Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HUKUM YANG PERTAMA DAN TERUTAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

memanusiakan manusia karena manusia adalah manusia


Bagaimana ketika seseorang di uji? Apakah ia akan tahan dalam dalam ujian sehingga tidak terpancing dan menjadi buas?


Saya tertarik menuangkan hal ini di blog ini, karena sebelumnya saya membaca sebuah website milik seseorang yang tidak asing bagi kebanyakan orang terutama yang berkecimpung di dunia internet.
Di laman tersebut menceritakan bahwa ia orang yang dianggap sebagai panutan atau seorang tokoh yang santun dan agamis, tetapi kerana satu hal dan beberapa hal akhirnya ia berubah menjadi pribadi yang kasar dan intoleran.

Sebenarnya saya tidak lagi membahas tokoh tersebut, tetapi yang menarik untuk dipelajari adalah bagaimana karakter seseorang yang memang dipandang sebagian besar orang sebagai tokoh dan panutan dan terbukti dengan followers yang terbilang banyak, ternyata bahwa sangat mudah untuk berubah.

Meskipun dalam banyak kesempatan, mereka menyerukan bahwa mereka adalah orang baik dan orang benar tetapi jika buah yang dihasilkan bukan buah kebenaran, bukan buah kasih bagi saya itu adalah kebohongan dan kepalsuan.
Meskipun mengumpulkan imam-imam, orang-orang besar untuk meneguhkan pernyataan bahwa mereka adalah orang benar, tetapi buah yang dihasilkanlah yang akan menunjukkan pada dunia segala pengakuan yang mereka buat, karena mereka  akan dikenal dari buahnya.

Atau meskipun menciptakan dongeng-dongeng untuk meninabobokan para pendengar sehingga dengan harapan mereka akan terlena, dan dengan demikian ia akan menjadi
sepaham dengan mereka, tetapi dengan berjalannya waktu, buah yang anda hasilkanlah yang menjadi bukti apakah anda benar atau baik.

Tidak perlu membangun opini publik supaya terkesan beragama. Agama tidak membawa seseorang kesurga, tetapi yang menjadi penghantar kesurga adalah bagaimana mereka membangun hubungan dengan Tuhan yang benar dan juga sesama manusia. Karena, jika karena  perbedaan agama membuat hubungan rusak, saling menghujat, mencaci, saling menyakiti, saling membunuh apakah itu merupakan perbuatan benar yang berasal dari Tuhan? saya tidak yakin itu berasal dari Tuhan. Apakah Tuhan berkenan dengan hal seperti itu?  tentu tidak, bukan.

Sejak dari sekolah dasar dulu kita telah diajarkan tentang arti agama;  bahwa arti agama adalah a: tidak dan gama: kacau balau. Jadi arti agama secara harfiah adalah tidak kacau balau. Lalu jika dengan melihat yang terjadi, agama tidak lagi pengikat melainkan menjadi pengacau, atau dengan kata lain bahwa agama menjadi sumber terjadinya kekacauan bahkan keinginan untuk pembunuhan,

Oleh sebab itu agama secara umum telah kehilangan esensi yang pada awalnya sebagai atribut manusia dalam membedakan aliran kepercayaan yang dianut supaya tidak terjadi kekacauan, tetapi kini, sebagian dari mereka  telah mengalihkan  fungsi agama  menjadi sarana perpolitikan untuk membangun sebuah ideologi baru yang mengacaukan dan menghancurkan peradaban dunia dan kehidupan umat manusia yang seyogianya saling mengasihi.  Agama sudah dijadikan sebagai landasan untuk pengkotak-kotakan, dan sebagai sarana melancarkan tudingan kebencian.

Dengan berkaca pada kejadian yang terjadi sekarang ini, sehingga apa yang terlihat oleh mata sering sekali berseberangn dengan kenyataan. Banyak dari mereka membalur muka dengan topeng, sehingga jika memungkinkan  yang asli tidak kelihatan. Tetapi sebaik apapun orang menutupi diri dengan topeng, supaga kepalsuan itu tidak terlihat, tetapi ada saat dimana ujian yang akan menelanjangi segala perbuatan dan memperlihatkan diri mereka secara nyata.

