saling merasa "kamu" yang salah harusnya kamu yang minta maaf.

Hemmmm
Sakit? pastinya, tersiksa... 
Kayak anak SD yang lagi berantam sama teman sekelas, benar kan? Berpapasan tapi tidak saling sapa.
Atau kayak Tom Jerry,  kalau satunya di ruang tamu, satunya pergi ke kamar. Saling menghindar. Semakin lama semakin menjauh. Akhirnya yang satu mengambil jalan lain.

Kalau marahan jangan sampai matahari terbenam, begitu kata bijaknya. Karena kalau lewat dari situ dampak buruk bisa terjadi dan iblis akan mengambil kesempatan dari kondisi ini untuk melakukan perannya. Kalau malam sambil tiduran banyak pikiran yang datang saat sedang marahan, sampai yang bukan-bukan pun bisa timbul. Cepatlah bermaafan, semakin lama dibiarkan akan semakin nyesak.


2. Kurangnya perhatian

Punya pasangan tapi tidak merasa ada pasangan? Pernah punya pengalaman seperti itu? Kalau pernah artinya kamu kurang diperhatikan. Perhatian bagi pasangan baik sudah menikah atau belum sangat penting walaupun itu hanya berupa perhatian kecil. Jika selama ini belum maksimal pernah memberi perhatian, saatnya sekarang mulai bangun. Pasangan yang tidak mendapat perhatian dirumah, maka ia berusaha mencarinya diluar sana. 

Perhatian tidak harus wah... Perhatian kecil bisa diciptakan dari hal yang paling sederhana, misalnya sekedar menanyakan: 
sudah makan  atau belum? 
Jam berapa pulang  hari ini kerumah (jika masih bekerja atau di kantor) atau jika dirumah ajak dia  beristirahat, 
Tanyakan mau di masakin apa hari ini?. 

Kedengarannya sederhana, tapi efeknya luar biasa. Sekalipun pasangan anda bekerja diluar rumah maka ia akan ingat kata-kata sapaan atau ajakan-ajakan tersebut.  Membuat hatinya tetap terpikat kepada anda dan keluarga karena yang diharapkan dan diinginkan hatinya ditemukan dilingkungan keluarganya. Sebaliknya jika perhatian tidak diperoleh dirumah, maka perhatian diatas akan menjadi terkesan baginya apabila ada orang lain yang menyampaikan diluar sana kepadanya. Jangan sepelekan perhatian ya!....



3. Hilangnya kepercayaan

Kepercayaan dibangun atas dasar kejujuran. Jika dalam rumah tangga sudah tidak ada kejujuran bagaimana akan tercipta kepercayaan? Manusia saling berjalan karena adanya kepercayaan, perusahaan mau membangun kerjasama karena ada kepercayaan. Laki-laki dan perempuan mau menikah karena percaya satu sama lain, kita bekerja di sebuah perusahaan, karena kita percaya kita akan mendapat sesuatu dari sana.

Kepercayaan adalah dasar dari segala sesuatu dalam membangun hubungan maupun relasi. Jika sudah tidak percaya terhadap satu sama lain bagaimana ia akan berjalan dalam satu perahu? Bagaimana bisa membangun persahabatan dengan orang yang sudah berkhianat?Bukankah jika anda diposisi itu akan cepat-cepat mengambil keputusan untuk segera menjauhinya?



4. KDRT (kekerasan dalam rumah tangga)

Meskipun saya memandang ini pola yang sudah kuno tetapi tetap saja masih banyak terjadi kekerasan dalam rumah tangga di negeri ini. Kenapa saya katakan kuno? Karena kekerasan ini hanya untuk orang-orang yang berpikiran bar-bar dan primitif dan tidak mengenal budaya kasih. Meskipun perempuan tidak dianugerahi keperkasaan atau otot-otot yang kekar dan kuat, tetapi bukanlah alasan bagi pria untuk melakukan kekerasan ini kepada pasangannya. Yang selalu menjadi korban KDRT adalah perempuan. 

