Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tips Dan Solusi Menghindari Persekusi

Cara menghentikan persekusi

Persekusi menurut KBBI adalah pemburuan sewenang-wenang terhadap seseorang atau sejumlah warga dan disakiti, di persusah, atau ditumpas.

Di media saat ini sedang ramai dibicarakan tentang persekusi. Persekusi bukanlah  hal yang baik dan dibenarkan dilakukan di negeri ini, karena di negara ini semua telah diatur berdasarkan Pancasila dan undang-undang.  Selagi ada undang-undang yang mengatur, orang atau golongan atau kelompok  tertentu  tidak bisa sewenang-wenang memburu lalu menghukum atau menghakimi sendiri , entah itu melakukan kejahatan atau pemberontakan. Hukum harus ditegakkan bagi siapa saja yang melakukan hal tersebut. Karena hal itu telah dianggap sebagai pelanggaran dan pelaku kejahatan terhadap hak asasi manusia.

Hukum diterapkan untuk memberi penghukuman kepada siapa saja yang dianggap sebagai pelaku kejahatan. Berbeda jika hidup di hutan rimba, dimana yang kuat menang atas  yang lemah.  Kita tidak hidup di hutan rimba yang tidak mengenal hukum dan keadilan.Tetapi  hidup ditempat bermartabat dimana dijunjung tinggi hukum dan keberadaban .


Di mata hukum tidak ada  golongan superior dan golongan inferior. Perlakuannya sama. Dalam kapasitas sebagai warga negara, tidak boleh menjugde orang lain dengan sembarangan  apalagi melakukan tindakan persekusi.  Kita ini manusia, maka bertindaklah selayaknya manusia.  Jangan mengadili dan menghakimi dengan ukuran manusia yang mengatakan ini salah atau itu benar  dengan kacamata kita sendiri. Jika seseorang bersalah serahkan kepada hukum , biar hukum yang proses, yang oleh kekuatan hukumlah yang berhak menyatakan itu bersalah atau tidak bersalah.  


Jika kita berfikir kita ini benar, tunjukkanlah kebenaran yang ada di diri kita itu dari perkataan dan tindakan.  Sebab, Kebenaran sejati tidak merugikan orang lain, kebenaran tidak menyakiti orang lain, kebenaran tidak berlaku sewenang-wenang terhadap orang lain, tidak memberikan ancaman kepada nyawa orang lain. Kebenaran selalu menenteramkan hati orang.


Jika kita berpikir bahwa kita sudah benar dan Tunduk kepada Tuhan, maka yang seharusnya kita lakukan adalah :


1. Tunduklah kepada lembaga manusia, kepada raja atau kalau di Indonesia, Presiden, maka tunduklah kepada Presiden  sebagai pemegang kekuasaan tertinggi,  orang-orang yang berkuasa, wali-wali yang diutusnya untuk menghukum orang-orang yang berbuat jahat, dan menghormati orang-orang yang berbuat baik.



Mengapa demikian?
Karena pemerintah adalah perpanjangan tangan Tuhan di bumi ini untuk mengurus, melindungi dan menegakkan hukum-hukum-Nya. Hukum yang mana? Hukum yang mengatur tatanan kehidupan masyarakat secara universal yang tidak memihak kepada orang perorangan atau golongan tertentu.
Penerapan hukum harus secara merata dan menyeluruh demi melindungi dan mengayomi hak-hak asasi dan konstitusional di suatu negara. Oleh hukum ini maka kedaulatan segenap rakyat di jamin.


Sebagaimana pepatah mengatakan : dimana bumi di pijak, disitu langit di junjung. Kita tinggal dan hidup di Indonesia yang menjunjung tinggi Hukum dan kedaulatan, maka tunduklah di bawah hukum yang berlaku. Jadi karena kita tinggal di negara Indonesia , negara hukum  maka  berlakulah sebagai warga Negara yang baik. Dengan begitu orang lain akan melihat bahwa kita tunduk kepada Tuhan. Jadi, orang yang tunduk kepada hukum dan pemerintahan adalah juga orang yang tunduk kepada Tuhannya.



2. Berlakulah setia.

Orang yang menganggap diri sudah benar, orang itu juga harus berlaku setia kepada hukum dan pemerintahan dimana ia tinggal. Orang yang setia, tidak melakukan pemberontakan kepada pemerintah maupun wali-wali-nya. Tidak merencanakan sesuatu yang dapat menghancurkan suatu tatanan kehidupan di sebuah negara atau daerah dimana ia dilindungi. Tetapi ikut serta dalam upaya pembangunan, dan kemajuan. Karena sebenarnya yang terjadi bahwa ketika ia memberontak kepada pemerintah maka ia dengan tidak sadar,  sesungguhnya telah memberontak kepada  Tuhan.