Begitu mereka masuk dapur pengujian, maka semua kepalsuan akan terbongkar. Jika didalam diri mereka yang tersimpan adalah kebencian, maka ketika tersulut olen sebuah percikan maka akan terbakar  lalu meledak dan akan mengeluarkan bau busuk.  Identitasnya nampak jelas, karena kebenaran tidak bisa tetap tinggal dalam diam ada saat dimana kebenaran itu berteriak dijalan-jalan.

Tidak perlu berteriak sampai urat leher putus untuk mendeklarasikan saya ini orang baik, orang yang ketat dalam beragama, hafal semua isi kitab tetapi dalam prakteknya jika sifat yang ditunjukkan adalah sifat iblis yaitu mencuri, membunuh dan membinasakan itu merupakan sebuah kebohongan.

Dengan demikian,  berkaca pada kenyataan, bahwa slogan tidak menentukan sesuatu itu  adalah sebuah kebenaran,  tetapi yang menjadi tolak ukur adalah apakah buah yang dihasilkan sesuai yang di slogankan melalui tindakan dan perbuatan di kehidupan sehari-hari dilingkungan masayarakat yang hetorogen ini.

Banyak orang yang tertipu dengan slogan-slogan manis, dengan melihat hanya dari kulit saja, sehingga seolah terlihat manis dan menarik untuk dirasakan, tetapi sebenarnya yang ada di dalam, bukan rasa manis melainkan busuk penuh belatung.

Maka dalam prakteknya, manusia harus ada dasar yang kuat supaya tahan uji.
Sama seperti orang yang membangun sebuah rumah. Yang pertama dibangun adalah PONDASI. Pondasi menentukan bangunan seperti apa yang akan dibangun diatasnya.
Kehidupan juga sama seperti sebuah bangunan, sangat perlu pondasi kebenaran sebagai dasar untuk membangun suatu bangunan karakter yang benar diatasnya. Karakter yang di bangun diatas kebenaran akan berdiri kokoh meskipun diuji dengan api, karena dasar kebenarannya berasal dari kebenaran Tuhan yang benar.

Pembaca, tentu tahu mercusuar, mercusuar adalah sebuah bangunan tinggi yang dibangun tepat berada di pinggir pantai yang bertujuan untuk mengendalikan semua kapal-kapal yang melintas dizona kelautan tersebut.

Mescusuar tidak dibangun di sembarang tempat, tetapi memilih tempat persis di pinggir pantai dimana banyak terdapat batu-batu karang dan arus lalu lintas kapal . Bukan tanpa alasan orang meletakkan pondasi mercusuar di atas batu karang tersebut, saya yakin  karena batu karang adalah tempat yang paling kuat,  yang paling aman  untuk menopang semua bangunan dari mercusuar tersebut. Sekalipun angin bertiup kencang atau gelora ombak laut menerjang tidak akan meruntuhkan bangunan itu. itu karena dasarnya yang  kuat dan bangunan itu rapih tersusun.

Mercusuar















Saya sudah jelaskan secara terperinci, bagaimana seseorang itu berdiri, dasar apakah yang diletakkan dalam dirinya, dan bagaimana orang membangun hidup mereka diatas pondasi tersebut? Sekarang, tergantung mereka bangunan apa yang akan dibangun diatas pondasi tersebut.
Dari bangunan yang dibangun itulah maka bangunan  itu dikenal. Kehidupan merupakan gambaran dari sebuah bangunan, apakah fondasi dan bangunan anda berasal dari  manusia atau berasal dari Tuhan?

Ketika Pondasi yang dibangun dasarnya dari Tuhan, maka akan tahan uji. Karena dasar yang diletakkan adalah kebenaran. Kebenaran akan selalu menang atas ujian dan pencobaan.
Tetapi ketika dasar bangunan, dibangun atas dasar keangkuhan manusia dan di bangun atas dasar kebohongan dan kekerasan, maka ketika ada percikan api akan cepat terbakar, dan hangus.

Kenapa saya mengambil topik ini? Karena saya sudah lelah dengan kepalsuan orang-orang yang menganggap diri paling benar di seantaro jagat raya  ini tetapi kelakuan sangat bejat.