Demi atas nama cinta kasih, perlakukan perempuan (istri) sebagai objek kasih sayang bukanlah sebagai jargon  kebrutalan laki-laki (suami). Jika KDRT terjadi dilingkungan keluarga, bukan hanya istri yang merasakan kesakitan, melainkan seluruh anggota keluarga. Kalau laki-laki yang berakal sehat sadar ini, ia tidak akan melakukan ini kepada  pasangannya. Nyata benar, laki-laki yang melakukan kekerasan pada pasangannya, akan kehilangan berkatnya. 


Berkat itu turun kepada orang yang cinta damai

Berkat itu turun kepada orang yang cinta damai. Jadi jangan tanya "kalau berkatmu jauh itu karena: pertama kamu malas kerja dan yang kedua kamu suka bikin istrimu menangis (KDRT). Jadi kalau kamu susah "sudah tahu kan jawabannya? " Sepanjang anda tidak mengerti hakekat pernikahan {dua pribadi (laki-laki dan perempuan) menjadi satu  daging dalam ikatan pernikahan} anda tidak akan segan-segan menyakiti pasanganmu. Istri adalah bagian tubuh dari suami, dan suami bagian dari tubuh istri. Jika ada bagian yang terluka maka seluruh anggota tubuh turut merasakan kesakitan.



5. Terjadinya Perselingkuhan

Anda semua pasti sepakat bahwa tidak ada yang menginginkan hubungan pernikahan yang rumit. Kalau bisa dan sebisanya hubungan dijadikan sesederhana mungkin tanpa mengesampingkan hakekat dari pernikahan itu sendiri yaitu kebahagiaan bersama.

Banyak hal yang mendasari penyebab timbulnya perselingkuhan. Sekalipun tindakan ini merupakan tindakan yang mencemari hubungan dan melakukan pelanggaran, tetapi tetap saja masih banyak diluaran sana melakukannya sekalipun mereka merupakan tokoh atau publik figur yang masih bertindak gegabah mencemari pernikahannya. Meski menyebut pernikahan itu sebuah hubungan yang saklar tetapi tidak mengurangi niat seseorang untuk melakukan perceraian.

Bagaimana pun perselingkuhan selalu menimbulkan gejolak didalam keluarga dan menjadikannya buah bibir di masyarakat. Oleh sebab itu jangan pernah menghadirkan pihak ketiga dalam rumah tangga jika tidak menginginkan perceraian dan  berusaha Bagaimana cara  menghindari perceraian



6. Terjerumus dengan masalah Keuangan

Meskipun kasus ini jarang terjadi, tetapi masih ada kejadian dimana seseorang tega meninggalkan pasangannya setelah bertahun-tahun menjalani pernikahan demi mengejar harta. Banyak yang bilang, uang tidak dibawa mati. Yupps tepat sekali. Saat mati, banyak yang antri harta anda.  Masalahnya walaupun uang tidak dibawa mati, tapi uang bisa mematikan. 
Karena akar dari segala kejahatan adalah Cinta Uang"  
Tepat sekali ungkapan ini "Karena akar dari segala kejahatan adalah Cinta Uang"  Karena memang terbukti bahwa kejadian semacam ini ada di kehidupan nyata. Orang rela melakukan apa saja  dan mengorbankan  apa saja untuk mengejar harta termasuk meninggalkan keluarga serta menghancurkan hubungan pernikahannya. Perlu diketahui bahwa Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan( pasangan atau uang) . Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorangdan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidakmengindahkan yang lain.

Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan (pasangan atau uang). Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorangdan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.

Jika  fokus anda uang, ketahuilah, anda akan mengabaikan hubungan termasuk keluarga jika ada kesempatan. Sebaliknya jika fokus anda hubungan dan keluarga, sekeras apapun godaan itu datang membujuk, anda akan tetap berusaha sekuat tenaga untuk tetap teguh mempertahankannya.

Pertanyaan penting :
Apakah dasar anda bersedia menikah dengan pasangan anda?

Apabila tujuan anda menikah karena uang, ketahuilah suatu saat akan tersandung olehnya jika tidak bertobat. Penilaian yang tepat untuk mengapresiasi dari hubungan yang anda bangun adalah saat anda berhasil membina dan mempertahankan hubungan pernikahan itu dalam semua kondisi sampai pernikahan itu mencapai garis finish.