Jika telah mengecap sesuatu yang baik di suatu negeri anda harus berpikir untuk kemajuannya, bukan meruntuhkan. Karena negara  dimana kita bernaung, disitu negara sudah memberikan kita penghidupan serta perlindungan. Oleh sebab itu seharusnya berdoalah untuk kesejahteraan kota dimana kita tinggal, karena kesejahteraan kota adalah kesejahteraan kita juga. Jangan pernah berpikir bahwa kita akan mendapatkan sesuatu yang baik jika kita tidak pernah berbuat apa-apa terhadap negeri  dimana tinggal. Setidaknya jika tidak bisa berbuat apa-apa, janganlah berusaha untuk menghancurkan dengan kepicikan dan kejahatan. Hukum itu selalu bertindak sesuai aturannya. Jika kita merasa bahwa kita kebal hukum, tidak tersentuh oleh hukum, maka masih ada hukum lain yang menanti, hukum alam. Hukum alam masih tetap berlaku dan lebih kejam dari hukum manusia.  Karena apa yang di tabur orang itulah yang akan di tuai. Hukum ini tidak bisa di hancurkan dan ditiadakan dari kehidupan manusia. Maka sadarilah itu


3. Menghormati sesama manusia


Sesama manusia, bukan disebutkan hanya satu golongan saja atau satu ras saja, atau satu suku saja atau satu bangsa saja. Jika kita  mengasihi sesama manusia, itu artinya kita sedang memenuhi hukum universal yang berlaku bagi semua umat manusia. Tidak ada hukum yang menentang hukum Kasih. Karena jika kita menghormati hak asasi manusia, kita sedang menjalankan hukum kasih.


Ingat isi Pancasila, sila 1-5 ? Yang berbunyi :
Sila ke -1  Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ke-2  : Kemanusiaan yang adil dan beradab
Sila ke -3 : Persatuan Indonesia
Sila ke -4 : Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat,  Kebijaksanaan dalam permusyawaratan, perwakilan
Sila ke -5 : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.


Sila pertama menggambarkan bagaimana bangsa ini dibangun dari beberapa kepercayaan seperti yang nyata sebagaimana telah diakui di negara ini. Di Indonesia ada 5 agama yang diakui, itu menandakan bahwa bangsa ini tidak bisa dilepaskan dari campur tangan Tuhan dan tidak bisa dilepaskan dari aliran-aliran agama tersebut. Dengan kita mengakui sila pertama : Ketuhanan yang Maha Esa dengan bersamaan pula semua agama ini bisa menjalankan agama dan ibadahnya sesuai kepercayaan masing-masing. Tanpa intimidasi. Biarkan kelima agama yang diakui ini beribadah kepada Tuhannya.
Apakah kita tahu, bahwa dalam ibadah mereka, mereka  sedang berdoa untuk keselamatan, kemajuan, dah keutuhan bangsa ini?


Orang bisa menjalankan sila ke-2-5 jika orang tersebut sudah memenuhi sila pertama.
Sila ke 2-5 adalah bagaimana hubungan sesama dijamin dalam kehidupan bermasyarakat.
a. memanusiakan manusia
b. bersatu tanpa pandang bulu
c. ramah-tamah dan cinta kasih
d . berlaku adil.


Menghormati sesama, bahwa kita sadar semua orang itu sama baik dihadapan Tuhan maupun di hadapan hukum. Perkara berdosa, atau tidak berdosa, itu bukan hak manusia melakukan penghakiman. Itu mutlak urusan Tuhan. Tugas kita menghormati sesama, sebagai jaminan bagi kita bahwa kita mengasihi Tuhan kita. Bagaimana kita bisa mengatakan , bahwa kita telah mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan, sedangkan kita tidak bisa mengasihi sesama kita yang kelihatan?. Kita bisa berdusta terhadap sesama, tetapi tidak kepada diri sendiri dan Tuhan.  Jika kita menghormati sesama, sebenarnya kita sedang menghormati Tuhan. 



4. Miliki cara hidup yang baik ditengah masyarakat dan bangsa


Orang dapat melihat Perbuatan baik kita, yang dengan perbuatan baik tersebut kita sedang memuliakan Tuhan.  Perbuatan baik yang dimaksud adalah karakter yang dihasilkan dari ibadah yang sesungguhnya. Karena untuk memuliakan Tuhan tidak harus berteriak-teriak di jalan-jalan. Tunjukkanlah melalui perbuatan baik yang lahir dari hati dan di implimentasikan lewat tindakan. Jika tindakan tidak sesuai dengan yang kita gaung-kan orang secara tidak langsung akan menghujat Tuhan yang kita sembah. Kita adalah gambaran yang kita sembah.  Dengan berbuat baik kita dapat membungkam kepicikan orang-orang bodoh dan orang-orang  jahat.



5. Hiduplah dengan merdeka.

Kita tidak perlu menyerahkan diri kepada kejahatan dan kepicikan orang-orang bodoh yang dapat membelenggu kemerdekaan kita. Jaman sekarang ini banyak orang yang hidup dalam kubangan kebodohan sehingga tidak tahu membedakan mana yang baik dan pura-pura baik, mana yang benar dan yang pura-pura benar. Orang sudah mengesampingkan akal sehat dan lebih suka membesarkan emosi daripada membesarkan akal budinya. Sebab oleh Akal sehatlah orang bisa memberikan pertimbangan-pertimbangan dalam dirinya untuk memahami suatu tindakan yang dilakukan benar atau pura-pura benar. Tidak heran di zaman yang serba canggih ini kita sering mendengar istilah sumbu pendek. Emosi yang mudah meledak-ledak.