Sangat penting bagi saya membahas dasar apakah yang diletakkan dalam diri mereka, dan bangunan apakah yang dibangun diatas pondasi tersebut?
Kenapa banyak orang mudah terbakar ketika ada sesuatu yang menyinggung mereka dan langsung buas seperti singa? Merujuk kepada Kitab  yang saya pelajari dan saya percayai, yaitu Bibel disitu saya temukan semua jawaban. Ternyata yang menjadi penyebab kepalsuan atau ketidak tahan ujian itu adalah dasar kepercayaan dan bangunannya.

Hukum yang pertama dan terutama adalah " Kasihilah Tuhan Elohimmu dengan segenap hatimu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap Akal budimu ; Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Inilah Golden Rule dari kehidupan umat manusia, entah itu beragama atau tidak beragama. Hukum kasih ini hukum universal. Dimana hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dititik beratkan.

Orang tidak mungkin membunuh orang yang tidak sepaham atau tidak sealiran dengan mereka jika  merujuk kepada hukum yang utama dan terutama ini, karena karakter mereka dasarnya adalah kebenaran dan kasih.

Dengan mengacu pada hukum yang pertama dan terutama ini, maka semua orang harusnya bisa memandang bahwa semua manusia itu layak dikasihi sama seperti diri mereka sendiri dan bahwa tidak ada alasan untuk membenci dan membunuh karena perbedaan.

Sebab, apabila ada yang berpikir bahwa dengan perbedaan menjadi alasan bagi mereka untuk menyakiti dan membunuh, sekalipun itu di anggap merupakan ajaran Tuhan, maka seharusnya nalar mereka berpikir kritis, kok ada ya Tuhan yang menghendaki hal demikian, itu kan tidak masuk akal?

Logikanya, kalau Tuhan tidak menghendaki perbedaan, kenapa Tuhan harus menciptakan orang dari golongan dan agama yang berbeda? Seharusnya Tuhan menghentikan kelahiran anak-anak dari golongan yang tidak sepaham  dengannya, toh Tuhan kan tau bahwa kelak ia akan menjadi aliran yang mana atau agama apa?


Atau, yang sudah terlanjur lahir dan berbeda, dia toh sudah menyediakan waktu penghakiman dan neraka sebagai hukuman, kenapa ia tidak menunggu waktu yang di tentukan itu untuk menumpahkan amarahnya?  Dan malah ia memilih memakai tangan-tangan orang untuk melampiaskan kemarahan kepada orang yang tidak menerimanya?  Apakah ia mengingkari hukum-hukum dan melupakan ketetapannya? Bahwasanya ia telah menetapkan suatu hari kelak dimana ia melakukan penghakiman dan penghukuman. kenapa ia melakukan itu sebelum waktunya tiba?
Kenapa tidak memberikan kesempatan bagi orang yang mungkin ingin mengenalnya?
Pernah ada yang berpikir dan mempertanyakan hal-hal diatas?
Inilah alasan kenapa saya ingin tahu dasar apa yang diletakkan orang  dalam kepercayaan itu.

Karena dengan jelas bahwa ajaran yang berasal dari Tuhan hukumnya  " Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tuhan sendiri adalah Kasih, bagaimana mungkin IA mengingkari kedaulatan, kekuasaan dan sifat-Nya yang Maha Kasih dengan menciptakan kekacauan karena menyuruh umat-Nya membenci dan saling membunuh?

Apakah Tuhan kurang kerjaan dengan menciptakan kekacauan dibumi karena perintahnya untuk menyakiti, menteror dan membunuh yang tidak sealiran dan tidak sepaham dengan-Nya sehingga bumi ini menyajikan tontonan yang spektakuler yang membuat kehidupan menjadi horor dan bulu kuduk merinding? Jawab saya tentu tidak.

Jika karena dasar dan bangunannya sudah benar, maka buah yang dihasilkan pun pasti benar.
Berbeda hal, jika hukum sudah dibelokkan, maka hukum universal ini tidak dianggap berlaku bagi semua umat manusia, tetapi hanya berlaku bagi satu golongan saja tak heran banyak terjadi perpecahan dan penumpasan terhadap golongan lain.






Post a Comment for "HUKUM YANG PERTAMA DAN TERUTAMA DALAM KEHIDUPAN MANUSIA"