7. Beda Keyakinan

Jika sudah bersentuhan dengan keyakinan, hal yang paling hakiki dalam hidup manusia, manusia akan selalu berupaya mempertahankannya. Pastinya  akan menjadikan keyakinan di urutan nomor wahid sebagai prioritas dalam memilih pasangan hidup. Memilih pacar /pasangan seiman salah satu dari 9 langkah memilih jodoh yang sepadan.

Bagaimana mungkin sesuatu yang Abadi dapat digantikan dengan yang Fana dan sementara? Begitulah kira-kira gambarannya. Pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan karena ini sangat krusial menyangkut hidup dan mati. Jangan gegabah. Gunakan akal sehat dan hati nurani untuk menimbang segala sesuatu dengan baik, bukan hanya perasaan sesaat. Perasan juga bisa salah. 
Kata-kata bijaknya: bagaimana terang tbisa bersatu dengan gelap?
Jadi, Jika memilih pasangan, pilihlah yang seiman.  Jadikan itu di urutan nomor satu.



8.  Orang tua yang terlalu ikut campur dalam rumah tangga anak.

Lain generasi lain pula cara penanganan masalahnya. Orang tua yang terlalu ikut campur terhadap urusan keluarga anak bisa berakibat pada perceraian.  Sebagai orang tua seharusnya membiarkan anak menjalani kehidupan rumah tangganya dengan polanya sendiri, karena dengan demikian anak bisa mandiri dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi dalam keluarganya.

Orang tua pada umumnya menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Dengan alasan ini, tidak jarang mereka ikut campur terlibat masuk terlalu dalam, dalam  urusan keluarga anaknya  sedangkan anak tidak ingin orang tua terlalu ikut campur dalam semua urusan keluarganya. Karena tidak semua anak memiliki hati yang lapang  untuk bisa  menerima masukan serta peran serta orang tua. 

Sebaiknya  pasangan yang sudah menikah maupun baru menikah harus memutuskan untuk membangun keluarganya sendiri dengan memisahkan diri dari Orang tua untuk menghindari adanya konflik menantu dengan orang tua. Orang tua yang tidak terima kelakuan menantu bisa merambat kepada pertengkaran yang berujung pada perceraian.

Keluarga harus sehat, karena keluarga merupakan wadah awal belajar anak  untuk membangun karakter, moral, pengetahuan, kerohanian  dan budaya yang baik. Kelak akan diterapkan ketika mereka sudah besar dan berada diluar. Oleh karena itu peliharalah pernikahan dengan penuh tanggung jawab. Letakkan dasar yang kuat dalam hubungan pernikahan supaya masalah apapun yang menerpa tidak akan mampu menghancurkan pondasi bangunan rumah tangga itu. Ingatlah bahwa Tuhan sangat  membenci perceraian



9. Ketidakhadiran anak ditengah keluarga.

Semua orang yang sudah menikah Pastinya mengharapkan kehadiran anak ditengah-tengah keluarga. Tanpa anak, keluarga akan terasa sepi kadang juga teras kosong. Berdua kemana-mana sangat tidak enak. Belum lagi sudah berapa lama menikah, pertanyaan pasti banyak datang kepada pasangan tersebut. 
Sudah isi belum?
Sudah berapa anaknya?
Atau kepada orang tua
Sudah berapa cucunya?
Pertanyaan ini kadang membuat tidak kuat, minder, menyesakkan dada.

Budaya memang masih kental.
Anak adalah segalanya bagi pasangan yang sudah menikah. Tak jarang untuk mendapatkan anak, rela melakukan segala cara. Anak lahl yang mengangkat derajat Orang tua dan keluarga. Pasangan yang sudah menikah sangat kuatir kalau belum hamil dan punya anak. Bisa-bisa kalau mereka mendapatkan anugerah itu, pasangan menceraikannya.

Itulah 9 penyebab perceraian, yang harus dihindarkan supaya pernikahan langgeng sampai tua dan maut memisahkan.. 







Post a Comment for "PENYEBAB TERJADINYA PERCERAIAN DALAM PERKAWINAN"