Kemerdekaan telah  memberikan keleluasaan bagi kita untuk hidup , bekerja, bertindak sesuai akal sehat dan tentu dengan aturan hukum.  Jika kemerdekaan sudah diwariskan bagi kita, tugas kita menjaga dan memelihara kemerdekaan itu dari tangan para pemberontak, pengkhianat, penteror yang tidak suka akan kemerdekaan.
Menurut saya semua manusia yang waras pasti menginginkan kemerdekaan, kecuali bagi orang bodoh dan bebal, karena dalam kebodohan telah menggiring mereka kepada kehancuran.


Camkanlah baik-baik, bahwa kemerdekaan itu tidak semua orang memiliki dan merasakan. Kemerdekaan itu sebuah keberuntungan dimana kita tinggal saat ini. Kita bisa hidup aman, dilindungi, dihormati, dihargai, dikasihi dan lain sebagainya. Janganlah kemerdekaan itu di cemari, jangan pula dipergunakan untuk menyelubungi kejahatan-kejahatan. Dalam hidup tentu ada batasan-batasan, jangan sampai kemerdekaan itu di salah gunakan.



6. Sadari bahwa kita adalah perantau dan pendatang di dunia ini.

Apabila kita menyadari siapakah kita ini, harusnya kita tunduk sebagai pendatang. Sebagai pendatang kita tidak punya apa-apa yang bisa dijadikan sarana untuk menyombongkan diri dan melawan pemerintahan dan hukum-hukum yang ada. Bangsa ini adalah  milik pusaka yang diwariskan oleh generasi pendahulu kita, yang oleh karena perjuangan mereka , kita semua bisa tinggal dan  hidup enak serta aman tenteram.  Kita memiliki segalanya, kekayaan, kehormatan, dan identitas. Itu semua kita dapatkan dari bangsa dimana kita tinggal, INDONESIA RAYA. Sebagai Milik Pusaka, kita harus bersatu untuk menjaga dan merawat lewat ke Bhinnekaan. Karena ketika kita menjaga dan merawat kita sedang mengingat perjuangan para leluhur Bangsa ini yang telah berkorban.


Dengan pertumpahan darah tanah air ini direbut, supaya anak-cucu mereka, yaitu kita-kita ini tidak terlantar di negeri sendiri dan tidak jadi budak di negeri sendiri.  Anda bisa bayangkan itu?

Anda bisa berdiam sejenak...
Pikirkan jika anda tidak merdeka...
Bersyukurlah kita ini memiliki warisan, sehingga tidak perlu mencari suaka seperti yang terjadi di beberapa belahan dunia. Buka mata dan lihat sekelilingmu.



7. Menjaga lidah.

Hidup dan mati dikuasai lidah, siapa suka menggemakannya akan memakan buahnya. Lidah sebagai pohon kehidupan dan pohon kematian. Jika  lidah digunakan untuk membangun orang  maka lidah menjadi pohon kehidupan. Tetapi jika lidah yang dipakai untuk men-fitnah, mencurangi  maka lidah menjadi racun yang menyakiti hati dan yang mematikan. Tidak seorangpun  yang berkuasa menjinakkan lidah, ia adalah sesuatu yang buas yang tak terkuasai dan penuh racun yang mematikan. Betapa banyak orang yang  oleh karena tidak menguasai lidah akhirnya menjadi pedang dan cambuk bagi diri mereka. Oleh lidah, orang menjadi terbelenggu dan terpenjara.

Siapa saja bisa korban jika lidah tidak di kuasai dengan baik. Lidah mengambil peranan penting dalam hidup manusia. Lidah yang selalu tersembunyi dan merupakan  bagian kecil dari tubuh, dapat memunculkan perkara-perkara besar dan menyeret orang kepada kejahatan, pertikaian. Dengan lidah orang menghujat, menghakimi, bersumpah palsu, menyakiti sesama. Dengan lidah juga banyak orang yang menghantar mereka kepada penghukuman. Jaga lidah dengan hati-hati.


Bangsa ini bangsa yang besar, tanpa Ketuhanan yang Maha esa, tanpa kemanusiaan, tanpa persatuan, tanpa musyawarah , ramah tamah, cinta kasih, dan tanpa keadilan, itu tidak mungkin dicapai. Pancasila telah mengikat kita satu kesatuan yang utuh. Pedomani setiap sila-sila dari Pancasila. Lalu, Wariskanlah yang baik bagi generasi ini dan generasi berikutnya, supaya bangsa ini tidak terpecah dan menjadi reruntuhan. Bahwa kehidupan kita belum tamat, masih ada anak-cucu yang akan menerima estafet selanjutnya. Biarkan juga mereka menikmati warisan yang baik yang ditinggalkan nenek moyangnya terdahulu. Salam Persatuan. Salam Bhinneka Tunggal Ika

Post a Comment for "Tips Dan Solusi Menghindari Persekusi"